Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Modul Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Ganjil

Berikut ini merupakan Modul Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Ganjil (KTSP). Bagi Saudara yang membutuhkan modul ini dalam bentuk file pdf.

Cara mendapatkannya sangat mudah, cukup dengan:
1. Subcribe channel basindon di SINI.
2. Konfirmasi melalui WhatsApp
3. Kami akan kirimkan file melalui WA setelah konfirmasi (GRATIS)
Untuk K13, silakan Download Materi Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas 9 Semester 1 dan 2


Berikut ini gambaran Modul Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Ganjil
Dapatkan juga: RPP 1 Halaman Bahasa Indonesia Kelas 9 (K13)  - Semester 1 & 2 (Gratis)
Dialog Interaktif
Pendahuluan
Judul modul Bahasa Indonesia IX.1.1 adalah Dialog Interaktif. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1. menjelaskan pengertian dialog interaktif,                                              
2. menentukan  tema dialog interaktif,
3. mengidentifikasi  pokok-pokok dalam dialog, dan
4. menyimpulkan isi dialog.
Baca dan perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat Belajar!

  
Pengertian Dialog Interaktif
Dalam berbagai acara di radio/televisi sering ditayangkan kegiatan dialog atau wawancara. Ini dimaksudkan agar pendengar/pemirsa dapat menambah informasi dari persoalan yang sedang dibicarakan. Informasi itu akan mudah dipahami bila pendengar/pemirsa mendengarkannya dengan saksama.
Dialog interaktif adalah masalah perbincangan dua orang atau  lebih yang sama-sama aktif membicarakan sesuatu.
Sebagai latihan, cobalah dengarkan dialog berikut ini. Seorang temanmu akan menjadi penanya dan seorang lagi sebagai penjawab.
Penanya
:
“Langkah apa yang dilakukan pemerintah dalam hal mengadakan pupuk?”
Narasumber   
:
“Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah. Pertama, meringankan   input produksinya. Oleh karena itu, saat ini pemerintah melakukan subsidi pupuk dan subsidi benih. Pemerintah juga memberikan bantuan mesin alat pertanian. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi biaya produksi. Akan tetapi, itu saja tidak cukup. Oleh karena itu, supaya petani ini sejahtera, angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian on-farm ini harus dikurangi. Artinya, bahwa usaha pertanian itu jangan hanya bertumpu pada on-farm, harus bercocok tanam, harus usaha agribisnis yang bukan  hanya on-farm. Akan tetapi harus betumpu juga di bidang jasa perdagangan.”
Penanya   
:
“Apakah program itu sudah disosialisasikan?”
Narasumber   
:
”Sudah, kita sudah sosialisasikan program-program pertanian terpadu seperti itu.”
Penanya   
:
”Bagaimana dengan pengembangan sepuluh ribu desa pertanian?”
Narasumber   
:
Program sepuluh ribu desa pertanian bertujuan untuk mengurangi
kemiskinan. Program tersebut dilatarbelakangi oleh pertanian yang makin sempit. Selain itu, akses permodalan petani yang kecil. Jalan keluarnya adalah, harus disediakan lahan yang cukup, itu dengan program reformasi agraria. Jalan keluar kedua yaitu dengan menciptakan lapangan usaha agribisnis di pedesaan. Oleh sebab itu, program kita adalah program pengembangan usaha agribisnis di pedesaan.”

Penentuan Tema Dialog Interaktif
Nah, setelah kamu melihat dan mendengarkan peragaan dialog tersebut, coba tentukan tema dan diskusikan pokok-pokok dalam dialog tersebut. Untuk menentukan tema tentunya kalian harus memahami apa yang dibahas dalam dialog tersebut.
Tema dialog merupakan gagasan yang mendasari sebuah dialog. Tema dialog tersebut yaitu “program pemerintah di bidang pertanian”.

Penentuan Pokok-Pokok Dialog Interaktif
Kemudian, apa pokok-pokok dialog yang dibicarakan ? Untuk menjawab ini kalian harus memahami informasi apa saja yang dibahas dalam dialog tersebut. Cara menentukan Pokok-pokok dialog adalah;
1.      Memusatkan perhatian pada isi informasi.
2.      Mencatat hal penting yang terdapat dalam dialog, dengan mengacu pada  What (apa) yang menjadi pokok dialog, Who (siapa) yang berdialog, Why (mengapa) mereka berdialog, When (kapan) mereka berdialog, Where (dimana) mereka berdialog, dan How (bagaimana) cara mereka berdialog.
3.      Membuat kesimpulan dengan bahasamu sendiri .
Contoh pokok-pokok dialog adalah;
a.      Langkah yang diambil pemerintah dalam rangka program pengadaan pupuk yaitu melakukan subsidi pupuk, subsidi benih, dan memberikan bantuan mesin alat pertanian.
b.      Pemerintah sudah mensosialisasikan program pengadaan pupuk kepada petani.
c.      Program sepuluh ribu desa pertanian bertujuan untuk mengurngi kemiskinan di Indonesia.
d.      Program sepuluh ribu desa juga bertujuan menciptakan lapangan kerja baru.



Menyimpulan Isi Dialog
Nah, setelah kamu menentukan pokok-pokok dialog tersebut, tentukan simpulan isi dialog interaktif dengan bahasamu sendiri
Simpulan adalah pendapat akhir setelah mendengar pokok-pokok dialog yang kita dengarkan.
Contoh simpulan dialog adalah:
Pemerintah melakukan program pengadaan pupuk dengan tujuan untuk mensejahterkan petani. Langkah yang dilakukan pemerintah untuk menunjang program tersebut yaitu memberikan subsidi pupuk, benih, dan memberikan alat pertanian. Selain itu, pemerintah juga mencanangkan program sepuluh ribu desa pertanian. Program tersebut bertujuan untuk mengurangi kemiskinan Indonesia. Program tersebut dilatarbelakangi oleh semakin sempitnya lahan pertanian dan permodalan petani yang relatif kecil. Program sepuluh ribu desa pertanian juga bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja baru.

Tugas Akhir Modul
Berikut ini ada dialog, coba perankan bersama temanmu.Perhatikan dengan baik isi  dialog tersebut!

Kelompok Tani di Desa Tumbuh Mulia Terima Bantuan Mesin Tanam Padi (Rice Transplanter)


Gambar: kabartumbuhmulia.blogspot.co.id


Penanya
:
“Assalamualaikum, selamat siang Pak!”
M. Uzai
:
‘Waalaikumussalam, selamat siang juga.
Penanya
:
Bisa aktivitasnya saya ganggu sebentar saja Pak?
M. Uzai
:
“Oh, silakan. Malahan saya senang sekali.”
Penanya
:
Begini Pak, saya dengar-dengar Bapak telah menerima bantuan mesin penanam padi, apakah benar adanya?
M. Uzai
:
“Betul, kami memang sudah menerima mesin penanam padi atau yang biasa disebut Rice Transplanter.
Penanya
:
"Kapan  mesin pananam padi (Rice Transplanter) ini Bapak terima?"
M. Uzai
:
"5 hari yang lalu, Kamis, 16 Juni 2016."
Penanya

"Bantuan ini dalam bentuk program apa?"
M. Uzai
:
"Ini merupakan bantuan dari pusat lewat APBN-P Kementrian Pertanian, dan Alhamdulillah tanpa Dana sepeserpun."
Penanya
:
“Mengapa pemerintah bersedia memberikan bantuan mesin penanam padi ke kelompok tani di yang Bapak kelola?
M. Uzai
:
“Sebenarnya, kami sudah beberapa kali mendapatkan bantuan pupuk, obat-obatan dan lain sebagainya. Melihat kemajuan Gapoktan di desa Tumbuh Mulia yang semakin meningkat, akhirnya pemerintah pun bersedia memberikan bantuan berupa mesin penanam padi (Rice Transplanter)
Penanya
:
"Apakah mesin canggih ini sudah dicoba dan dipraktikkan?"
M. Uzai
:
"Sudah kami pelatihan dan sekaligus praktik di Gelang. Kalau disini baru mulai persemaian bibit oleh Bapak H. Muallip dan Insyaallah dia yg akan pertama mencobanya."
Penanya
:
“Apa saja kelebihan menggunakan mesin penanam padi ini?”
M. Uzai
:
Mesin penanam padi otomatis atau yang disebut dengan Rice Transplanter adalah mesin penanam bibit padi modern dengan sistem penanaman yang serempak. Selain sistem penanaman yang serempak, biaya penanaman bibit padi yang lebih murah serta proses penanaman yang lebih cepat adalah kelebihan dan keuntungan bagi petani yang menggunakan mesin ini.
Penanya
:
Apa harapan Bapak dengan adanya mesin penanam padi ini?"
M. Uzai
:
"Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan oleh para petani yang berada di naungan Kelompok Tani SENDONG 1 khusunya, dan Desa Tumbuh Mulia pada umumnya."

Penanya
:
"Hambatan apa yang Bapak hadapi dalam mensosialisasiakan mesin ini kepada anggota Poktan dan masyarakat petani lainnya."
M. Uzai
:
"Berdasarkan pantauan kami, memang selama ini masyarakat di sini tidak terlalu tertarik dengan mesin canggih ini, terutama dalam model tanamnya yang menggunakan Jajar Legowo. Sementara para petani di sini masih menganggap jajar legowo kurang efektif."
Penanya
:
Baik, kalau begitu terima kasih atas waktu dan informasi yang Bapak berikan. Semoga Bapak sukses selalu bersama kelompok tani di desa Tumbuh Mulia.”
M. Uzai
:
“Sama-sama.”
            Sumber: kabartumbuhmulia.blogspot.co.id
(diedit seperlunya)

Jawablah pertanyaan berikut ini!
1.      Apa yang menjadi tema dialog interaktif di atas?
2.      Catatlah hal-hal penting yang ada di dalam dialog di atas!
3.      Buatlah simpulan dari dialog di atas!









Mengkritik dan Memuji
Berbagai Karya (Seni atau Produk)

Pendahuluan
Judul modul Bahasa Indonesia IX.1.2 adalah Mengkritik dan Memuji Berbagai Karya/Produk. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1. mampu menjelaskan pengertian mengkrik dan memuji karya (seni/produk)
2. mampu menentukan kekurangan dan keunggulan (seni/produk)
3. mampu mengkritik dan memuji dengan bahasa yang lugas dan santun
Baca dan perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat Belajar!


Pengertian Mengkritik dan Memuji
Mengkritik yaitu memberikan tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya sastra, karya seni, atau pendapat.
Memuji berarti mengagumi, menghargai sesuatu yang dianggap baik, indah, bagus, dan berani.
Memberikan pujian haruslah obyektif dan tidak berlebih-lebihan. Begitu pula dengan kritik yang disampaikan juga harus obyektif.
Kritik yang disampikan harus dengan menggunakan bahasa yang santun serta masuk akal. Alasan tersebut sedapat mungkin dapat diterima oleh semua pihak dengan dada lapang dan senang. Sebaliknya, kritik yang tidak memperhatikan kesantunan dalam berbahasa dapat menyebabkan pihak yang dikritik kecewa, kesal, dan bahkan marah. Oleh karena itu, kritik harus disampaikan dengan bahasa yang santun, disertai alasan yang logis bahkan kalau perlu membantu mencarikan jalan keluarnya.
Apabila yang dikritik atau dipuji itu sebuah produk, misalnya tentang menciptakan aneka kerajinan tangan dari bahan baku rotan, seperti dalam wacana tersebut, terdapat berbagai unsur yang dapat kita komentari. Unsur-unsur itu dapat berkenaan dengan:
1.    inovasi pengrajin,
2.    kondisi ekonomi,
3.    kondisi pasar,
4.    pendapat pengusaha,
5.    bahan baku yang digunakan,
6.    mutunya,
7.    harganya, dan
8.    pemasaran/promosinya.

Langkah-langkah mengkritik suatu karya seni/produk:
1)     mendata kekurangan dan keunggulan karya seni/produk,
2)     menentukan kekurangan dan keunggulan karya seni/produk dengan syarat:
Misalnya:
-       Harus didasari alasan yang masuk akal/logis.
-       Alasan-alasan yang dikemukakan harus diterima oleh akal yang sehat.
Cara  mengkritik dan memuji dengan bahasa yang lugas dan santun bahasa yang santun ditandai oleh:
1)     kosakata yang dipilih tidak menimbulkan konotasi negatif;
2)     tidak menyinggung perasaan orang lain; dan
3)     tidak menggunakan ungkapan jorok, kasar, dan tabu pada masyarakat tertentu.
Contoh pujian:
-     Ukiran kayu tersebut sangat menarik dan benar-benar mewujudkan inspirasi pematung. Orang akan sangat tertarik melihat ukiran tersebut.
-     Patung tersebut sangat menarik karena detail-detail pahatan patung tampak dikerjakan oleh tangan-tangan terampil dan pembuat patung sangat teliti dalam memahat patung terebut.
Contoh kritikan:
-     Ukiran patung memang menarik, tetapi sayangnya dijual dengan harga yang sangat mahal sehingga tidak semua orang dapat memilikinya.
-     Detail-detail patung tersebut sangat bagus, tetapi jauh dari realitas sosial. Hal ini mungkin karena patung tersebut hanya sebagai simbol saja. Ketidaksamaan patung dengan objek yang sebenarnya membuat orang yang melihat berpikir lebih lama mengenai arti dan bentuk patung.

Tugas Akhir Modul
I.       Kerjakan tugas berikut!
1.      Amati sebuah karya (seni atau produk) yang ada di dalam kelasmu, kemudian datalah kelebihan dan kekurangannya!
2.      Setelah kamu mendata kelebihan dan kekurangan karya (seni atau produk) tersebut, berikan tanggapan berupa pujian dan kritikan degan bahasa yang lugas dan santun.
II.      Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.      Pernyataan berupa kritik di bawah ini yang paling baik adalah . . . .
a.   Lukisan itu belum layak dipamerkan karena nama pelukisnya tidak begitu saya kenal.
b.   Tarian para penari itu sangat luar biasa dan saya benar-benar menyukainya.
c.   Patung tersebut sangat halus pahatannya tetapi sayang ada bagian yang kurang proporsional.
d.   Aransemen lagu itu sangat menakjubkan, wajar karena komposernya seorang Addie M.S. gitu loh.
2.      Pernyataan di bawah ini yang merupakan kritik terhadap suatu produk adalah…
a.   Bohlam lampu mudah putus.
b.   Magic jar ini dapat memasak nasi lebih cepat.
c.   Kapasitas lemari es lebih banyak.
d.   Mesin cuci dengan kapasitas banyak, tetapi daya listrik kecil.
3.      Pernyataan berikut yang merupakan kritik terhadap karya sastra yaitu …
a.   Puisi karya Rendra benar-benar menyentuh hati.
b.   Novel itu ceritanya sangat bagus. Namun, karakter dari tiap-tiap tokoh kurang menonjol.
c.   Pementasan drama oleh Teater Bengkel benar-benar memukau.
d.   Perpaduan musik dan pembacaan puisi oleh Rike Diah begitu memukau.
4.      Pujian terhadap karya seni yang tepat yaitu…
a.   Wow, indah nian lukisan itu!
b.   Pahatan patung itu benar-benar kasar.
c.   Ukiran hasil karyamu sungguh mengagumkan.
d.   Pergelaran tari klasik di TMII menarik banyak pengunjung.
5.      Tito dan Rizal melihat pameran lukisan. Tito memuji salah satu lukisan dalam pameran itu.
Kalimat pujian yang sebaiknya diucapkan Tito adalah ....
a.   Saya puas terhadap lukisan ini.
b.   Apakah kamu puas dengan lukisan ini?
c.   Ternyata lukisan ini anonim.
d.   Wah, bagus benar lukisan ini. Pemandangan seolah-olah sama dengan kenyataan.


Melaporkan Berbagai Peristiwa
Pendahuluan
Judul modul Bahasa Indonesia IX.1.3 adalah Melaporkan Berbagai Peristiwa. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1. Mampu mendeskripsikan peristiwa secara rinci
2. Mampu melaporkan berbagai peristiwa dengan kalimat yang jelas
Baca dan perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat Belajar!


Pengertian Laporan
Kamu sering melihat atau mengalami suatu peristiwa. Kamu juga dapat mengetahui peristiwa melalui membaca atau mendengarkan berita. Kemudian kamu dapat  menyapaikan pertistiwa tersebut kepada orang lain.
Melaporkan berarti menyampaikan gambaran, lukisan, atau pertistiwa terjadinya sesuatu.

Cara Menyampaikan Laporan Peristiwa
Cara menyampaikan suatu peristiwa kepada orang lain sebagai berikut.
1.   Menggunakan bahasa yang komunikatif, lugas, dan  santun.
2.   Urutan penyampaian peristiwa disesuaikan dengan urutan pokok-pokok peristiwa.
3.   Isi peristiwa disusun secara lengkap (tidak ada bagian yang terlewati) tanpa  penambahan dan pengurangan.
4.   Menggunakan intonasi yang bervariasi dan suara yang jelas.
5.   Jika perlu, menggunakan alat peraga agar lebih meyakinkan.
Kamu dapat bercerita dengan cara mendeskripsikan peristiwa tersebut. Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Deskripsi peristiwa memuat hal-hal berikut.
1.   Waktu peristiwa terjadi
2.   Tempat terjadinya peristiwa
3.   Proses terjadinya peristiwa
4.   Akibat dari peristiwa
5.   Peristiwa yang terjadi
6.   Orang atau hal yang mengalami peristiwa.

Contoh laporan:
Gambar: kabartumbuhmulia.blogspot.co.id

Acara HUT RI ke 70 di kecamatan Suralaga dimulai kegiatan jalan-jalan sehat (JJS). Acara JJS cukup meriah diikuti oleh seluruh pegawai lembaga pemerintahan dan non-pemerintahan yang ada di wilayah kecamatan Suralaga. Ada sekitar dua ratusan orang yang memenuhi  rute perjalanan JJS pagi Jumat tadi (7/8/2015). Termasuk Camat Suralaga ikut dalam rombongan paling depan sebagai komado kegiatan tersebut.
Acara yang digelar sekali setahun tersebut merupakan wujud kampanye kesehatan. Para perserta pun sangat antusias mengikutinya. Terutama mereka yang jarang-jarang melakukan kegiatan olahraga. Sehingga pada kesempatan itu mereka dapat mengencangkan otot secara beramai-ramai.
Adapun rute JJS yakni dimulai dari kantor camat Suralaga menuju ke utara  dan belok kiri di Simpang menuju desa Paok Lombok. Selanjutnya belok kiri menuju ke Kopong. Di pekuburan Ampan belok kiri lagi menuju ke desa Tumbuh Mulia. Kemudian belok kiri hingga kembali lagi ke Kantor camat.
Contoh Soal :
1.      Peristiwa apa yang dilaporkan?
-        Kegiatan jalan-jalan sehat (JJS) sebagai acara pembuka HUT RI ke 70 di kecamatan Suralaga.
2.      Siapa yang mengalami peristiwa tersebut?
-        Camat Suralaga dan seluruh pegawai lembaga pemerintahan dan non-pemerintahan yang ada di wilayah kecamatan Suralaga.
3.      Kapan peristiwa itu terjadi?
-        Jumat, 7 Agustus 2015
4.      Di mana peristiwa itu terjadi?
-        Di kecamatan Suralaga
5.      Mengapa peristiwa dilaksanakan?
-        Merupakan wujud kampanye kesehatan
6.      Bagaiman peristiwa itu terjadi?
-        JJS tersebut dimulai dari kantor camat Suralaga menuju ke utara  dan belok kiri di Simpang menuju desa Paok Lombok. Selanjutnya belok kiri menuju ke Kopong. Di pekuburan Ampan belok kiri lagi menuju ke desa Tumbuh Mulia. Kemudian belok kiri hingga kembali lagi ke Kantor camat.

Tugas Akhir Modul
I.       Lakukan kegiatan berikut ini!
a.    Buatlah sebuah laporan kejadian yang ada di lingkungan sekitarmu!
b.    Sampaikan laporan kejadian tersebut di depan kelas!

II.      Kerjakan soal-soal di bawah ini!

1.      Hasil Lomba Kebersihan Kelas SMP Harapan Tahun 2009
Juara I Kelas VII A Nilai 389
Juara II Kelas IX C Nilai 386
Juara III Kelas VIII B Nilai 368
Laporan yang tepat berdasarkan data tersebut adalah ...
a.    Hasil lomba kebersihan kelas, SMP Harapan tahun 2009 adalah sebagai berikut. Kelas VII A mendapat juara pertama, kelas IX C juara kedua, dan kelas VIII B juara ketiga. Urutan nilainya adalah 389, 386, dan 368.
b.    Secara berturut-turut hasil kebersihan kelas SMP Harapan tahun 2009 yaitu Kelas VII A mendapat  juara pertama, kelas IX C juara kedua, dan kelas VIII B juara ketiga. Dengan jumlah perolehan nilai 386, 389, dan 368.
c.    Selama lomba kebersihan kelas SMP Harapan tahun 2009 dapat dilaporkan sebagai berikut. Kelas VII A mendapat juara pertama, kelas IX C juara kedua, dan kelas VIII B juara ketiga. Urutan nilainya adalah 386, 368, dan 389.
d.    Hasil lomba kebersihan kelas SMP Harapan tahun 2009 adalah sebagai berikut. Kelas VIII B mendapat juara pertama, kelas IX C juara kedua, dan kelas VII A juara ketiga. Perolehan nilainya adalah 389, 386, dan 368.
2.    (1) Ketika kami turun gunung, hujan salju bertambah lebat.
(2) Sungguh, pengalaman yang tak terlupakan.
(3) Kesempatan yang baik itu, kami abadikan.
(4) Pendakian itu kami lakukan, saat liburan kenaikan kelas.
(5) Maklum baru pertama kali, di sana kami melihat hujan salju.
(6) Perjalanan mendaki gunung tertinggi di Irian Jaya sungguh mengesankan.

Urutan kalimat tersebut yang tepat untuk laporan adalah ...
a. (6), (4), (2), (1), (3), (5)
b. (4), (3), (2), (5), (2), (1)
c. (6), (5), (4), (3), (1), (2)
d. (4), (3), (2), (6), (5), (1)

3.  (1) Terpancar wajah berseri, saat penghuni panti diajak bernyanyi.
(2) Mereka memberi sumbangan dana dan mengadakan hiburan organ     
      tunggal.
(3) Kami berbaur bersama dalam kegembiraan.
(4) Kegiatan itu dipusatkan di Panti Wredatama.
(5) Kegiatan itu berakhir tepat pukul 16.00.
(6) OSIS SMP Bunda melakukan kegiatan bakti sosial.

Urutan kalimat tersebut yang tepat untuk laporan adalah....
a. (6), (4), (2), (1), (3), (5)
b. (4), (3), (2), (5), (2), (1)
c. (6), (5), (4), (3), (1), (2)
d. (4), (3), (2), (6), (5), (1)
3.      Perhatikan paragraf berikut!
Pada tahun 1960, pemerintah menentukan penggunaan tanah seluas 552 hektar sebagai tempat rekreasi. Daerah rekreasi di bagian tengah seluas 137 hektar inilah kemudian terkenal sebagai Taman Impian Jaya Ancol. Untuk melaksanakan pembangunan daerah Ancol, pemerintah membentuk sebuah panitia dan sekaligus menunjuk Gubenur DKI Jakarta sebagai penanggung jawab. Pembangunan dimulai bulan Oktober 1962 oleh Citra Engineering, sebuah perusahaan kontraktor Perancis, dan selesai pada bulan Februari 1966.

Judul yang tepat untuk paragraf laporan tersebut adalah ….
a. Taman Impian Jaya Ancol
b. Pembangunan Taman Impian Jaya Ancol
c. Sejarah Berdirinya Taman Impian Jaya Ancol
d. Silsilah Terbentuknya Taman Impian Jaya Ancol

5.   Perhatikan laporan berikut!
1) Tujuan kegiatan
2) Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
3) Nama dan jenis kegiatan
4) Keuangan atau biaya kegiatan
5) Hasil pelaksanaan kegiatan
6) Kesimpulan dan penutup
Susunan laporan kegiatan yang tepat berdasarkan hal-hal tersebut adalah…
a. 1), 2), 3), 4), 5), 6)
b. 1), 3), 4), 5), 2), 6)
c. 3), 1), 2), 5), 4), 6)
d. 3), 2), 1), 4), 5), 6)




Membedakan Fakta dan Opini
dalam Teks Iklan

Pendahuluan
Judul modul Bahasa Indonesia IX.1.4 adalah Membedakan Fakta dan Opini. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.      Mampu menjelaskan perbedaan fakta dan opini
2.      Mampu menjelaskan pengertian iklan
3.      Mampu mendata fakta yang ada dalam teks iklan
4.      Mampu mendata opini yang ada dalam teks iklan
5.      Mampu membedakan fakta dan opini dalam teks iklan
Baca dan perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat Belajar!


Pengertian Fakta dan Opini
Fakta adalah hal (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kaenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Opini merupakan pikiran, anggapan, buah pemikiran, atau perkiraan.
Fakta berbentuk gambar, foto, data statistik, tabel peristiwa, dan grafik. Adapun opini berupa saran, kritik, harapan, dan nasihat.
Fakta bersifat menunjukkan sedangkan opini bersifat mengharapakan

Pengertian Iklan
Adapun pengertian Iklan adalah pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual dan dipasang melaui media masa. Iklan dapat ditemui di majalah, surat kabar, atau televisi, iklan bertujuan untuk menarik perhatian, mendorong, serta membujuk pihak lain agar memiliki atau memenuhi permintaan yang terdapat dalam iklan tersebut.
Pengertian lain dari  Iklan  ialah promosi barang, jasa,  dan ide yang harus dibayar oleh sebuah sponsor. Pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi secara keseluruhan. Komponen lain dari promosi :
1. publisitas,
2. relasi publik,
3. penjualan,  dan
4.promosi penjualan.
Iklan bertujuan untuk menarik perhatian serta membujuk orang lain agar memiliki atau memenuhi permintaan yang ditawarkan dalam iklan tersebut.
Berdasarkan jenisnya iklan dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1. iklan layanan masyarakat,
2. iklan niaga,dan
3. iklan keluarga.
Perhatikan gambar berikut!
Iklan layanan masyarakat
Iklan niaga
Iklan keluarga

Iklan dapat dibaca dengan membaca intensif. Membaca intensif merupakan kegiatan membaca untuk memahami semua hal yang akan disajikan dalam bacaan. Oleh karena itu, membaca intensif dapat dilakukan dengan cara berikut.
1.   Membaca dengan cermat setiap kalimat dari awal hingga akhir teks.
2.   Mencatat hal-hal yang ingin diketahui.
Contoh:
Setelah mencermati iklan di atas, tentu kamu dapat membedakan antara  kalimat fakta dan opini.
Fakta dalam iklan tersebut adalah:
1. kue gupal kampung terbuat dari rempah- rempah,
2. oleh-oleh khas kota Jombang,
3. tersedia  3 pilihan rasa, original, jahe, madu,dan
4. Griya Indah AA 2 Jombang, jawa Timur Phone (0321) 864285, 3374186.

Opini dalam iklan tersebut adalah:
1. produsen & Grosir Kue Kering Termurah di Indonesia,
2. legit, renyah, gurih,dan
3. DKU ahlinya donat kampung.

Tugas Akhir Modul
I.       Kerjakan tugas berikut!
-       Buatlah sekurang-kurangnya lima kalimat fakta dan lima kalimat opini!

II.      Pilihlah jawaban yang tepat pada soal di bawah ini!
1.    Berikut ini merupakan contoh iklan yang isinya mengandung fakta adalah..
a.    Minum “Singset Putri”' tubuh lebih langsing, kulit mulus bak putri keraton!
b.    Perangi kebodohan dengan cara membaca!
c.    Griya Anggrek Indah, hunian nyaman keluarga bahagia!
d.    Basmi nyamuk dengan “Sorafit”, nyamuk hilang tidur tenang!
2.    Perhatikan iklan berikut!
Hadiri dan Saksikan!!
Pameran dan Bursa Buku
Di Diamond Convention Centre
Tanggal 8-13 Novemeber 2008
Tersedia Berbagai Macam Buku
Harga Paling Murah
Koleksi Buku Lengkap
Harga Diskon

Fakta yang terdapat dalam penggalan iklan tersebut adalah..
a.    pameran dan bursa buku di Diamond Convention Centre
b.    semua merek ada di sini
c.    harga paling murah
d.    kualitas terjamin

3.    Perhatikan potongan iklan berikut!
Direktur dan Segenap Staf
RSUD Ulin Banjarmasin
Mengucapkan
Selamat dan Sukses
Atas Terpilihnya Bapak Suhastono
Sebagai Bupati Tabalong
Semoga berhasil menjadikan Kabupaten Tabalong sebagai pusat agrobisnis
Opini yang terdapat dalam penggalan iklan tersebut adalah . . . .
a.      Direktur dan Segenap Staf RSUD Ulin Banjarmasin mengucapkan Selamat dan Sukses.
b.       Terpilihnya Bapak Suhastono sebagai bupati.
c.      Direktur RSUD Ulin Banjarmasin mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Terpilihnya Bapak Suhastono sebagai bupati.
d.      Semoga berhasil menjadikan Kabupaten Tabalong sebagai pusat agrobisnis.

4.    Perhatikan iklan berikut !
(1) Belajar lebih atraktif sangat menyenangkan .
(2) Telah hadir VCD pembelajaran
(3) Harga sesuai kualitas
(4) Tersedia di PT Sinar Terang telepon 021-464646.
Kalimat fakta pada iklan tersebut ditandai nomor
……
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (3)
c. (2) dan (4)
d. (3) dan(4)

5.  Bacalah teks iklan berikut !
(1) Radio akan tetap jaya meski teknologinya dianggap lama. (2) Musik, pendidikan, politik, bahkan curhat bisa anda dapatkan melalui radio. (3)  Meski selalu muncul teknologi baru, radio tetap bikin keluarga semakin seru. (4) Jika terganggu penglihatan anda, radio adalah solusinya.

Maksud isi kalimat (4) tersebut adalah ….
a.    radio khusus diperuntukkan bagi orang buta saja
b.    radio sangat cocok dengan orang yang terganggu pendengarannya
c.    orang yang terganggu penglihatan tetap mendapat informasi melalui radio
d.    informasi penting tentang musik, pendidikan dapat diperoleh melalui radio



Indeks Buku
Pendahuluan
Judul modul Bahasa Indonesia IX.1.5 adalah Membaca Indeks Buku. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.      Mampu menemukan kata dalam buku yang dirujuk dalam indeks
2.      Mampu menemukan informasi dengan panduan indeks
Baca dan perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat Belajar!



Pengertian Indeks Buku
Indeks merupakan daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku cetakan, Indeks terletak pada bagian akhir buku. Indeks tersusun menurut abjad-abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah ditemukan. Indeks dapat berupa kata, frasa, nama orang, judul buku, ataupun istilah.
Membaca indeks dapat dilakukan dengan cara membaca sekilas. Membaca sekilas indeks dilakukan dengan cara langsung mencari kata yang hendak dicari informasinya dalam daftar indeks. Di sisi kata atau istilah yang hendak dicari pasti ada nomor halaman-halaman yang memuat informasi tentang istilah atau kata tersebut.
Bagian-Bagian Indek Buku
1.      Indeks nama (pengarang), merupakan susunan atau kumpulan nama-nama orang dalam sebuah indeks. Baca juga artikel aturan penulisan indeks pengarang.
2.      Indeks topik (subjek/istilah), merupakan kumpulan subjek atau istilah yang disusun berdasarkan abjad yang istilah tersebut berada dalam buku atau bersangkutan dengan isi buku tersebut. Dalam sebuah buku geografi, indeks topik yang ada biasanya adalah istilah-istilah yang ada kaitannya dengan ilmu geografi.
3.      Perincian indeks topik, merupakan istilah-istilah atau subjek yang ada kaitannya dengan subjek yang ada dalam sebuah indeks topik.
4.      Nomor halaman, merupakan bagian indeks buku yang bertuliskan nomor-nomor halaman dimana sebuah sebuah istilah itu berada.

Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar : www.materikelas.com
Contoh indeks buku:
kontrastif, 204, 205                                         restriktif, 380
kualitatif, 204                                       sebagian, 379
kuantitaif, 204                                                 takmewatasi, 380
limitatif, 204                                                     takrestriktif, 380
pembuka wacana, 208                                   artikula, 306-308
tidak berdampingan, 202                                gelar, 307
tunggal, 199, 209                                            makna kelompok, 307
adversatif, 148                                                menominalkan, 308
afiks, 32                                                          artikulasi, 51, 67
asing, 190, 223                                    artikulator, 51
gabungan, 120, 143, 222, 233,343                 atribut, 335, 337
nominal, 222                                                   awalan lihat prefiks
verbal, 103                                                      bahasa asing, 23
afikasasi, 119-120, 159, 220                           bahasa baku, 13, 15
afiksasi nol, 195                                              bahasa daerah, 2, 22
afrikat palatal, 70                                            bahasa ibu, 1
ajakan, 356                                                     bahasa pertama, 1
akhiran lihat sufiks                                          bahasa indonesia
akronim, 122                                                   bahasa kedua, 1
aksen, 4, 84, 86                                              baku, 11, 13, 16
alat ucap, 47                                                   konsonan, 66
alofon, 26, 27, 53, 60, 72                                pembakuan, 11
alomorf,                                                           penutur, 1, 4
peng-, 226, 227                                   persebaran, 2
peng- -an, 230                                     ragam, 3
per-, 222                                                          tata bahasa, 18
- -wan/-wati, 236                                             tata bunyi, 56
alveolar, 51, 68, 69, 70, 71                             diasistem, 57
anafora, 44, 417, 430                          yang baik dan benar, 9, 20
analogi, 31, 228                                               bahasa nasional, 15, 23
anteseden, 417                                               bahasa nusantara purba, 3
aposisi, 248, 378, 381                                     bahasa resmi, 22
mewatasi, 380                                                 bahasa tona, 55
penuh, 379                                                      benefaktif, 345


Tugas Akhir Modul
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.      Perhatikan kutipan indeks buku berikut!
Bachri, Sutardji Calzoum 18, 54, 63, 65, 72, 77, 93, 126, 138, 183, 184, 186, 189
Bachtiar, Toto Sudarto 26, 35, 61, 121, 132, 247
Ballada 31, 135
Orang Tercinta 31, 35, 78, 111, 164, 172
Sumilah 46, 80, 81, 230
Terbunuhnya Atmo Karpo 46, 79, 91, 111
B. Y, Tand 46

Informasi yang dapat kita peroleh di halaman 138 adalah . . . .
a.    Sutardji Calzoum Bachri
b.    Sumilah
c.    Toto Sudarto Bachtiar
d.    Terbunuhnya Atmo Karpo
2.      Perhatikan kutipan indeks buku berikut!
Agusta, Leon 307
Ayatrohaedi 52, 67
Aku 41, 59, 70, 212
Alegori 135, 144,
Alisjahbana, Sutan Takdir 58, 212
Aliran 32, 47
ekspresionisme 40-43
imajis 46-47
impresionisme 42-47
naturalisme 32
realisme sosial 38, 40
romantik 32-35
Amuk 185, 186, 190, 194, 195
Pernyataan yang benar berdasarkan kutipan indeks di atas adalah . . . .
a.    Indeks tersebut hanya memuat informasi tentang pengarang
b.    Informasi tentang puisi Aku karya Chairil Anwar ada pada halaman 41, 59, 71,141
c.    Informasi tentang Leon Agusta dapat ditemukan pada halaman 207
d.    Informasi tentang alira-aliran dalam penulisan puisi dapat ditemukan pada sejumlah halaman.

3.      Bacalah indeks buku di bawah ini!
anafora, 44, 417, 430
analogi, 31, 228
anteseden, 417
bahasa nasional, 15, 23
bahasa nusantara purba, 3

Pernyataan yang tidak sesuai dengan indeks di atas adalah ….
a.   Di halaman 23  terdapat istilah bahasa nusantara purba
b.   Kata anafora dapat ditemukan di halaman 417
c.   Di halaman 31 dan 228 terdapat istilah analogi
d.   Di halaman 417 dapat kita temukan istilah anteseden

4.      Bacalah indeks pengarang di bawah ini!
Harrison, George 2: 41
Harrison, John 11: 20
Harry Aveling 1: 112
Harry Roesli 7: 79
Hartojo Andangdjaja 8: 130; 10: 18
Hartowardoyo, Haryadi Sulaeman 1: 91

Pernyataan yang tidak tepat berdasarkan indeks pengarang di atas adalah ….
a.    Informasi tentang pengarang Hartoyo Andangdjaja dapat kita cari pada ensiklopedi jilid 8 halaman 130 dan ensiklopedi jilid 10 halaman 18
b.    Informasi tentang Harry Roesli dapat kita cari di ensiklopedi halaman 7 dan halaman 79
c.    Informasi tentang George Horrison dapat kita temukan di ensikloipedi jilid 2 di halaman 41
d.    Di halaman 20  ensiklopedi jilid 11 dapat kita temukan informasi tentang John Horrison

5.      Perhatikan indeks berikut!
adaptasi, 6
bazar, 6
denotasi, 4

Angka 6 yang tertulis di belakang kata bazar pada daftar indeks tersebut menunjukkan ...
a.    Nomor halaman tempat kata itu dapat ditemukan
b.    Jumlah halaman buku tempat kata ditemukan
c.    Urutan kata pada daftar indeks
d.    Nomor catatan kaki pada buku




Menulis Iklan Baris
Pendahuluan
Judul modul Bahasa Indonesia IX.1.6 adalah Menulis Iklan. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.      Mampu menentukan objek yang diiklankan
2.      Mampu menyingkat kata-kata sesuai dengan kebiasaan iklan baris
3.      Mampu menulis iklan baris dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas
4.      Mampu menyunting iklan baris
Baca dan perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat Belajar!



Pengertian Iklan Baris
Iklan baris merupakan iklan yang hanya terdiri atas beberapa baris dan biasanya dimuat di surat kabar. Gaya penulisan iklan baris jarang ditulis dengan lengkap karena da aturan-aturan yang mengatur batasan panjang pendeknya sebuah iklan baris.
Aturan yang disepakati secara umum yaitu iklan baris terpendek minimal dua baris dan panjang maksimal sepuluh baris. Oleh karena itu, dalam iklan baris terdapat penyingkatan kata yang lazim.

Kriteria iklan baris
a.      Bersifat komunikatif
Komunikatif berarti maksud yang terkandung dalam iklan tersebut langsung bisa ditangkap oleh pembaca. Pembaca tidak merasa kebingungan atau tidak paham terhadap istilah atau kata atau singkatan yang ada dalam iklan tersebut.
b.      Singkat
Syarat singkat dalam penulisan iklan baris di surat kabar terutama berkaitan dengan penghematan biaya. Untuk mewujudkan  penulisan iklan yang singkat dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu dengan hanya menggunakan kata-kata yang memang amat penting saja dan dengan menggunakan singkatan.
c.      Lengkap
Penggertian lengkap di sini mencakupi tersedianya informasi yang dibutuhkan oleh pembaca iklan.
Unsur-unsur yang harus ada dalam iklan baris lowongan pekerjaan:
(1)    Jenis lowongan,
(2)    Kriteria sumber daya manusia yang dibutuhkan,
(3)    Alamat pemasang iklan,
(4)    Batas waktu pelamar,
(5)    Hak yang akan diperoleh pelamar yang diterima.
Sedangkan Unsur-unsur yang harus tercantum dalam penulisan iklan baris jenis jual beli atau penawaran barang/jasa adalah:
(1)    Barang atau jasa yang ditawarkan,
(2)    Kondisi barang
(3)    Alamat, serta
(4)    Harga barang.
Singkatan dalam Iklan Baris
Perhatikan beberapa daftar singkatan yang sering dipergunakan dalam menulis iklan baris.
No.
Singkatan

Kepanjangan

1.
Cpt
Cepat
2.
RMH
Rumah
3.
LT
Luas Tanah
4.
LB
Luas Bangunan
5.
TU
Tempat Usaha
6.
Gdng
Gudang
7.
SHM
Sertifikat Hak Milik
8.
Lt
Lantai
9.
Bb bjr
Bebas banjir
10.
Dkt kota
Dekat kota
11.
Mrh
Murah
12.
Py Spd Mtr
Punya sepeda motor
13.
Pnpln
Penampilan
14.
Lmr
Lamaran
15.
Krdt
Kredit
16.
Dtg
Datang
17.
Kav
Kavling
18.
HM
Hak Milik
19.
TNH
Tanah
20.
Ng
Nego
21.
Sgr
Segera
22.
Hrg
Harga
23.
Lht
Lihat
24.
Ltr blk
Latar belakang
25.
Mnrk
Menarik
26.
Krm
Kirim
27.
ISTW
Istimewa
28.
Diktrk
Dikontrakkan
29.
Kmr
Kamar
30.
Lngkp
Lengkap
31.
Strgs
Strategis
                         
Contoh penulisan iklan baris:
DICARI agen pupuk organik kualitas tinggi, stok byk utk slrh wil ind. mdl kcil, untung 20-30% + bns pnjualn. Hub: hayi 087763157041
Cara membacanya yaitu:
Dicari sebuah agen pupuk organik. Pupuk organik tersebut memiliki kualitas tinggi. Jumlah pupuk organik tersebut sangat banyak sehingga membutuhkan agen yang banyak pula. Agen yang dibutuhkan untuk seluruh Indonesia. Modal yang diperlukan  untuk menjadi agen sangat kecil. Keuntungan yang dicapai untuk menjadi agen sebanyak 20-30% ditambah bonus dari setiap penjualan. Jika Anda berminat menjadi agen, hubungi Hayi dengan nomor HP : 087763157041

Tugas Akhir Modul
I.       Deskripsikan iklan baris di bawan ini menjadi sebuah kalimat yang lengkap!

a.    Dijual Kawasaki Ninja, mrh, thn 2010, msin bgus, kndisi mlus tnpa ccat, srt lngkp, stnk pjng, hrg 15 jt. Hub : 0734 12345
b.    Rumah Dijual : Bandar Lampung. Jln ry Imam Bonjol, no. 4, lt/lb. 150/46, 4 kmr tdr, 2 kmr mndi, 1 rt, 1 dpur, SHM. Hrga : 100 jta. Hub : 09867890123

II.      Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.      Haikal mempunyai rumah baru dengan luas tanah 146 m2 dan luas bangunan 125 m2. Rumah tersebut terdiri atas 4 kamar tidur, 3 kamar mandi, ber-AC, terdapat telepon, pemanas, kitset. Lokasi rumah di Jln. Permata Indah 2B, Tanjung. Haikal ingin cepat menjual rumah tersebut dengan harga Rp450.000.000,00. Calon pembeli yang berminat diharapkan menghubungi Haikal di Jalan Belimbing Raya RT 1, Tanjung, dengan nomor HP 08571123456.
Iklan baris yang tepat untuk ilustrasi tersebut adalah…
a.    Dijual cepat rumah baru lt/lb 146/125 m2, 4Kt, 3 Kmd, full Ac, Tlp, pemnas, kitset. Jln.Permata Indah 2B Tanjung H.450Jt,peminat harap menghubungi Haikal Ph.08571123456.
b.    Dijual cepat rumah baru lt/lb 146/125 m2, 4 kamar tidur, 3 kamar mandi, full Ac, telepon, pemanas, kitset, lokasi: Jln.Permata Indah 2B Tanjung H.450Jt. Peminat harap menghubungi Haikal Ph. 08571123456.
c.    Jual cpt rumh br lt/lb 146/125 m2, 4 Kt, 3 Kmd, Full AC, Tlp, pemanas, kitset, Jln. Permata Indah 2B Tanjung H. 450 Jt, Peminat segera hubungi Haikal Ph. 08571123456.
d.    Jual cpt rmh br lt/lb 146/125 m2, 4 Kt, 4 Kmd, full Ac, Tlp, pemanas, kitset, Jln. Permata Indah 2B Tanjung H. 450 Jt, hub. Ph.08571123456.
2.      Perhatikan potongan iklan baris berikut!
Buku “Misteri Nama”: Raih sukses kehidupan dengan pilih nama baik sesuai rumus Pythagoras Rp18 ribu TB Gramedia & Jkt Book Center Kalibata Mal
Penjelasan yang tepat untuk isi iklan tersebut adalah . . . .
a.    Buku tentang misteri kehidupan manusia dijual di Jakarta Book dengan harga murah.
b.    Toko Buku Gramedia dan pusat perbelanjaan Kalibata menjual buku misteri dengan rumus Pythagoras.
c.    Buku seharga Rp18.000,00 dijual di Kalibata Mal Jakarta untuk meraih sukses misteri kehidupan.
d.    Toko buku Gramedia menjual buku cara memilih nama baik sesuai rumus Pythagoras seharga Rp18.000,00.
3.      Hardiman akan menjual rumah dan tanah. Lokasinya strategis, yakni di Jalan Cendrawasih Nomor 26 RT 3 Bengkulu. Luas rumah dan tanah 595 m2. Harga dapat dirundingkan. Masyarakat yang berminat dipersilakan menghubungi nomor 085267682043.
Kalimat iklan baris yang efektif dan sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah ...
a.    Dijual rumah dan tanah yang luas
Hubungi kami 085267682043
Jln. Cendrawasih No 26 RT3 Bengkulu
luas seluruh 595 m2. Harga 400 juta
Yang mau membeli silakan
b.     Dijual rumah dan tanah
Lokasi strategis Jln. Cendrawasih
No. 26 RT 3 Bengkulu, luas 595 m2
Hrg. damai. Hub. 085267682043
c.    jual rumah dan tanah harga 400 juta
hubungi kami 085267682043
lokasi sangat strategis
boleh beli, boleh tidak, yang mau beli silakan
d.    Lokasi strategis, jual rumah dan tanah
harga silakan berdamai
yang tidak berminat tidak apa-apa
Yang berminat hubungi kami di 085267682043
4.      Perhatikan iklan berikut!
Dicr: staff Akt Wnt, Meng. Lap. Keuangan. Min. SMA Plus/D3, Bs Comp, Usia max.30th. Dtg lsg&Bw CV Ke: Jl. Kalibata Selatan No. 16, Pasar Minggu (Depan Gedung Tranka)
Pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan iklan di atas adalah . . .
a.    Pekerjaan yang ditawarkan dalam iklan di atas adalah staf akuntan.
b.    Orang yang berhak mengisi lowongan tersebut adalah wanita yang mengerti laporan keuangan
c.    Orang yang berhak mengisi lowongan tersebut adalah wanita dengan pendidikan terakhir SMA Plus atau D3.
d.    Orang yang dapat mengisi lowongan tersebut adalah lulusan D3 dan usia minimal 28 tahun.
5.      Perhatikan iklan berikut!
DICARI
Asisten Apoteker (AA) Llsn Farmasi, Berpengalaman/ blm untuk Apotek di Keling Jepara. Hub: Ambar HP: 085249380532
Iklan di atas termasuk iklan . . .
a. layanan masyarakat
b. undangan
c. pemberitahuan
d. permintaan


Meresensi Buku Pengetahuan
Pendahuluan
Judul modul Bahasa Indonesia IX.1.7 adalah Meresensi Buku Pengetahuan. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.      Mampu mengidentifikasi bentuk fisik dan isi buku serta menunjukkan kelebihan serta kekurangannya.
2.      Mampu merangkum isi buku.
3.      Mampu menuliskan pendapat pribadi sebagai tanggapan atas isi buku.
Baca dan perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat Belajar!

Pengertian Resensi
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengulas sesuatu. Misalnya mengulas berita yang dimuat  pada  surat kabar atau  media elektronik.
Secara leksikal mengulas mengandung arti:
(1) menyambung,
(2) menolong, membantu,
(3) menambahkan hal  yang kurang, dan
(4) menguraikan atau mengupas sesuatu peristiwa, mengupas, memberi komentar.

Ulasan dapat berarti komentar, kupasan atau tafsiran.
Materi kali ini akan membahas tentang resensi buku. Kamu dapat membaca hasil resensi buku  yang dimuat dalam surat kabar dan majalah. Biasanya, resensi dimuat pada surat kabar  yang terbit pada hari  Sabtu atau Minggu.
Kamu sudah sering membaca  resensi buku cerita, novel,  atau buku populer  pada surat kabar atau majalah? Dengan membaca resensi sebuah buku tentu kamu menjadi lebih memahami isi buku tersebut. Setelah memahami tentu Kamu akan mempertimbangkan apakah akan membeli buku tersebut atau tidak.
Apa yang dimaksud dengan resensi?
Pertimbangan atau perbincangan terhadap suatu buku. Perbincangan yang dimaksud adalah tulisan yang dimuat di dalam surat kabar atau majalah yang berisi penilaian tentang kelebihan dan kelemahan sebuah buku, menarik atau tidaknya tema isi buku, kritikan, dan dorongan khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca, dimiliki atau dibeli.
Apa tujuan  melakukan resensi?
Resensi dilakukan untuk menginformasikan tentang:
1.      Kelayakan atau tidak buku tersebut untuk dibaca.
2.      Rekomendasi kepada pembaca untuk :membaca buku tersebut, membeli, memperingatkan agar hati-hati , atau melarang  membeli buku tersebut.
3.      Pangsa pasar dari sebuah buku yang diterbitkan.
4.      Kelemahan dan kelebihan buku yang diterbitkan.
Dimana kamu dapat mengetahui tujuan penulis menulis resensi?
Tujuan penulis dapat diketahui dari kata pendahuluan atau sekapur sirih yang ada di dalam buku.

Bagian-Bagian Resensi
Apa saja yang harus ada di dalam resensi?
1.      bagian pendahuluan
2.      isi
3.      penutup

1.      Bagian Pendahuluan berisi identitas atau  karakterisitik fisik dari sebuah buku yang diresensi.          
Bagian pendahuluan resensi berisi  informasi objektif tentang identitas buku, meliputi :
a.    judul atau nama buku,
b.    penulis dan penyunting (kalau ada),
c.    penerbit,
d.    tahun terbit,
e.    cetakan ke-,dan
f.     tebal buku.

2.      Bagian isi
Baca isi buku dengan cermat. Lalu identifikasikan hal-hal yang akan diresensi, seperti :
a.    ulasan tentang tema atau judul,
b.    paparan singkat tentang isi buku atau gambaran secara keseluruhan terhadap isi buku,
c.    adakah informasi tentang latar belakang penulisan,
d.    adakah informasi tentang tujuan penulisan buku,
e.     adakah ulasan tentang gaya  penulisan,
f.     adakah perbandingan dengan buku  lain yang  temanya sejenis,dan
g.    adakah ulasan dengan buku lain dari pengarang yang sama.


3.      Bagian Penutup
a.    Memberikan penilaian terhadap kualitas isi buku secara keseluruhan.
b.    Menilai kelebihan dan kekurangtan buku.
c.    Memberikan kritik atau saran  kepada penulis dan penerbit, misalnya penyuntingan, cover sampul, dan perwajahan.
d.    Memberikan pertimbangan kepada pembaca tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca atau dimiliki atau dibeli.

(Lakukan pelatihan dalam kelompok. Setiap anggota kelompok membahas  atau sediakan satu buku yang akan diresensi.)
Contoh Resensi Buku
1.   Identitas buku
Judul buku  : Hujan Kepagian
Pengarang  : Nugroho Notosusanto
Penerbit                  : Balai Pustaka
Tahun Terbit           : 2011
Jumlah Halaman    : vi+62 halaman
2.  Pembuka Resensi
Kumpulan cerpen Hujan Kepagian terdiri atas 6 buah cerita. Cerpen tersebut mengisahkan tentang kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Perlu diketahui bahwa tidak banyak karya sastra menampilkan kisah-kisah di revolusi, yang kisahnya dialami sendiri oleh pengarangnya. Perang yang diceritakan dalam cerpen tidak hanya dilihat dari sudut peristiwa yang berkaitan dengan tindakan-tindakan serba heroik para pelakunya. Dalam buku Hujan Kepagian ini juga bisa dilihat banyak sisi yang lebih manusiawi. Pengarangnya sendiri juga terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan saat menjadi anggota tentara pelajar.
2.   Jenis Buku
Pada buku Hujan Kepagian merupakan cerita nonfiksi karena pengarang mengisahkan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan yang telah dialami oleh pengarang itu sendiri.
3.   Keunggulan Isi Buku
-          Organisasi Buku :
Pengalaman-pengalaman selama revolusi ini sangat menarik. Dalam buku ini antara satu  peristiwa dengan peristiwa lainnya terdapat keterkaitan sehingga mampu menarik pembaca.
-          Isi Buku :
Dilihat dari isinya ceritanya sangat unik, menarik sehingga layak untuk dibaca.
-          Bahasa :
Dilihat dari segi bahasa yang digunakan pengarang sederhana, akan tetapi memikat. Kalimat- kalimat dalam paragraf disusun secara runtut sehingga mudah dipahami.
5.  Kelemahan Isi Buku
Kelemahan buku ini adalah kebiasaan pengarang menggunakan beberapa kosakata Belanda,sehingga pembaca kurang memahami arti kata tersebut.
6.  Nilai Buku
Hal yang perlu kita petik dari buku kumpulan cerpen ini adalah hendaklah kita berjuang dengan hati yang suci dan tulus. Kita berjuang dengan hati yang tulus untuk mempertahankan kehidupan bernegara dan berbangsa Indonesia.

Kesimpulan : Buku kumpulan cerpen “Hujan Kepagian” ini cukup menarik, karena buku ini menceritakan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Dan hanya sedikit karya sastra yang menampilkan kisah-kisah di sekitar revolusi yang dialami oleh si pengarang. Selain itu,  buku ini juga memilliki amanat yang mengajak kita generasi muda untuk tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa ini dan selalu berbuat baik.
Identitas peresensi: Ni Luh Junia Purnami

Tugas Akhir Modul
I.       Berlatihlah membuat sebuah resensi buku. Gunakan salah satu buku yang ada di perpustakaan sekolahmu sebagai bahan buku yang diresensi!
II.      Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1.      Berikut ini hal yang tidak perlu diperhatikan dalam meresensi buku.
a.    judul buku                                                         c. penerbit buku
b.    biografi penulis buku                                        d. ringkasan buku
2.      Bacalah paragraf berikut untuk menjawab soal nomor 2 dan 3!
Setidaknya buku ini bisa menjadi sebuah pedoman praktis bagi para pengajar di sekolah dalam rangka membuat kelas menjadi hidup dan penuh warna, serta belajar dapat dianggap oleh para murid sebagai hal yang menyenangkan. Hanya saja ada yang sedikit mengganggu yakni pada tampilan buku itu sendiri yang kelihatan belum digarap secara cukup baik. Terbukti masih terlalu banyak "pesan sponsor" dalam bentuk berbagai kata pengantar, juga sampul buku yang sangat terkesan seadanya sehingga kurang "mencuri" perhatian orang yang melihatnya.

Paragraf di atas merupakan contoh  bagian … resensi.
a.   pembuka                                                       c. pendahuluan
b.   penutup                                                         d. isi
3.      Kalimat yang menunjukkan kelemahan dari buku yang diresensi dalam kutipan resensi di atas adalah ...
a.    Buku ini bisa menjadi sebuah pedoman praktis bagi para pengajar.
b.    Buku ini bisa menjadi pedoman guru untuk membuat kelas menjadi hidup dan penuh warna.
c.    Belajar dapat dianggap murid sebagai hal yang menyenangkan.
d.    Tampilan buku itu kelihatannya belum digarap secara cukup baik.

4.      Bacalah penggalan resensi di bawah ini!
Buku Jurnalistik Teori dan Praktik ini adalah perpaduan teori dan praktik. Hal-hal teoritik yang dibahas dalam buku ini mempunyai hubungan dengan dunia jurnalistik saat ini sehingga berguna untuk mengukur berhasil atau tidaknya suatu praktik. Hal ini dikarenakan menilai suatu kenyataan atau realitas, dapat dilakukan jika kenyataan itu sesuai dengan teori yang dikemukakan.

Penggalan resensi tersebut mengemukakan….
a.   Identitas buku                                     c. ringkasan isi buku
b.   Seluk beluk buku                                           d. keunggulan bahasa buku
5.      Bacalah  penggalan resensi di bawah ini!
             SEKOLAH SUDAH MATI
Judul Buku               : Sekolah itu Candu
Penulis                      : Roem Topatimasang
Penerbit                    : Insist Press Yogyakarta
Cetakan                    : Pertama, Juli 2007
Jumlah halaman      : 178 halaman

Penggalan resensi di atas merupakan bagian … resensi.
a.   pendahuluan/identitas                                    c. penutup
b.   isi                                                                    d. pengantar





Menyunting Karangan
Pendahuluan
Judul modul Bahasa Indonesia IX.1.8 adalah Menyunting Karangan. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.    Mampu menemukan kesalahan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana.
2.    Mampu memperbaiki kesalahan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana.
Baca dan perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.

Selamat Belajar!

 
Pengertian Menyunting
Menyunting dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya menyiapkan naskah siap untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, atau pilihan kata, dan struktur kalimat). Dari definisi tersebut dapat terkandung pengertian bahwa menyunting adalah kegiatan memeriksa dan memperbaiki naskah.
Menyunting dapat dilakukan  dengan meperhatikan hal-hal di bawah ini.
1.      Ketepatan penulisan huruf, kata, lambang bilangan, serta ketepatan penggunaan tanda baca.
2.      Ketepatan penggunaan kata-kata untuk mengungkapkan suatu maksud sesuai dengan situasi dan kondisi.
3.      Keefektifan kalimat untuk mewakili gagasan atau perasaan penulis yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Syarat kalimat efektif sebagai berikut.
-       Logis, apabila makna kalimat dapat diterima oleh jalan pikiran atau akal sehat manusia.
-       Hemat apabila kalimat yang disusun tidak menggunakan kata secara berlebihan.
-       Padu, apabila hubungan antarunsur dalam kalimat tidak teranggu.
4.      Struktur kalimat yang baik harus mengandung unsur S – P (subjek – predikat). Akan tetapi, dalam hal-hal tertentu, bisa digunakan kalimat tidak lengkap.
5.      Kepaduan paragraf.
Syarat paragraf padu sebagai berikut.
-          Kelengkapan. Sebuah paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat penjelas, kecuali paragraf tersebut  paragaraf narasi atau paragraf deskripsi.
-          Kesatuan, sebuah paragraf memiliki gagasan pokok yang tersirat pada kalimat utama.
-          Urutan kalimat. Kalimat-kalimat disusun secara runtut sesuai dengan urutan jalan pikiran (deduktif, induktif, deduktif-induktif) maupun sesuai dengan urutan kejadian (narasi atau deskripsi).
-          Koherensi. Hubungan antar kalimat jelas sehingga gagasan dapat tergambar secara padu.

Langkah-Langkah dalam Menyunting Karangan
Berdasarkan hal tersebut, menyunting dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut.
1.      Membaca kalimat demi kalimat untuk menemukan kesalahan penggunaan ejaan, pemilihan kata atau pola kalimat.
2.      Membetulkan kesalahan ejaan, mengganti kata yang tidak tepat, dan memperbaiki kalimat yang tidak tepat.
3.      Membetulkan kalimat dapat dilakukan dengan cara;
-       Menambah kata;
-       Mengganti kata;
-       Mengurangi kata;
-       Mengubah susunan kata dalam kalimat tersebut sehingga menjadi kalimat yang baku
4.      Memeriksa keterpaduan paragraf untuk menemukan kesalahan.
5.      Memperbaiki kesalahan paragraf dengan cara:
-       Membuang kalimat yang tidak padu;
-       Mengganti kalimat yang tidak padu dengan kalimat yang padu, serta
-       Menambahkan kalimat agar paragraf tersebut menjadi runtut.
6.      Memperbaiki keruntutan paragraf dapat dilakukan dengan cara;
-       Membuang paragraf yang tidak padu;
-       Menempatkan paragraf pada urutan yang tepat; dan
-       Menambahkan paragraf di antara paragraf yang tidak runtut.

Contoh Soal:
Suntinglah paragraf berikut ini!
“Jantung Kalimatan” (JK) meliputi luas wilayah secara keseluruhan 200000 km persegi. Luas wilayah tersebut terbagi atas tiga bagian yaitu 75,1 persen terletak di  kalimantan barat, 2,3% wilayah malaysia, dan 0,6% wilayah Brunei Darussalam. Selanjutnya Nur Hidayat mengatakan bahwa ketiga negara telah sepakat terhadap lima butir penting untuk menyelamatkan JK. Indonesia juga menekankan pentingnya kesejahteraan masyarakat yang hidup di kawasan JK dengan memanfaatkan potensi hutan tanpa menghancurkan hutan dan sistem lingkungan.
Jawaban:
“Jantung Kalimatan” (JK) meliputi luas wilayah secara keseluruhan 200.000 km persegi. Luas wilayah tersebut terbagi atas tiga bagian yaitu 75,1 persen terletak di  Kalimantan Barat, 2,3% wilayah Malaysia, dan 0,6% wilayah Brunei Darussalam. Selanjutnya Nur Hidayat mengatakan bahwa ketiga negara telah sepakat terhadap lima butir penting untuk menyelamatkan JK. Indonesia juga menekankan pentingnya kesejahteraan masyarakat yang hidup di kawasan JK dengan memanfaatkan potensi hutan tanpa menghancurkan hutan dan sistem lingkungan.

Latiahan Akhir Modul
I.       Pilihlah kata-kata di bawah ini yang sesuai dengan ejaan Indonesia yang benar!
No
Pilihan
Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.

abjad/abjat
aktivitas/aktifitas
amfibi/amphibi
andal/handal
analisis/analisa
antre/antri
apotek/apotik
asas/azaz
atlet/atlit
atmosfer/atmosfir
azan/adzan
belum/belom
bengep/bengap
besok/esok
biosfer/biosfir
blanko/blangko
cabai/cabe
cendekiawan/cendikiawan
daftar/daptar
dekoratif/dekoratip
dekret/dekrit
detail/detil
diagnosis/diagnosa
durian/duren
efektif/efektip
efektifitas/efektivitas
ekstra/extra
elite/elit
embus/hembus
faksimile/faksimili/faksimil
februari/pebruari
fondasi/pondasi
formal/formil
foto/photo
frekuensi/frekwensi
gizi/gisi
gladi/geladi
gubuk/gubug
hadis/hadist
hafal/hapal
hakikat/hakekat
hierarki/hirarki
hipotesis/hipotesa
ijazah/ijasah
imaginasi/imajinasi
imbau/himbau
indera/indra
insaf/insyaf
isap/hisap
istri/isteri
izin/ijin
jadwal/jadual
jenazah/jenasah
jenderal/jendral
justru/justeru
karena/karna
karier/karir
karisma/kharisma
kategori/katagori
komoditi/komoditas
komplet/komplit
kreatif/kreatip
kualitas/kwalitas
kuitansi/kwitansi
lembap/lembab
lubang/lobang
makhluk/mahluk
masjid/mesjid
metode/metoda
menyolok/mencolok
miliar/milyar
nampak/tampak
napas/nafas
nasihat/nasehat
negatif/negatip
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................


II.      Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.      Penduduk desa Dasan Borok mulai berkarya (1) di sawah. Mereka akan menumbuhkan (2) padi. Karena musim penghujan sudah hadir (3). Mereka berharap panen tahun ini lebih baik.
Perbaikan pilihan kata pada paragraf tersebut adalah ....
a.    membajak, menanamkan, ada
b.    membajak, bertanam, ada
c.    membajak, ditanam, datang
d.    membajak, menanam, datang
2.      Semua siswa wajib merasakan upacara setiap hari Senin.
Perbaikan kata yang bercetak miring pada kalimat tersebut yang tepat adalah.
a.    mengikuti
b.    mendalami
c.    menjalani
d.    menyatakan
3.      Puskesmas Kasih adalah puskesmas yang banyak dikunjungi pasien. Dokternya ramah dan terkenal bertangan panas (1). Setiap pasien yang bersilaturahmi (2), selalu dibantu (3) dengan baik. Tidak heran, jika banyak orang yang berobat ke Puskesmas itu.
Kata bercetak miring pada paragraf tersebut tepat diganti dengan ....
a.    dingin, berkunjung, ditolong
b.    dingin, berobat, dianjurkan
c.    dingin, berkunjung, disuntik
d.    dingin, berobat, dilayani
4.      Peserta seminar diundang masuk ke ruangan.
Perbaikan kata yang dicetak miring pada kalimat tersebut yang tepat adalah,
a.    dimohon
b.    diajak
c.    disarankan
d.    diusahakan
5.      Kesadaran orang … membuat raga makin bugar semakin tinggi. Jika bosan berolahraga di taman kota, cobalah berolahraga di pantai. Selain mendapat suasana baru, udara di pantai lebih segar dan bersih … jauh dari polusi.
Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi paragrap tersebut …
a.    untuk, sehingga                      c.  agar, untuk
b.    untuk, karena                         d.  supaya, sebab


 
Syair
Pendahuluan
Judul modul Bahasa Indonesia IX.1.9 adalah Syair. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.    Mampu menemukan tema syair berdasarkan inti pengungkapan syair.
2.    Mampu menangkap pesan syair dengan bukti yang meyakinkan.
3.    Mampu menyimpulkan syarat-syarat syair.
4.    Mampu menganalisis syair berdasarkan unsur-unsur syair.
Baca dan perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat Belajar!


Pengertian Syair
Pengertian syair
Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. (KBBI)

Jenis-Jenis Syair
Sebagaimana jenis naskah sastra klasik lainnya, syair ditulis tiada lain untuk memberikan hikmah yang dalam bagi pembacanya. Oleh karena itu, syair-syair ditulis dengan beragam tema sesuai latar penulisannya.
Ada syair yang ditulis sebagai kisah pelipur lara bagi rakyat, kisah sejarah, nasihat serta ajaran keagamaan, ramalan, serta sindiran. Tema dalam syair dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
(a) syair panji
Syair panji merupakan syair pelipur lara yang bertema kisah pengembaraan dan peperangan. Selain itu, dalam syair panji pun terdapat unsur kisah percintaan.
Syair panji yang terkenal adalah syair Ken Tambunan. Syair Ken Tambunan bercerita tentang kisah percintaan Raden Puspa Kencana yang parasnya seperti bidadari dengan Ken Tambunan.
(b) syair romantis
Syair romatis juga berisi cerita pelipur lara, bertemakan kehidupan para raja, permaisuri dan putri. Syairnya pun banyak yang menceritakan keelokan rupa sang putri.
Contoh syair yang termasuk syair romantis adalah Syair Bidasari, Syair Yatim Nestapa, Syair Abdul Muluk, Syair Sinyor Kosta, dan Syair Tajul Muluk.
(c) syair kiasan
Syair kiasan merupakan syair kisah percintaan antara ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Syair ini disebut juga syair binatang dan bunga-bungaan. Isinya merupakan sindiran atau kiasan terhadap suatu peristiwa.
Misalnya Syair Ikan Terubuk merupakan syair sindiran bagi anak Raja Melaka yang meminang Putri Siak. Contoh syair ini adalah Syair Burung Pungguk, Syair Kumbang dan Melati, Syair Nuri, Syair Nyamuk dan Lalat, Syair Buahbuahan.
(d) syair sejarah
Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan pada cerita sejarah, seperti peperangan. Misalnya Syair Perang Mengkasar, mengenai perang yang terjadi di Mengkasar tahun 1668-1669; Syair Kaliwungu mengenai perang di Semarang tahun 1763; Syair Perang Palembang mengenai penyerangan Belanda atas Kota Palembang pada tahun 1819-1821.
(e) syair agama
Syair agama merupakan syair yang berisi ajaran agama dan nasihat bijak. Hamzah Fansuri adalah tokoh yang pertama kali menulis syair ini. Contoh syair agama adalah Syair Hamzah Fansuri, Syair Perahu, Syair Dagang, Syair Tabir Mimpi, dan Syair Raksi (syair ramalan kejadian).

Menemukan Tema dan Pesan Syair
Pengertian Tema dan Pesan Syair
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema merupakan landasan utama dalam mengekspresikan gagasan atau pikiran melalu ikata-kata.
Pesan atau amanat, yaitu tujuan yang hendak dimaksud penyair dalam menciptakan syairya. Pesan penyair dapat ditelaah setelah memahami tema, sada, dan suasana syair dengan membaca keseluruhan syair.
Amanat tersirat dibalik kata-kata yag disusun dan berada di balik tema yang diungkapkan. Tema dan pesan syair terkandung dalam keseluruhan baris dan bait.
Dengan demikian untuk mengetahui tema dan pesan syair terlebih dahulu harus membaca atau mendengarkan keseluruhan baris-baris dalam syair barulah kamu dapat menentukan tema dan pesan.
Contoh Syair
Syair Perahu
Inilah gerangan suatu madah,
Mengantarkan syair terlalu indah,
Membetuli jalan tempat berpindah,
Di sanalah i’tikat diperbetuli sudah.

Wahai muda, kenali dirimu,
Ialah perhau tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa lama hidupmu,
Ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman,
Alat perahumu juga kerjakan,
Itulah jalan membetuli lisan.
..............................
(Hamzah Fansuri)

Menemukan tema syair
Dalam syair di atas tampak tema keagamaan yang cukup menonjol. Hal ini dapat kita lihat dari bagaimana pengarang menyapa kaum muda untuk mengenali diri, bahwa hidup di dunia tidak kekal, kehidupan yang kekal adalah akhirat. Selain itu Pesan juga disampaikan kepada kaum muda agar dapat menjaga lisan.
Menemukan pesan syair
Pesan moral yang terkandung dalam syair di atas sesuaidengan tema yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa hidup di dunia tidak kekal, kehidupan yang kekal adalah akhirat. Selain itu, pesan juga disampaikan kepada kaum muda agar dapat menjaga lisan sebagai pedoman dalam berbuat dan berperilaku.
Menunjukkan Relevansi Isi Syair
Tema dalam syair merupakan hasil perenungan, pemikiran, dan ungkapan perasaan penyair. Tema syair yang dihasilkan dapat merupakan tanggapan atau perenungan dari situasi yang dirasakan, dihayati atau dialami oleh penyair pada masanya.
Tema dan pesan syair di atas sangat relevan dengan situasi sekarang ini. Relevansi itu tampak dari pesan moral yang disampaikan yaitu perngatan kepada kaum muda yang agar memanfaatkan masa mudanya dengan baik, bahwa setelah kehidupan di dunia ini masih ada kehidupan yang kekalyaitu akhirat.

Memahami Ciri dan Unsur Syair
Ciri-ciri dan unsur-unsur syair
1. Tiap bait terdiri dari 4 baris
2. Tiap baris mengandung 4 kata  dan minimal 12 suku kata
3. Umumnya menggunakan bahasa melayu
4. Pada tiap bait syair  tidak memiliki unsur utama dan sampiran
5. Syair memiliki sajak a-a-a-a
6. Setiap bait syair merupakan satu kesatuan yang utuh sebuah cerita

Latihan Akhir Modul
I.       Lakukan kegitan berikut!
a.    Coba kamu buat contoh syair agama sebanyak 5 bait sesuai dengan ciri dan unsur syair!
b.    Tentukan suku kata bait pertama dari syair yang kamu buat itu!
II.      Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1.      Perhatikan kutipan syair berikut:
Wahai pemuda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat juga kekal dirimu
Tema syair diatas adalah . . . .
a. Para pemuda harus mengenali dirinya sebaik mungkin
b. Para pemuda harus mengetahui tamsil dirinya
c. Para pemuda harus menggunakan waktu hidupnya
d. Para pemuda harus menyadari bahwa hidup ini sementara saja

2.      Bacalah syair berikut!
Rindu Dendan
Beta menunggu tidak tersabar,
Dalam hati berdebar-debar,
Rasa rindu tidak terkhabar,
Bila bersua tersenyum lebar.

Di DWI Maya beta khabarkan,
Rindu di hati beta luahkan,
Khabar tersusun beta tuliskan,
Untuk dikongsi bersama rakan.

Warkah abang sudahlah tamat,
Rindu di hati terlalu amat,
Cinta abang di hati tersemat,
Syaaban 1424 tamat.

Syair tersebut bertema …
a. Ketuhanan adalah segalanya.
b. Kemanusiaan menjadi maya dalam hati.
c. Cinta kasih mempererat kedamaian hati.
d. Cinta tan ah air diperjuangkan hingga tamat.
3.   Pesan yang disampaikan dalam syair tersebut …
a. Jangan gila karena cinta.
b. Jatuh cinta membawa duka.
c. Kerinduan seseorang akan menyiksa batin.
d. Kerinduan seseorang akan terobati dengan menuliskan surat.






Cerpen
Pendahuluan
Judul modul Bahasa Indonesia IX.1.10 adalah Cerpan. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.   Mampu memahami unsur-unsur cerpen.
2.   Mampu menganalisis cerpen berdasarkan unsur-unsur cerpen.
3.   Mampu menceritakan kembali cerpen yang sudah dibaca sesuai dengan alur aslinya.
4.   Mampu menulis kembali cerpen yang sudah dibaca.
5.   Mampu menulis cerpen berdasarkan peristiwa yang dialami.
Baca dan perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat Belajar!


Pengertian Cerpen
Pernahkan kamu membaca cerpen? Masih ingatkan kamu dengan judul dan isi cerpen yang pernah kamu baca? Jika kamu sering membaca cerpen tentu kamu bisa menyimpulkan apa itu cerpen.
Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Maksud dari cerita pendek disini adalah ceritanya kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata atau kurang dari 10 (sepuluh) halaman.
Cerpen biasanya hanya memberikan kesan tunggal, dan memusatkan diri pada satu tokoh dan satu situasi saja.
Cerpen adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah ataupun cerita tentang kehidupan manusia lewat tulisan pendek. cerpen juga bisa disebut sebagai karangan fiktif yang berisikan tentang sebagian kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh saja.
Menurut pendapat beberapa ahli cerpen dapat diartikan sebagai berikut :
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan (Kosasih dkk, 2004:431).
Nugroho Notosusanto (dalam Tarigan, 1993:176) mengatakan bahwa cerpen adalah cerita yang panjangnya di sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Menurut menurut, H.B. Jassin Sang Paus Sastra Indonesiamengatakan bahwa: yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, & penyelesaian.
Sedangkan menurut, A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa: yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500 – 20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, & adanya satu kesan.
Dan menurut, Aoh. KH, mendefinisikan bahwa: cerpen adalah salah satu ragam fiksi / cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.
Dari beberapa pengertian tentang cerpen di atas, maka bisa disimpulkan beberapa ciri cerpen sebagai berikut.
1.      Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa
2.      Cerpen terpusat pada satu tokoh dan satu cerita saja.
3.      Cerpen menggunakan satu alur/plot
4.      Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan.
5.      Panjang cerpen antara 500 – 20.000 kata.
Untuk memperdalam wawasan tentang cerpen, sekarang coba kamu baca cerpen yang berjudul Hadiah Lebaran untuk Marni karya Adji Subela!


Hadiah Lebaran untuk Marni
(Adji Subela)

Hari Raya Lebaran sebentar lagi tiba. Orang-orang sudah bersiap-siap meyambutnya. Mereka sudah membuat kue-kue untuk menjamu tamu mereka di Hari Raya Lebaran nanti. Kanak-kanak pun mulai bersiap-siap untuk bergembira di hari bahagia itu, hari kemenangan bagi kaum muslim. Mereka sudah mereka-reka baju barunya. Mereka menuntut orang tuanya untuk membelikan mereka baju yang indah-indah, tak kalah dengan teman-temannya yang lain.
Bukankah hari raya itu hari yang amat mereka tunggu-tunggu? Hari kemenangan? Setelah berpuasa sebulan lamanya?
Hari-hari gembira itu membuat Salamah sedih hatinya. Anak satu-satunya, Marni, tiada dapat gembira seperti teman-temanya yang lain. Marni tak punya baju baru. Tak punya sepatu baru. Dan makanan pun tak akan ada di rumah mereka di hari bahagia itu, di hari kemenangan kaum muslim setelah sebulan berpuasa. Tak ada uang buat membeli barang-barang itu.
Anak-anak akan gembira, karena kembang api, karena mercun, karena bunga. Mereka akan bersuka-ria karena makanan. Kue-kue yang lezat, dan harum. Alangkah bahagia mereka. tapi Marni? Ia akan menontonnya saja.
Salamah tak bisa berbuat apa-apa. Kaki kirinya kini sudah setengan lumpuh. Ia tidak akan selincah dulu lagi untuk menggendong barang-barang di pasar. Kini kuli penggendong barang-barang di pasar bertambah banyak. Muda-muda, jadi lebih kuat dan lebih tangkas. Salamah kini sudah tua, dan dengan kaki kiri setengah lumpuh. Ia tak akan selincah mereka.
Kemarin ia menggendong terigu setengah karung milik nyonya notaris. Hanya setengah karung! Seharusnya barang itu lebih cepat sampai ke mobil nyonya itu. Tapi kaki kirinya setengah lumpuh, dan terigu setengah karung tidaklah seringan dahulu lagi. Nafasnya tinggal satu persatu. Alangkah beratnya.
Dan ia menggendong terus dan terus, menyeruak kerumunan orang di pasar yang tak ingin diganggu. Ia terdesak ke sana ke mari. Ia tersuruk-suruk, dan kaki kirinya setengah lumpuh. Alangkah sengsaranya orang seperti dia hendak mendapatkan dua ratus rupiah. Hanya dua ratus dan dia harus berjalan tersendat-sendat dan nafas tersengal-sengal. Untuk dua ratus perak, yang tak kenyang untuk berbuka puasa petang hari nanti.
Nyonya notaris sudah kesal menunggu Salamah di dekat mobilnya.
“Lama sekali kau! Kami kesal menunggumu, Bik!” hardik nyonya itu.
“Maaf, Nya,” jawab Salamah dengan tersengal-sengal. Peluhnya bercucuran membasahi badan. Alangkah beratnya terigu ini. Terigu yang nanti akan diolah oleh ibu notaris itu jadi kue-kue lezat. Salamah yang menggendong terigunya, dengan tersengal-sengal nafasnya, tak akan ikut menikmatinya.
“Ayuh. Taruh di bagasi belakang. seperti keong jalanmu. Kau malas begitu tak usahlah kau bekerja. Pekerjaan apaan. Aku bisa pilih yang muda-muda.”
Salamah diam tak menjawab. Ia menyadari kekurangannya. Mereka, kuli gendong itu, jauh lebih muda darinya. Lebih kuat dan tentunya lebih banyak uang yang didapatnya. Uang dua ratus diterimanya dari nyonya notaris itu, dan disimpannya di setagen. Alangkah budimannya nyonya itu. Upahnya tidak dipotong, walau ia datang agak lambat. Alangkah budimannya keluarga itu. Mereka masih memberi kesempatan baginya untuk mendapatkan dua ratus rupiah. Walau jalannya lambat, terengah-engah dan begitu sengsara, kalau tak ada pemberian nyonya itu, mungkin ia akan kelaparan, tak bisa berbuka puasa dengan anaknya, Marni.
Salamah lalu berjalan menepi di emperan toko. Dia duduk kelelahan. Puasanya hari itu begitu berat. Dia dan Marni tak makan apa pun untuk sahur. Hanya minum air putih dari ledeng umum. Tak ada uang di setagennya lagi. Marni juga tidak.
Ya, Allah, ya, Tuhanku. Alangkah kasihannya anak itu, desis Salamah. Anak kecil dia harus menderita begitu berat. Sedangkan dia, yang sudah setua itu pun, hampir tak tahan lagi menerima kesengsaraan seperti ini. Satu-satunya tenaga hidup yang ia punya adalah Marni seorang. Anak semata wayang inilah yang membuat ia harus bertahan hidup. Marni harus makan. Marni harus kuat agar kelak, jika jadi buruh gendong, tidaklah selemah dia. Agar jangan kaki kirinya setengah lumpuh seperti dia.
Salamah berhenti melamun. Di kejauhan dilihatnya anaknya berjalan miring-miring. Tentunya anak itu sudah lemah sekali. Kemarin ia hanya berbuka puasa dengan sepotong ubi rebus dan air putih, mentah. Pagi tadi ia tidak sahur apa-apa, kembali hanya meminum air putih, air ledeng. Tentunya badannya lemah sekali. Salamah tak pedulikan dirinya. Dia dulu pernah minum susu milk kalengan. Enak sekali. ketika itu kakek Marni masih menjabat sebagai lurah di sebuah desa. Lurah yang kaya, banyak sawah dan ladang.
Lepas maghrib nanti, mereka akan berbuka puasa. Berdua. Dua ratus rupiah, hasil pagi tadi, akan mendapat empat potong ubi rebus. Tapi kali ini Salamah akan membelanjakan uang hasil jerih payahnya hanya seratus rupiah, jadi mendapatkan dua potong ubi rebus. Seratus rupiahnya lagi akan disimpannya di setagennya. Sepotong ubi rebus akan diberikannya kepada Marni dan ditambah lagi separuh, sedangkan  ia cukup separuh sisanya saja. Lalu keduanya akan bersama-sama minum air ledeng banyak-banyak. Kalau nasip lebih beruntung, selasai salat maghrib mereka akan mendapat makanan di mesjid. Tapi keduanya terlalu lemah untuk berebut. Mereka akan kalah dengan orang-orang yang kuat. Maklum, nakanan hanya sedikit tersedia di mesjid. Sedangkan orang yang bersembahyang begitu banyak. Dan nampaknya air ledeng amat menolongnya, kendati perut jadi kembung dan terasa hendak muntah.
“Emak, berapa lama lagi bedug maghrib berbunyi?” tanya Marni sambil mendekat padanya dan kemudian duduk menyandarkan kepalanya di punggung Salamah. Angin sore itu bertiup kencang, menghempas-hempas rumbia gubugnya di bawah jembatan.
“Sebentar Nak, sebentar lagi. Lihat, langit sudah mulai memerah. Itu pertanda matahai mau tenggelam dan maghrib tiba. Kau sudah mulai lapar?”
“Tidak Mak, tapi badan Marni lemas sekali. Kenapa Mak?”
“Enggak apa-apa. Sebentar lagi bedug berbunyi.”
“Mak, lihat! Langit mulai merah. Kenapa bedug belum berbunyi?” seru Marni dengan riangnya.
Salamah tersenyum, lemah sekali.
“Mak, ayah mungkin ada di langit sana ya Mak?” tanya gadis cilik, buah hati satu-satunya itu.
“Mungkin, Nak, mungkin,” jawab Salamah.
Marni lalu diam. Matanya yang bulat bening itu berkilat-kilat menatap langit. Ia mengira ayahnya ada di sana, di atas awan, menari-nari dan melemparkan hadiah Lebaran untuknya. Emaknya belum juga memberinya hadiah lebaran.
“Mak, Saijah tadi diberi hadiah emaknya. Baju bagus sekali,  Mak. Ada bunga di dadanya. Merah. Dua. Di sini Mak, lihatlah...” ujar Marni sambil berdiri dan memegang dadanya.
“Kalau Husin dapat sepatu, Mak. Sepatu tinggi segini, Mak...,” ujarnya lagi sambil memegang mata kakinya.
Alangkah pedih hati Salamah. Marni sebenarnya ingin meminta sesuatu kepadanya. Tapi takut. Takut mengundang amarahnya. Tapi tidak sayangku, bisik Salamah dalam hati. Kau terlalu baik anakku. Kau tidak melawan jika aku tidak memberimu uang....  Kau tidak minta apa-apa karena kau tahu betul betapa ibumu ini melarat. Melarat sekali. Kau tidak pernah merengek minta dibelikan mainan. Anakku, ini yang membuat aku begitu terenyuh kepadamu. Kau begitu tabah menghadapi hidup kita yang sengsara ini, Marni....
Salamah tak kuasa membendung tangisnya. Ia pelan-pelan bangkit, lalu merebahkan badannya ke tikar. Ya Allah, biarkan aku menangis. Biarkan aku mati asalkan Marni, si anak manis itu mendapatkan RahmatMu ya Tuhan...
Marni, bagaimana pun perlu punya sesuatu yang baru untuk lebaran nanti. Ia tak boleh kecewa. Ia tak boleh bersedih hati. Hari Lebaran adalah hari kemengan umat Islam. Marni tak boleh bersedih hati. Ia harus mendapatkan sesuatu. Lebaran kurang tiga hari lagi.
Marni amat ketakutan melihat emaknya menangis.
“Mak, Emak.....,” hanya itu ucapan yang keluar dari mulutnya yang mungil. Ia tak tahu kenapa emaknya menangis.

***
ESOKNYA Salamat tertatih-tatih membawa Marni ke pasar. Badan Salamah lesu sekali rasanya pagi ini. Pagi tadi tidak makan sahur, sama seperti biasanya, hanya air putih dari ledeng umum. Dan semalam Marni mendapat sepotong ubi rebus ditambah setengah potong tambahan. Masih ada uang sisa di setagennya. Marni harus mendapatkan sesuatu untuk hari raya lusa. Marni harus mendapatkan sesuatu, pikir Salamah.
Di trotoar orang ramai berdagang. Ada baju baru-baru. Ada sepatu baru-baru. Ada makanan kaleng yang tentunya lezat-lezat rasanya. Marni cuma melihat barang-barang itu. Ia menikmatinya hanya dengan memandang. Ia tak berani meminta kepada emaknya. Ia takut. Emak tak punya uang. Tapi ia ingin sekali mendapatkan sepatu seperti Husin. Atau gaun yang berbunga-bungan di dadanya. Tapi ia takut.
Salamah sudah tahu-diri benar. Harga barang-barang itu mahal sekali. Ia tak akan mampu membelinya. Tapi Marni harus mendapatkan sesutu untuk Lebaran.
Di ujung trotoar itu ada pedagang barang-barang loak. Ia menjual baju-baju bekas, kebaya bekas, dan masih banyak lagi yang lain. Ke sanalah Salamah dan anaknya pergi. Namun hatinya amat sedih. Rok kecil bekas, harganya seribu rupiah. Sepatu bekas, harganya dua ribu rupiah. Apa yang harus diberikannya kepada anaknya yang manis ini?
Ia cuma berdiri terpaku di depan tukang loak itu. Dilihatnya di keranjang tukang loak itu sepasang sandal jepit kecil yang sudah bekas pula. Nampaknya hanya ini yang bisa dibelinya.
Lalu dengan keberanian yang luar biasa, ditanyakannya berapa harga sandal jepit bekas itu.
“Dua ratus rupiah,” jawab tukang loak dengan acuh tak acuh.
Hatinya semakin teriris. Sedangkan Marni memandang sandal itu dengan mata berkilat-kilat. Alangkah sedihnya hati Salamah.
“Seratus rupiah, Bang,” tawarnya.
Tukang loak itu tak menjawab, cuma menggelengkan kepalanya. Congkaknya orang itu. Salamah tak segera beranjak dari tempatnya. Ia kini amat menyesal, kenapa pagi ini tidak mencari barang untuk digendongnya. Ia akan mendapat dua ratus lagi. Tapi badannya memang lemas pagi ini. Tak mungkin ia mengangkat yang lebih berat dari terigu setengah karung. Maka paling-paling seratus rupiah yang didapatnya. Tapi seratus rupiah amatlah lumayan. Dengan uang seratus lagi di setagennya, berarti dua ratus rupiah terkumpul dan cukup buat membeli sandal jepit bekat itu.
Marni sudah ingin mendapatkan sandal bekas itu. Ketika Salamah menariknya untuk pergi, Marni menangis. Amat pilu tangisan anak perempua itu! Hati salamah semakin hancur luluh.
Baru kali ini Marni menangis untuk sepasang sandal. Sandal yang sudah bekas pakai. Ia anak yang manis, yang tak pernah meminta sesuatu pada emaknya. Oh, Tuhan! Tangis Marni begitu memilukan. Dan tukang loak itu begitu terpaku melihat adegan di depannya. Dan tiba-tiba sinar kasih Allah muncul di sanubarinya.
“Baiklah, seratus rupiah,” katanya kemudian.
O, alangkah girangnya Marni mendapatkan sandal baru untuk berlebaran. Sandal kecil bekas pakai. Barang itu lalu dibungkus dan diserahkan kepada Marni. Lihatlah betapa gembiranya gadis cilik itu. dipeluknya bungkusan dengan erat, seakan takut barang itu lepas daripadanya.
Diciumnya dan ditimang-timangnya. Senandung kecil terdengar dari mulutnya yang mungil.....
Hari Raya Lebaran tiba. Selesai bersembahyang Ied, orang ramai-ramai saling bertandang dan bersalam-salaman. Mereka makan dan minum dengan riangnya. Kue-kue lezat dihidangkan. Anak-anaknya memakai baju baru. Begitu indah. Suka cita mewarnai mereka.
Di bawah jembatan, di dalam gubug, seorang gadis kecil menunggui emaknya. Ia begitu girang dan bersuka cita pula. Sandal jepit kecil ditimang-timangnya. Amat sayang ia kepada sandalnya. Senandung-senandung kecil keluar keluar dari mulutnya yang mungil. Sandal pemberian emak tidak akan dipakainya. Sayang sekali, nanti rusak, pikirnya.
Di depannya, emaknya tergolek lemas. Badannya menderita sakit panas. Lambung bagian kanannya membengkak. Nampaknya sakit levernya kambuh lagi. sudah berhari-hari ia tak cukup makan, dan tenaganya terlalu banyak dikuras. Salamah, di hari lebaran itu hanya berbaring karena tak kuat lagi menegakkan tubuhnya. Marni yang manis, anak manis semata wayangnya, menungguinya, sementara takbir terdengar lamat-lamat... Allahu Akbar... Allah Akbar... Allahu Akbar...
Allah Maha Besar, bahkan untuk orang kecil.

(Cerpen ini pernah terbit di majalah Idola No. 55, 1989)




Memahami Unsur-Unsur Cerpen
Cerpen merupakan salah satu karya sastra berbentuk prosa. Cerpen dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur intrinsik terdiri dari tema, latar (setting), penokohan, alur (plot), sudut pandang, dan amanat.
Sedangkan unsur ektrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari luar. Unsur ekstrinsik meliputi peristiwa sosial, politik, agama, budaya, pendidikan dan lain sebagainya.
Secara rinci berikut ini unsur-unsur intrinsik cerpen :
1. Tema
Tema adalah ide pokok sebuah cerita. Tema juga merupakan dasar pijak suatu karya, artinya karya sastra itu adanya berangkat dari sebuah ide-ide yang ingin disampaikan oleh pengarang baik secara tersurat maupun tersirat.
2. Penokohan
Menurut Sudjiman (1991: 16) tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Sedangkan watak menurutnya (1991: 16) yaitu kualitas tokoh, kualitas nalar, dan jiwanya yang membedakannya dengan tokoh lain. Penyajian tokoh dan penciptaan citra tokoh inilah yang disebut penokohan.
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, atau pelaku cerita. Sedangkan watak, perwatakan dan karakter menunjuk pada sikap dan sifat para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi sering disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan, yaitu menunjuk pada penempatan tokoh tertentu dengan watak (-watak) tertenthu dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2007: 165).
3. Latar
Latar adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana di dalam cerita.
Menurut Sudjiman (1991: 44) latar ialah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan watak, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.
Sedangkan Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2007: 216) latar atau setting disebut sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan tempat terjadinya persitiwa-peristiwa yang diceritakan.
Atas dasar pengertian di atas, dapat disimpulkan jenis latar terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Ketiga jenis latar ini saling terpadu dalam kesatuan cerita, menjalin ikatan dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya.
4. Alur
Yang dinamakan alur ialah konstruksi yang dibuat mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logik dan kronologis saling berkaitan dan yang diakibatkan atau dialami oleh pelaku.
Secara leksikal, plot atau alur adalah (a) rangkaian peristiwa yang direka dan dijalani dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan kearah klimaks dan selesainnya; (b) jalinan peristiwa dan karya sastra untuk untuk mencapai efek tertentu, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu dan hubungan kausal atau sebab akibat (Sugihastuti, 2007: 36).
Adapun tahap-tahap pengaluran adalah sebgai berikut:
Paparan, yaitu berupa penyampaian informasi kepada pembaca.
Rangsangan, yaitu peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan.
Tegangan, yaitu ketidakpastian yang berkepanjangan dan semakin menjadi-jadi.
Tikaian, yaitu perselihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan yang  bertentangan.
Rumitan, yaitu perkembangan dari gejala mula tikaian menuju klimaks.
Klimaks, yaitu puncak kehebatan rumitan.
Leraian, yaitu menunjukkan perkembangan peristiwa kearah selesaian.
Selesaian, yaitu bagian akhir atau penutup cerita.

                                                                                 (Sudjiman, 1991: 31-36)
6.      Sudut Pandang
Sudut pandang (poit of view) atau yang biasa disingkat POV adalah posisi pengarang di dalam cerita.
Menurut Nurgiantoro (2007: 284), sudut pandang adalah strategi, teknik, siasat, yang sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya
Aminuddin (2004) menyebutnya sebagai titik pandang, yaitu cara menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya.
Pada dasarnya sudut pandang dibagi menjadi dua yaitu sudut pandang orang pertama, dan sudut pandang orang ketiga. Namun kedua jenis tersebut dibagi lagi menjadi sudut pandang orang pertama pelaku utama, sudut pandang orang pertama pelaku sampingan, sudut pandang orang ketiga pelaku utama, sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan sudut pandang orang ketiga pengamat.
Contoh masing-masing bagian tersebut sebagai berikut.
1. Sudut pandang orang pertama pelaku utama
Contoh: Aku duduk di tameng abrasi pantai Darmawangi yang kokoh. Kutatap langit yang membiru. Awan-Awan berarak ke barat. Angin pun berhembus dengan lembut. Saat itu aku berpikir tentang masa laluku.
2. Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan
Contoh: Sahabatku Rina yang tak pernah kulupakan. Kami berpisah sejak SMP dulu. Kini Ia tinggal di Kota bersama neneknya. Dan kini kami hanya bisa berhubungan lewat telefon dan facebook. Kadang aku rindu dengan wujudnya. Canda tawanya yang lucu, serta tangisnya yang membuatku ikut menangis.
3. Sudut pandang orang ketiga pelaku utama
Contoh: Laki-laki kurus jangkung itu berdiri di tepi jalan. Tangannya melambai. Kemudian sebuah bus berhenti di depannya. Ia pun segera naik ke atas bus itu. Sementara di dalamnya penuh sesak. Terpakasa laki-laki itu menggelantung di bagian pintu.
4. Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Contoh: Eni merenung sejenak. Sebenarnya pikirannya sedang kalut. Dan kini wajahnya semakin terlihat risau, “Ya, Allah lindungi aku dari kegagalan ini.” Kata Eni dalam hati.
5. Sudut pandang orang ketiga pengamat
Contoh: Kamar Rudi yang sempit itu dipenuhi sarang laba-laba. Di dalamnya terdapat sebuah meja yang berdebu, bersanding dengan sebuah kursi yang pincang. Tempat tidur tidak terlihat, kecuali tikar yang masih terkelar dan sudah berjamur. Pada dindingnya menempel foto-foto pemain sepak bola yang sudah mulai kusam. Pada lantainya tergeletak sepatu sepak bola, koran, dan buku-buku pelajaran.

6. Amanat
Sudjiman (1991: 57) mengartikan amanat sebagai suatu ajaran moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat juga dapat diartikan sebagai jalan keluar dari sebuah permasalahan yang diajukan di dalam cerita. Selanjutnya Sudjiman menjelaskan bahwa amanat terdapat pada sebuah karya sastra secara implisit, jika jalan keluar atau moral itu disiratkan di dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir. Eksplisit, jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya, berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita itu.

Menganalis Cerpen Berdasarkan Unsur-Unsur Cerpen
Setelah memahami unsur-unsur cerpen, maka kegiatan kamu selanjutnya adalah menganalisis cepen berdasarkan unsur-unsurnya. Perlu kamu ketahui bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian ilmiah. Tentu saja kegiatan ini akan membantu kamu menjadi seorang peneliti di bidang ilmu sastra. Kagiatan ini juga akan menambah ketajaman analisa otak kamu. Maka lakukan kegiatan ini dengan senang hati.
Sekarang coba kamu perhatikan kembali cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni.” Bila perlu kamu baca kembali dari awal hingga akhir untuk memahami isinya. Lalu analisislah cerpen tersebut berdasarkan unsur instrinsiknya.
Langkah-langkah berikut ini adalah urutan kegiatan dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen.
Judul: “Hadiah Lebaran untuk Marni”
Pengarang: Adji Subela
1.    Tema: 
Tema cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” adalah ...........
2.    Penokohan:
Penokohan dalam cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” adalah sebagai berikut.
a.    ...............
b.    ...............
c.    ..................
d.    Dst.
3.    Latar: Latar yang terdapat dalam cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” terdiri atas latar waktu, latar suasana, dan latar tempat. Secara rinci berikut ini latar cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” yang disertai buktinya.
a.    Latar waktu: ..................
Bukti:............
b.    Latar Suasana: ...................
Bukti: .............
c.    Latar Tempat: ...............
Bukti: .......................
4.    Alur:
Alur yang digunakan dalam cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” adalah.........
5.    Sudut Pandang:
Sudut pandang adalah cara pengarang dalam menyampaikan cerita. Sedangkan sudut pandang yang digunakan dalam cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” adalah......
Bukti: ..........................
6.    Amanat:
Amanat atau pesan-pesan yang terkandung dalam cerpen “Pelajarang Hadiah Lebaran untuk Marni” adalah sebagai berikut.
1)    ...................
2)    ...................
3)    ...................
4)    Dst.
Menceritakan Kembali Cerpen yang Sudah Dibaca Sesuai dengan Alur Aslinya
Kamu sudah membaca cerpen “Pelajarang Mengarang.” Kamu juga sudah mencoba menganalisis unsur instrinsiknya. Tentu saja pemahaman kamu tentang isi cerpen tersebut sudah sangat baik. Maka, kegiatan kamu selanjutnya adalah menceritakan kembali cerpen tersebut di depan kelas. Kamu pasti bisa kan?
Kegiatan menceritakan kembali cerpen akan membantu kamu menjadi seorang pencerita. Seorang pencerita atau pendongeng adalah orang yang disenangi banyak orang. Maka, lakukan kegiatan bercerita dengan baik. Adapun langkah-langkah dalam menceritakan kembali cerpen adalah sebagai berikut.
a.      Bacalah sebuah cerpen dengan khusuk.
b.      Catatlah pokok-pokok ceritanya.
c.      Ceritakan cerpen tersebut di depan kelas dengan bahasamu sendiri tanpa mengubah alur aslinya.
d.      Gunakan intonasi yang jelas.
e.      Atur suara kamu sedemikian rupa sesuai dengan kejadian yang terjadi dalam cerita.
f.       Sertakan mimik atau eksperesi wajah yang sesuai dengan adegan dalam cerita.

Menulis Kembali Cerpen yang Sudah Dibaca
Saatnya menulis cerpen.
Kamu ingin menjadi penulis? Kesempatan yang baik ini akan membantu kamu menjadi seorang penulis cerpen, atau yang biasa disebut cerpenis. Mak, jangan sampai kamu sia-siakan kesempatan emas ini.
Sebelum kamu berlatih menulis cerpen secara bebas. Terlebih dahulu kamu menulis cerpen berdasarkan cerpen yang pernah kamu baca. Dalam hal ini, saya menyarankan agar kamu menulis kembali cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” karyanya Adji Subela.
Menulis kembali cerpen yang sudah ada akan membantu kamu dalam memahami proses sebuah cerpen. Terutama sekali mengenai alur atau rentetan peristiwa yang terjadi dalam cerpen tersebut.
Menulis kembali cerpen karya orang bukan berarti plagiat loh!
Ini namanya proses ATM (Amati Tiru Modifikasi). Yup! Tepatnya begitu. Karena ini adalah langkah awal kamu menjadi seorang pengarang yang hebat.
Semoga kelak kamu menjadi seorang pengarang yang hebat seperti Adji Subela, Seno Gumira Aji Darma, Danarto, Bakdi Sumanto, dll.

Menulis Cerpen Berdasarkan Peristiwa yang Dialami
Setelah kamu belajar menulis kembali cerpen yang pernah kamu baca, kini saatnya menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.
Tentu ada banyak pengalaman yang pernah kamu lalui. Coba diingat-diingat kembali. Baik itu pengalaman pahit atau pun manis, pengalaman buruk atau pun beruntung, semuanya bisa menjadi bahan yang sangat baik dalam mengarang.
Pengalaman-pengalaman merupakan kekayaan intelektual. Ia bisa saja menjadi emas bagi mereka yang bisa mengekslorasinya menjadi sebuah karya. Misal: membuatnya menjadi sebuah cerpen.
Ingat! Tidak selamanya pengalaman pribadi kamu harus ditulis sesuai aslinya. Tapi, bisa direkayasa sedemikian rupa. Misalnya tokoh-tokohnya tidak mesti kamu, latarnya juga tidak  harus di tempat yang pernah kamu kunjungi, dan lain sebagainya. Intinya, mainkan imajinasi kamu.
Nah, ini adalah kesempatan baik untuk mengeksplorasi pengalaman hidup kamu menjadi sebuah cerpenis. Jika kegiatan ini terus dikembangkan dan dilakukan berulang-ulang, maka dijamin kamu akan menjadi cerpenis yang hebat.
Ikuti langkah-langkah berikut ini dalam membuat cerpen
1.      Menentukan tema
2.      Menentukan tokoh
3.      Menentukan latar
4.      Menentukan alur
5.      Memilih pemakaian sudut pandang
6.      Dan menentukan pesan apa yang ingin kamu sampaikan dalam cerita.
Yup! Saatnya berkarnya. Jangan lupa baca Bismillah dulu ya!


Musikalisasi Puisi
Pendahuluan
Judul modul Bahasa Indonesia IX.1.11 adalah Cerpan. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.      Mampu menentukan suasana puisi.
2.      Mampu menghubungkan suasana puisi dengan irama musikalisasi puisi.
3.      Mampu menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi dan suasana/irama yang dibangun.
Baca dan perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat Belajar!



Pengertian Musikalisasi Puisi
Musikalisasi merupakan kegiatan mengekspresikan puisi dalam bentuk lagu. Dalam musikalisasi puisi terdapat dua kegiatan. Kegiatan yang pertama membacakan puisi diiringi musik tertentu. Kamu dapat menggunakan gitar atau piano untuk mengiringi pembacaan puisi. Kegiatan yang kedua mengubah puisi menjadi syair lagu. Kegiatan kedua ini sulit dilakukan jika kamu tidak memahami sotasi musik.
Dalam melatih membawakan musikalisasi puisi, kamu perlu memahami sistem dalam suatu musik/lagu yang ditentukan oleh irama dengan parameter berikut:
-          Nada (melodi) yaitu unsur terkecil dalam musik yang mempunyai jenis tinggi rendah.
-          Accord adalah rangkaian nada yang tersusun secara teratur dari sebuah tangga nada.
-          Nada dasar (tangga nada) merupakan kerangka utama sebuah lagu.
-          Durasi nada adalah suatu notasi pada nada sehingga bisa menggambarkan not atau nada tersebut dibaca panjang atau pendek atau dengan durasi yang lama atau sebentar.
-          Ritme menyangkut ketukan detik yang teratur dan pola yang teratur.
-          Syair dan lirik.
Adapun komponen yang harus diperhatikan dalam musikalisasi puisi sebagai berikut.
-          Penghayatan yaitu memahami dan merasakan  isi puisi yang akan dimusikalisasi.
-          Vokal yaitu kejelasan ucapan, jeda, kelancaran, dan ketahanan.
-          Penampilan yaitu menampilkan musikalisasi puisi dengan gerakan-gerakan yang wajar, tidak dibuat-buat, sesuai dengan penghayatan isi yang dibawakan.
Contoh puisi yang baik untuk dimusikalisasi puisi.

“Dalam Doaku”
(Karya: Sapardi Djoko Damono)
Dalam doaku subuh ini
kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata,
yang meluas hening siap menerima cahaya pertama,
yang melengkung hening karna kan menerima suara-suara.

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala
dalam doaku kau menjelma, pucuk-pucuk cemara, yang hijau senantiasa,
yang tak henti-hentinya, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesah entah dari mana.

Dalam doaku sore ini
kau menjelma seekor burung gereja
yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting gugurkan bulu bunga jambu,
yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu.

Magrib ini dalam doaku,
kau menjelma angin yang turun sangat perlahan...
dari nun di sana, berjijingkat di jalan kecil itu...
menyusup di celah-celah jendela dan pintu
dan menyentuh-nyentuhkan, pipi dan bibirnya, di rambut dahi dan bulu, bulu mataku.....

Dalam doa malamku,
kau menjelma denyut jantungku, menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah ba....tasnya,
yang setia menyusut rahasi demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku....

Aku mencintaimu
Itu sebabnya aku
Takkan pernah selesai mendoakan kes’lamatanmu...




Cerpen: Seno Gumira Ajidarma



Pelajaran Mengarang

Pelajaran mengarang sudah dimulai.

Kalian punya waktu 60 menit”, ujar Ibu Guru Tati.

Anak-anak kelas V menulis dengan kepala hampir menyentuh meja. Ibu Guru Tati menawarkan tiga judul yang ditulisnya di papan putih. Judul pertama “Keluarga Kami yang Berbahagia”. Judul kedua “Liburan ke Rumah Nenek”. Judul ketiga “Ibu”.
Ibu Guru Tati memandang anak-anak manis yang menulis dengan kening berkerut. Terdengar gesekan halus pada pena kertas. Anak-anak itu sedang tenggelam ke dalam dunianya, pikir Ibu Guru Tati. Dari balik kaca-matanya yang tebal, Ibu Guru Tati memandang 40 anak yang manis, yang masa depannya masih panjang, yang belum tahu kelak akan mengalami nasib macam apa.
Sepuluh menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 Tahun, belum menulis sepatah kata pun di kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan bergetar ditiup angin kencang. Ingin rasanya ia lari keluar dari kelas, meninggalkan kenyataan yang sedang bermain di kepalanya. Kenyataan yang terpaksa diingatnya, karena Ibu Guru Tati menyuruhnya berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”, “Liburan ke Rumah Nenek”, “Ibu”.  Sandra memandang Ibu Guru Tati dengan benci.
Setiap kali tiba saatnya pelajaran mengarang, Sandra selalu merasa mendapat kesulitan besar, karena ia harus betul-betul mengarang. Ia tidak bisa bercerita apa adanya seperti anak-anak yang lain. Untuk judul apapaun yang ditawarkan Ibu Guru Tati, anak-anak sekelasnya tinggal menuliskan kenyataan yang mereka alami. Tapi, Sandra tidak, Sandra harus mengarang. Dan kini Sandra mendapat pilihan yang semuanya tidak menyenangkan.
Ketika berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”, Sandra hanya mendapatkan gambaran sebuah rumah yang berantakan. Botol-botol dan kaleng-kaleng minuman yang kosong berserakan di meja, di lantai, bahkan sampai ke atas tempat tidur. Tumpahan bir berceceran diatas kasur yang spreinya terseret entah ke mana. Bantal-bantal tak bersarung. Pintu yang tak pernah tertutup dan sejumlah manusia yang terus menerus mendengkur, bahkan ketika Sandra pulang dari sekolah.
“Lewat belakang, anak jadah, jangan ganggu tamu Mama,” ujar sebuah suara  dalam ingatannya, yang ingin selalu dilupakannya.
***

    Lima belas menit telah berlalu. Sandra tak mengerti apa yang harus dibayangkanya tentang sebuah keluarga yang berbahagia.
“Mama, apakah Sandra punya Papa?”
“Tentu saja punya, Anak Setan! Tapi, tidak jelas siapa! Dan kalau jelas siapa belum tentu ia mau jadi Papa kamu! Jelas? Belajarlah untuk hidup tanpa seorang Papa! Taik Kucing dengan Papa!”
Apakah Sandra harus berterus terang? Tidak, ia harus mengarang. Namun ia tak punya gambaran tentang sesuatu yang pantas ditulisnya.
Dua puluh menit berlalu. Ibu Guru Tati mondar-mandir di depan kelas. Sandra mencoba berpikir tentang sesuatu yang mirip dengan “Liburan ke Rumah Nenek” dan yang masuk kedalam benaknya adalah gambar seorang wanita yang sedang berdandan dimuka cermin. Seorang wanita dengan wajah penuh kerut yang merias dirinya dengan sapuan warna yang serba tebal. Merah itu sangat tebal pada pipinya. Hitam itu sangat tebal pada alisnya. Dan wangi itu sangat memabukkan Sandra.
“Jangan Rewel Anak Setan! Nanti kamu kuajak ke tempatku kerja, tapi awas, ya? Kamu tidak usah ceritakan apa yang kamu lihat pada siapa-siapa, ngerti? Awas!”
Wanita itu sudah tua dan menyebalkan. Sandra tak pernah tahu siapa dia. Ibunya memang memanggilnya Mami. Tapi semua orang didengarnya memanggil dia Mami juga. Apakah anaknya begitu banyak? Ibunya sering menitipkan Sandra pada Mami itu kalau keluar kota berhari-hari entah ke mana.
Di tempat kerja wanita itu, meskipun gelap, Sandra melihat banyak orang dewasa berpeluk-pelukan sampai lengket. Sandra juga mendengar musik yang keras, tapi Mami itu melarangnya nonton.
“Anak siapa itu?”
“Marti.”
“Bapaknya?”
“Mana aku tahu!”
Sampai sekarang Sandra tidak mengerti. Mengapa ada sejumlah wanita duduk diruangan kaca ditonton sejumlah lelaki yang menujuk-nunjuk mereka.
“Anak kecil kok dibawa kesini, sih?”
“Ini titipan si Marti. Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian dirumah. Diperkosa orang malah repot nanti.”
Sandra masih memandang keluar jendela. Ada langit biru diluar sana. Seekor burung terbang dengan kepakan sayap yang anggun.
***
Tiga puluh menit lewat tanpa permisi. Sandra mencoba berpikir tentang “Ibu”. Apakah ia akan menulis tentang ibunya? Sandra melihat seorang wanita yang cantik. Seorang wanita yang selalu merokok, selalu bangun siang, yang kalau makan selalu pakai tangan dan kaki kanannya selalu naik keatas kursi.
Apakah wanita itu Ibuku? Ia pernah terbangun malam-malam dan melihat wanita itu menangis sendirian.
“Mama, mama, kenapa menangis, Mama?”
Wanita itu tidak menjawab, ia hanya menangis, sambil memeluk Sandra. Sampai sekarang Sandra masih mengingat kejadian itu, namun ia tak pernah bertanya-tanya lagi. Sandra tahu, setiap pertanyaan hanya akan dijawab dengan “Diam, Anak Setan!” atau “Bukan urusanmu, Anak Jadah” atau “Sudah untung kamu ku kasih makan dan ku sekolahkan baik-baik. Jangan cerewet kamu, Anak Sialan!”
Suatu malam wanita itu pulang merangkak-rangkak karena mabuk. Di ruang depan ia muntah-muntah dan tergelatak tidak bisa bangun lagi. Sandra mengepel muntahan-muntahan itu tanpa bertanya-tanya. Wanita yang dikenalnya sebagai ibunya itu sudah biasa pulang dalam keadaan mabuk.
“Mama kerja apa, sih?”
Sandra tak pernah lupa, betapa banyaknya kata-kata makian dalam sebuah bahasa yang bisa dilontarkan padanya karena pertanyaan seperti itu.
Tentu, tentu Sandra tahu wanita itu mencintainya. Setiap hari minggu wanita itu mengajaknya jalan-jalan ke plaza ini atau ke plaza itu. Di sana Sandra bisa mendapat boneka, baju, es krim, kentang goreng, dan ayam goreng. Dan setiap kali makan wanita itu selalu menatapnya dengan penuh cinta dan seprti tidak puas-puasnya. Wanita itu selalu melap mulut Sandra yang belepotan es krim sambil berbisik, “Sandra, Sandra …”
Kadang-kadang, sebelum tidur wanita itu membacakan sebuah cerita dari sebuah buku berbahasa inggris dengan gambar-gambar berwarna. Selesai membacakan cerita wanita itu akan mencium Sandra dan selalu memintanya berjanji menjadi anak baik-baik.
“Berjanjilah pada Mama, kamu akan jadi wanita baik-baik, Sandra.”
“Seperti Mama?”
“Bukan, bukan seperti Mama. Jangan seperti Mama.”
Sandra selalu belajar untuk menepati janjinya dan ia memang menjadi anak yang patuh. Namun wanita itu tak selalu berperilaku manis begitu. Sandra lebih sering melihatnya dalam tingkah laku yang lain. Maka, berkelebatan di benak Sandra bibir merah yang terus menerus mengeluaran asap, mulut yang selalu berbau minuman keras, mata yang kuyu, wajah yang pucat, dan pager …
Tentu saja Sandra selalu ingat apa yang tertulis dalam pager ibunya. Setiap kali pager itu berbunyi, kalau sedang merias diri dimuka cermin, wanita itu selalu meminta Sandra memencet tombol dan membacakannya.

DITUNGGU DI MANDARIN
KAMAR: 505, PKL 20.00
Sandra tahu, setiap kali pager ini menyebut nama hotel, nomor kamar, dan sebuah jam pertemuan, ibunya akan pulang terlambat. Kadang-kadang malah tidak pulang sampai dua atau tiga hari. Kalau sudah begitu Sandra akan merasa sangat merindukan wanita itu. Tapi, begitulah , ia sudah belajar untuk tidak pernah mengungkapkanya.
***
Empat puluh menit lewat sudah.
“Yang sudah selesai boleh dikumpulkan,” kata Ibu guru Tati.
Belum ada secoret kata pun di kertas Sandra. Masih putih, bersih, tanpa setitik pun noda. Beberapa anak yang sampai hari itu belum mempunyai persoalan yang teralalu berarti dalam hidupnya menulis dengan lancar. Bebarapa diantaranya sudah selesai dan setelah menyerahkannya segera berlari keluar kelas.
Sandra belum tahu judul apa yang harus ditulisnya.
“Kertasmu masih kosong, Sandra?” Ibu Guru Tati tiba-tiba bertanya.
Sandra tidak menjawab. Ia mulai menulis judulnya: Ibu. Tapi, begitu Ibu Guru Tati pergi, ia melamun lagi. Mama, Mama, bisiknya dalam hati. Bahkan dalam hati pun Sandra telah terbiasa hanya berbisik.
Ia  juga hanya berbisik malam itu, ketika terbangun karena dipindahkan ke kolong ranjang. Wanita itu barangkali mengira ia masih tidur. Wanita itu barangkali mengira, karena masih tidur maka Sandra tak akan pernah mendengar suara lenguhnya yang panjang maupun yang pendek di atas ranjang. Wanita itu juga tak mengira bahwa Sandra masih terbangun ketika dirinya terkapar tanpa daya dan lelaki yang memeluknya sudah mendengkur keras sekali. Wanita itu tak mendengar lagi ketika dikolong ranjang Sandra berbisik tertahan-tahan “Mama, mama …” dan pipinya basah oleh air mata.
“Waktu habis, kumpulkan semua ke depan,” ujar Ibu Guru Tati.
Semua anak berdiri dan menumpuk karanganya di meja guru. Sandra menyelipkan kertas di tengah.
Di rumahnya, sambil nonton RCTI, Ibu Guru Tati yang belum berkeluarga memeriksa pekerjaan murid-muridnya. Setelah membaca separo dari tumpukan karangan itu, Ibu guru Tati berkesimpulan, murid-muridnya mengalami masa kanak-kanak yang indah.
Ia memang belum sampai pada karangan Sandra, yang hanya berisi kalimat sepotong:

Ibuku seorang pelacur.
                     
Palmerah, 30 November 1991 *) Dimuat di harian Kompas, 5 Januari 1992.  Terpilih sebagai Cerpen Pilihan Kompas 1993.


Pengetahuan Bahasa

Cara Menggunakan Huruf Kapital
atau Huruf Besar


A. Huruf Kapital atau Huruf Besar

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal kalimat.

Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus beker keras.
Pekerjaan itu belum selesai.


2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak! Kemarin engkau terlambat,” katanya.
“Besok pagi,” kata ibu, “dia akan berangkat”.


3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Misalnya:
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.


4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Misalnya:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertetu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini dia pergi naik haji.


5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, Laksamana
Muda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Gubernur Irian Jaya.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya:
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.


6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Misalnya:
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:
Mesin diesel, 10 volt, 5 ampere


7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Misalnya:
Bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Misalnya:
Mengindonesiakan kata asing
Keinggris-inggrisan


8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,, dan peristiwa sejarah.

Misalnya:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari
Galungan, hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipkai
sebagai nama.

Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.


9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya:
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi
Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah
Baliem, Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan,
Teluk Benggala, Terusan Suez.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.

Misalnya:
berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberabangi selat, pergi ke arah tenggara

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.

Misalnya:
garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon


10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti dan.

Misalnya:
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden
Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.

Misalnya:
Menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah
dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar
Repulik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian


12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.

Misalnya:
 Dr. : doctor
M.A. : master of arts
S.E. : sarjana ekonomi
S.H. : sarjana hukum
S.S. : sarjana sastra
Prof. : professor
Tn. : tuan
Ny. : nyonya
Sdr. : saudara



14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

Misalnya:
“Kapan Bapak Berangkat?” tanya Harto.
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Surat Saudara sudah saya terima.
“Silakan duduk, Dik!” kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.

Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.

Misalnya:
Kita semua harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.


15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.












Pengetahuna Bahasa


Tentang Kalimat Efektif
Apakah yang dimaksud dengan kalimat efektif?
Kalimat efektif yaitu kalimat yang tiap-tiap kata yang membangun kalimat tersebut mempunyai fungsi yang pasti. Kalau sebuah kalimat memilki sebuah kata yang tidak berfungsi, kalimat tersebut disebut kalimat mubazir, dan dianggap tidak efektif. Contoh ; kalimat yang diawali dengan kata sambung seperti, dari, bagi, dan dengan.
Di toko ini menyediakan pupuk. (tidak efektif)
Toko ini menjual pupuk. (efektif)
Walaupun hujan tetapi dia pegi juga. (tidak efektif)
Walaupun hujan, dia pergi juga.(efektif)
Bagaimanakah sebuah kalimat dikatakan efektif?
Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila memenuhi syarat kalimat efektif. Ada pun sayarat kalimat efektif secara umum dibagi menjadi dua, yakni :
1.      Syarat awal yang meliputi pemilihan kata (diksi), dan penggunaan ejaan.
a.    Diksi
Pemilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. (Keraf, 2009 : 24)
b.    Penggunaan ejaan
Ejaan yaitu kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Jadi, secara teknis yang dimaksud dengan ejaan adalah (1) penulisan huruf, (2) penulisan kata, dan (3) penulisan tanda baca.
2.      Syarat utama yang meliputi struktur kalimat dan ciri kalimat efektif.
a.    Struktur kalimat efektif,
Struktur kalimat efektif meliputi:
1)    Struktur kalimat umum
Kalimat yang baik minimal dibangun oleh sebjek dan predikat.
2)    Struktur kalimat paralel
Jika sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan frase (kelompok kata), maka ide-ide yang sejajar harus dinyatakan denga frase. Jika sebuah ide dalam suatu kaliat dinyatakan dengan kata benda (misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan kata benda juga. demikian juga halnya bila sebuah ide dalam suatu kalimat yang dinyatakan dengan kata kerja (misalnya bentuk me-kan, di-kan), maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama.
Contoh :
Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan  mengatur peminjaman buku.(salah)
Kegiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pengaturan peminjaman buku. (benar)
kegiatannya ialah membeli buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku.(benar)
b.    Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Klimat efektif memiliki empat ciri, yaitu:
1)    Kesatuan (padu)
Sebuah kalimat dikatakan padu apabila hubungan antar unsur dalam kalimat tidak terganggu.
Contoh :                                                                                          Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekeretariat.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
Pada tahun ini merupakan tahun terakhir masa dianasnya sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat tersebut subjeknya kurang jelas karena diantar oleh partikel (kata-kata yang digarisbawahi). Oleh karena itu, partikel perlu dihilangkan sehingga menjadi :
Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekeretariat.
Keputusan ini merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dianasnya sebagai pegawai negeri.
2)    Hemat
Sebuah kalimat dikatakan hemat apabila kalimat yang disusun tidak menggunakan kata secara berlebihan. Atau dengan kata lain seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar.
Hal-hal yang membuat sebuah kalimat tidak hemat.
a)    Pengulangan subjek kalimat
Contoh :
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan.
Menjadi :
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui mempelai memasuki ruangan.
b)     Hiponim dihindarkan
 Perhatikan contoh berikut.
Presiden SBY menghadiri Rapin ABRI hari senin lalu.
Warna kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan adikku.
Bulan Maret tahun ini, Presiden SBY akan mengadakan perjalanan muhibah ke beberapa negara tetangga antara lain Malaysia.
Kalimat-kalimat tersebut diperbaiki degan menghilangkan kata hari, warna, dan bulan sehingga menjadi:
Presiden SBY menghadiri Rapin ABRI senin lalu.
Kuning dan ungu adalah warna kesayangan adikku.
Maret tahun ini, Presiden SBY akan mengadakan perjalanan muhibah ke beberapa negara tetangga antara lain Malaysia.
c)    Pemakaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’
Perhatikan contoh pemakaian dari dan daripada yang benar berikut.
Pak Karto berangkat dari Bandung pukul  7.30
Perhiasan yang indah itu terbuat dari perak
Kalimat A lebih sukar daripada kalimat B.
Bandingkan dengan contoh permakaian dari dan daripada yang tidak benar berikut ini:
Anak dari tetangga saya Senin ini akan dilantik menjadi dokter
Presiden menekankan, bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan daripada rakyat harus diutamakan.
Jadi penggunaan dari untuk menunjukkan arah (tempat), asal-usul, sedangkan daripada berfungsi untuk membandingakan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.
3)    Koherensi
Yaitu hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. (Gorys Keraf).
Hal-hal yang menyebabkan kalimat tidak koheren :
a)     Karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
Contoh : 
Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebunanjing (tidak baik)
Adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya (baik)
b)    Karena salah mempergunakan kata depan, kata penghubung, dan kata sebaimya.
Contoh : 
Kami saling bantu-membantu dalam hal kebaikan (salah)
Kami saling membantu dalam hal kebaikan (benar)
Kami bantu-membantu dalam hal kebaikan (benar)

Temanku menceritakan tentang peristiwa itu (salah)
Temanku menceritakan peristiwa itu (benar)
Temanku bercerita tentang peristiwa itu (benar)

Pengamen itu mengharapkan akan belas kasihan (salah)
Pengamen itu mengaharapkan belas kasihan (benar)
Pengamen itu berharap akan belas kasihan (salah)

c)    Karena salah menempatkan keterangan aspek ( sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja tanggap.
Contoh :
Saya sudah membaca buku itu hingga tamat. (baik)
Sudah saya baca buku itu hingga tamat. (baik)
Saya sudah baca buku itu hingga tamat. (kurang baik, bahasa percakapan)
Buku itu saya sudah baca hingga tamat. (salah)
Buku itu sudah saya baca hingga tamat. (baik)

4)    Penekanan
Yaitu pemberian aksentuasi , pementingan atau pemusatan perhatian pada salahsatu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberikan penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaaca.
Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara:
a)    Pemindahan letak frase
Contoh :
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Kita dapat membicarakan lagi soal ini pada kesempatan lain demikian harapan kami.
Soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain, demikian harapan kami.
b)    Mengulang kata-kata yang sama
Contoh :
Pembangunan dilihat sebaga proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya dimensi ekonomi, tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya.

5)    Kevariasian
Contoh :
Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Tumbuhmulia. (S-P-O)
Belum dikenal oleh masyarakat desa Tumbuhmulia dokter muda itu. (P-O-S)
Dokter muda itu oleh masyarakat desa Tumbuhmulia belum dikenal. (S-O-P)
Sebagai tambahan, sebuah kalimat dikatakan efektif apabila tidak mengandung kalimat yang ambigu (taksa) atau kalimat yang bermakna ganda.
Menurut Kempson ketaksaan adalah kegandaan makna dari suatu tanda bahasa.
Contoh :
 Saya mencari pencukur rambut
-  Saya mencari orang yang pekerjaannya mencukur rambut
-  Saya mencari alat pencukur rambut
Isteri sopir yang nakal itu cantik
-  Isteri sopir (yang cantik itu) nakal.
-  Sopir (yang beristeri cantik itu) nakal.
Ketaksaan komunikasi lisan dapat dihindari dengan pemberian intonasi atau tekanan kata secara tepat. Sedangkan ketaksaan komunikasi tulis dapat diatasi dengan menyertakan  konteks atas kalimat yang mengandung ketaksaan.
Contoh :
Saya mencari seorang sahabat. Orangnya tinggi, kurus, kulit sawo matang, dan bernama Amir.
Saya mencari seorang sahabat. Orangnya harus ramah, pintar, jujur, suka bekerja keras.




Referensi
A.     Referensi dari buku
Alwi, Hasan. dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.
Alwi, Hasan. Dkk (ed.). 2002. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta : Pusat Bahasa dan Yayasan Obor Indonesia
Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Sastra. Malang: Sinar Baru Algensindo.
Chaer, A. 1993. Grammatika Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Esten, Mursal. 2000. Kesustraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa.
Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Jaya.
Jabrohim, dkk. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kamisa. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Cahaya Agency.
Keraf, G. 2004. Komposisi. Ende: Nusa Indah.
Keraf, G. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Luxemburg, Jan Van, Mieke Ball, dan Willem G. Weststeijn. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia (Terjemahan Dick Hartoko).
Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Prastowo, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Jaya.
Putrayasa, I.B. 2006. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama.
Putrayasa, I.B. 2010. Kalimat Efektif. Bandung: PT. Refika Aditama.
Subela, Adji. 2003. Pengantin Agung. Jakart: PT Gria Media Prima Jakarta.
Sudjiman, Panuti. 1984. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugihastuti. 2007. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugono, D.(ed). 2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia jilid 2. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Taum, Yoseph Yapi. 1997. Pengantar Teori Sastra. Flores: Nusa Indah Utama.
Teeuw, A. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
Wellek, Rene, dan Austin Warren. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (Terjemahan Melani Budianto).

B.    Referensi dari Internet

basindon.blogspot.co.id
berpendidikan.com
kbbi.web.id
belajar.kemdikbud.go.id
definisipengertian.net
www.dosenpendidikan.net
duniasukab.com
iwanwidy.blogspot.co.id
kabartumbuhmulia.blogspot.co.id
mastugino.blogspot.co.id
www.materikelas.com
www.gurupendidikan.net
ptk-bahasaindonesia.blogspot.co.id
kumpulansoal-soaldanpembahasanunsmp.blogspot.co.id