Modul Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Ganjil
Berikut ini merupakan Modul Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Ganjil (KTSP). Bagi Saudara yang membutuhkan modul ini dalam bentuk file pdf.
Cara mendapatkannya sangat mudah, cukup dengan:
1. Subcribe channel basindon di SINI.
2. Konfirmasi melalui WhatsApp
3. Kami akan kirimkan file melalui WA setelah konfirmasi (GRATIS)
Untuk K13, silakan Download Materi Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas 9 Semester 1 dan 2
Berikut ini gambaran Modul Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Ganjil
Dapatkan juga: RPP 1 Halaman Bahasa Indonesia Kelas 9 (K13) - Semester 1 & 2 (Gratis)
Berikut ini gambaran Modul Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Ganjil
Dapatkan juga: RPP 1 Halaman Bahasa Indonesia Kelas 9 (K13) - Semester 1 & 2 (Gratis)
Dialog Interaktif
Pendahuluan
Judul modul
Bahasa Indonesia IX.1.1 adalah Dialog Interaktif. Kamu perlu mempelajari modul
ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul
berikutnya.
Kompetensi
yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.
menjelaskan pengertian dialog interaktif,
2.
menentukan tema dialog interaktif,
3.
mengidentifikasi pokok-pokok dalam
dialog, dan
4.
menyimpulkan isi dialog.
Baca dan
perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru
pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang
disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat
Belajar!
Pengertian
Dialog Interaktif
Dalam
berbagai acara di radio/televisi sering ditayangkan kegiatan dialog atau
wawancara. Ini dimaksudkan agar pendengar/pemirsa dapat menambah informasi dari
persoalan yang sedang dibicarakan. Informasi itu akan mudah dipahami bila
pendengar/pemirsa mendengarkannya dengan saksama.
Dialog
interaktif adalah masalah perbincangan dua orang atau lebih yang sama-sama aktif membicarakan
sesuatu.
Sebagai
latihan, cobalah dengarkan dialog berikut ini. Seorang temanmu akan menjadi
penanya dan seorang lagi sebagai penjawab.
Penanya
|
:
|
“Langkah apa yang dilakukan pemerintah dalam
hal mengadakan pupuk?”
|
Narasumber
|
:
|
“Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
pemerintah. Pertama, meringankan
input produksinya. Oleh karena itu, saat ini pemerintah melakukan
subsidi pupuk dan subsidi benih. Pemerintah juga memberikan bantuan mesin
alat pertanian. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi biaya produksi. Akan
tetapi, itu saja tidak cukup. Oleh karena itu, supaya petani ini sejahtera,
angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian on-farm ini harus dikurangi. Artinya, bahwa usaha pertanian itu
jangan hanya bertumpu pada on-farm,
harus bercocok tanam, harus usaha agribisnis yang bukan hanya on-farm.
Akan tetapi harus betumpu juga di bidang jasa perdagangan.”
|
Penanya
|
:
|
“Apakah program itu sudah disosialisasikan?”
|
Narasumber
|
:
|
”Sudah, kita sudah sosialisasikan
program-program pertanian terpadu seperti itu.”
|
Penanya
|
:
|
”Bagaimana dengan pengembangan sepuluh ribu
desa pertanian?”
|
Narasumber
|
:
|
Program sepuluh ribu desa pertanian bertujuan
untuk mengurangi
kemiskinan. Program tersebut dilatarbelakangi
oleh pertanian yang makin sempit. Selain itu, akses permodalan petani yang
kecil. Jalan keluarnya adalah, harus disediakan lahan yang cukup, itu dengan
program reformasi agraria. Jalan keluar kedua yaitu dengan menciptakan
lapangan usaha agribisnis di pedesaan. Oleh sebab itu, program kita adalah
program pengembangan usaha agribisnis di pedesaan.”
|
Penentuan
Tema Dialog Interaktif
Nah, setelah
kamu melihat dan mendengarkan peragaan dialog tersebut, coba tentukan tema dan
diskusikan pokok-pokok dalam dialog tersebut. Untuk menentukan tema tentunya
kalian harus memahami apa yang dibahas dalam dialog tersebut.
Tema dialog
merupakan gagasan yang mendasari sebuah dialog. Tema dialog tersebut yaitu
“program pemerintah di bidang pertanian”.
Penentuan
Pokok-Pokok Dialog Interaktif
Kemudian, apa
pokok-pokok dialog yang dibicarakan ? Untuk menjawab ini kalian harus memahami
informasi apa saja yang dibahas dalam dialog tersebut. Cara menentukan
Pokok-pokok dialog adalah;
1.
Memusatkan
perhatian pada isi informasi.
2.
Mencatat
hal penting yang terdapat dalam dialog, dengan mengacu pada What (apa) yang menjadi pokok dialog, Who
(siapa) yang berdialog, Why (mengapa) mereka berdialog, When (kapan) mereka
berdialog, Where (dimana) mereka berdialog, dan How (bagaimana) cara mereka
berdialog.
3. Membuat kesimpulan dengan bahasamu
sendiri .
Contoh
pokok-pokok dialog adalah;
a. Langkah yang diambil pemerintah dalam
rangka program pengadaan pupuk yaitu melakukan subsidi pupuk, subsidi benih,
dan memberikan bantuan mesin alat pertanian.
b. Pemerintah sudah mensosialisasikan
program pengadaan pupuk kepada petani.
c. Program sepuluh ribu desa pertanian
bertujuan untuk mengurngi kemiskinan di Indonesia.
d. Program sepuluh ribu desa juga
bertujuan menciptakan lapangan kerja baru.
Menyimpulan
Isi Dialog
Nah, setelah
kamu menentukan pokok-pokok dialog tersebut, tentukan simpulan isi dialog
interaktif dengan bahasamu sendiri
Simpulan
adalah pendapat akhir setelah mendengar pokok-pokok dialog yang kita dengarkan.
Contoh
simpulan dialog adalah:
Pemerintah
melakukan program pengadaan pupuk dengan tujuan untuk mensejahterkan petani.
Langkah yang dilakukan pemerintah untuk menunjang program tersebut yaitu
memberikan subsidi pupuk, benih, dan memberikan alat pertanian. Selain itu,
pemerintah juga mencanangkan program sepuluh ribu desa pertanian. Program
tersebut bertujuan untuk mengurangi kemiskinan Indonesia. Program tersebut
dilatarbelakangi oleh semakin sempitnya lahan pertanian dan permodalan petani
yang relatif kecil. Program sepuluh ribu desa pertanian juga bertujuan untuk
menciptakan lapangan kerja baru.
Tugas
Akhir Modul
Berikut ini
ada dialog, coba perankan bersama temanmu.Perhatikan dengan baik isi dialog tersebut!
Gambar:
kabartumbuhmulia.blogspot.co.id
Penanya
|
:
|
“Assalamualaikum, selamat siang Pak!”
|
M. Uzai
|
:
|
‘Waalaikumussalam, selamat siang juga.”
|
Penanya
|
:
|
“Bisa
aktivitasnya saya ganggu sebentar saja Pak?”
|
M. Uzai
|
:
|
“Oh, silakan. Malahan saya senang sekali.”
|
Penanya
|
:
|
“Begini Pak,
saya dengar-dengar Bapak telah menerima bantuan mesin penanam padi, apakah
benar adanya?”
|
M. Uzai
|
:
|
“Betul, kami memang sudah menerima mesin penanam
padi atau yang biasa disebut Rice
Transplanter.
|
Penanya
|
:
|
"Kapan mesin pananam padi (Rice Transplanter) ini Bapak terima?"
|
M. Uzai
|
:
|
"5 hari yang lalu, Kamis, 16 Juni
2016."
|
Penanya
|
"Bantuan ini dalam bentuk program apa?"
|
|
M. Uzai
|
:
|
"Ini merupakan bantuan dari pusat lewat
APBN-P Kementrian Pertanian, dan Alhamdulillah tanpa Dana sepeserpun."
|
Penanya
|
:
|
“Mengapa pemerintah bersedia memberikan
bantuan mesin penanam padi ke kelompok tani di yang Bapak kelola?”
|
M. Uzai
|
:
|
“Sebenarnya, kami sudah beberapa kali mendapatkan bantuan pupuk,
obat-obatan dan lain sebagainya. Melihat kemajuan Gapoktan di desa
Tumbuh Mulia yang semakin meningkat, akhirnya pemerintah pun bersedia
memberikan bantuan berupa mesin penanam padi (Rice Transplanter)”
|
Penanya
|
:
|
"Apakah
mesin canggih ini sudah dicoba dan dipraktikkan?"
|
M. Uzai
|
:
|
"Sudah kami pelatihan dan sekaligus
praktik di Gelang. Kalau disini baru mulai persemaian bibit oleh Bapak H.
Muallip dan Insyaallah dia yg akan pertama mencobanya."
|
Penanya
|
:
|
“Apa saja kelebihan menggunakan mesin penanam
padi ini?”
|
M. Uzai
|
:
|
“Mesin
penanam padi otomatis atau yang disebut dengan Rice Transplanter adalah mesin
penanam bibit padi modern dengan sistem penanaman yang serempak. Selain
sistem penanaman yang serempak, biaya penanaman bibit padi yang lebih murah
serta proses penanaman yang lebih cepat adalah kelebihan dan keuntungan bagi
petani yang menggunakan mesin ini.”
|
Penanya
|
:
|
“Apa harapan Bapak dengan
adanya mesin penanam padi ini?"
|
M. Uzai
|
:
|
"Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan oleh
para petani yang berada di naungan Kelompok Tani SENDONG 1 khusunya, dan Desa Tumbuh Mulia pada umumnya."
|
Penanya
|
:
|
"Hambatan apa yang Bapak
hadapi
dalam mensosialisasiakan mesin ini kepada
anggota Poktan dan masyarakat petani lainnya."
|
M. Uzai
|
:
|
"Berdasarkan pantauan kami, memang selama
ini masyarakat di sini tidak terlalu tertarik dengan mesin canggih ini,
terutama dalam model tanamnya yang menggunakan Jajar Legowo. Sementara para
petani di sini masih menganggap jajar legowo kurang efektif."
|
Penanya
|
:
|
“Baik, kalau
begitu terima kasih atas waktu dan informasi yang Bapak berikan. Semoga Bapak
sukses selalu bersama kelompok tani di desa Tumbuh Mulia.”
|
M. Uzai
|
:
|
“Sama-sama.”
|
Sumber: kabartumbuhmulia.blogspot.co.id
(diedit seperlunya)
Jawablah
pertanyaan berikut ini!
1.
Apa
yang menjadi tema dialog interaktif di atas?
2.
Catatlah
hal-hal penting yang ada di dalam dialog di atas!
3. Buatlah simpulan dari dialog di atas!
Mengkritik dan Memuji
Berbagai Karya (Seni atau
Produk)
Pendahuluan
Judul modul
Bahasa Indonesia IX.1.2 adalah Mengkritik dan Memuji Berbagai Karya/Produk.
Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat
melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi
yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1. mampu
menjelaskan pengertian mengkrik dan memuji karya (seni/produk)
2. mampu
menentukan kekurangan dan keunggulan (seni/produk)
3. mampu
mengkritik dan memuji dengan bahasa yang lugas dan santun
Baca dan
perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru
pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang
disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat
Belajar!
Pengertian Mengkritik dan Memuji
Mengkritik yaitu memberikan tanggapan,
kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil
karya sastra, karya seni, atau pendapat.
Memuji berarti mengagumi, menghargai sesuatu
yang dianggap baik, indah, bagus, dan berani.
Memberikan
pujian haruslah obyektif dan tidak berlebih-lebihan. Begitu pula dengan kritik
yang disampaikan juga harus obyektif.
Kritik
yang disampikan harus dengan menggunakan bahasa yang santun serta masuk akal.
Alasan tersebut sedapat mungkin dapat diterima oleh semua pihak dengan dada
lapang dan senang. Sebaliknya, kritik yang tidak memperhatikan kesantunan dalam
berbahasa dapat menyebabkan pihak yang dikritik kecewa, kesal, dan bahkan
marah. Oleh karena itu, kritik harus disampaikan dengan bahasa yang santun,
disertai alasan yang logis bahkan kalau perlu membantu mencarikan jalan
keluarnya.
Apabila yang
dikritik atau dipuji itu sebuah produk, misalnya tentang menciptakan aneka
kerajinan tangan dari bahan baku rotan, seperti dalam wacana tersebut, terdapat
berbagai unsur yang dapat kita komentari. Unsur-unsur itu dapat berkenaan
dengan:
1. inovasi pengrajin,
2. kondisi ekonomi,
3. kondisi pasar,
4. pendapat pengusaha,
5. bahan baku yang digunakan,
6. mutunya,
7. harganya, dan
8. pemasaran/promosinya.
Langkah-langkah
mengkritik suatu karya seni/produk:
1)
mendata
kekurangan dan keunggulan karya seni/produk,
2) menentukan kekurangan dan keunggulan
karya seni/produk dengan syarat:
Misalnya:
-
Harus
didasari alasan yang masuk akal/logis.
- Alasan-alasan yang dikemukakan harus
diterima oleh akal yang sehat.
Cara mengkritik dan memuji dengan bahasa yang
lugas dan santun bahasa yang santun ditandai oleh:
1) kosakata yang dipilih tidak
menimbulkan konotasi negatif;
2) tidak menyinggung perasaan orang lain;
dan
3) tidak menggunakan ungkapan jorok,
kasar, dan tabu pada masyarakat tertentu.
Contoh pujian:
- Ukiran kayu tersebut sangat menarik
dan benar-benar mewujudkan inspirasi pematung. Orang akan sangat tertarik
melihat ukiran tersebut.
- Patung tersebut sangat menarik karena detail-detail
pahatan patung tampak dikerjakan oleh tangan-tangan terampil dan pembuat patung
sangat teliti dalam memahat patung terebut.
Contoh kritikan:
- Ukiran patung memang menarik, tetapi
sayangnya dijual dengan harga yang sangat mahal sehingga tidak semua orang
dapat memilikinya.
- Detail-detail patung tersebut sangat
bagus, tetapi jauh dari realitas sosial. Hal ini mungkin karena patung tersebut
hanya sebagai simbol saja. Ketidaksamaan patung dengan objek yang sebenarnya
membuat orang yang melihat berpikir lebih lama mengenai arti dan bentuk patung.
Tugas
Akhir Modul
I.
Kerjakan
tugas berikut!
1.
Amati
sebuah karya (seni atau produk) yang ada di dalam kelasmu, kemudian datalah
kelebihan dan kekurangannya!
2.
Setelah
kamu mendata kelebihan dan kekurangan karya (seni atau produk) tersebut,
berikan tanggapan berupa pujian dan kritikan degan bahasa yang lugas dan
santun.
II.
Jawablah
pertanyaan di bawah ini!
1.
Pernyataan
berupa kritik di bawah ini yang paling baik adalah . . . .
a.
Lukisan
itu belum layak dipamerkan karena nama pelukisnya tidak begitu saya kenal.
b.
Tarian
para penari itu sangat luar biasa dan saya benar-benar menyukainya.
c.
Patung
tersebut sangat halus pahatannya tetapi sayang ada bagian yang kurang
proporsional.
d.
Aransemen
lagu itu sangat menakjubkan, wajar karena komposernya seorang Addie M.S. gitu
loh.
2.
Pernyataan
di bawah ini yang merupakan kritik terhadap suatu produk adalah…
a.
Bohlam
lampu mudah putus.
b.
Magic
jar ini dapat memasak nasi lebih cepat.
c.
Kapasitas
lemari es lebih banyak.
d.
Mesin
cuci dengan kapasitas banyak, tetapi daya listrik kecil.
3.
Pernyataan
berikut yang merupakan kritik terhadap karya sastra yaitu …
a.
Puisi
karya Rendra benar-benar menyentuh hati.
b.
Novel
itu ceritanya sangat bagus. Namun, karakter dari tiap-tiap tokoh kurang
menonjol.
c.
Pementasan
drama oleh Teater Bengkel benar-benar memukau.
d.
Perpaduan
musik dan pembacaan puisi oleh Rike Diah begitu memukau.
4.
Pujian
terhadap karya seni yang tepat yaitu…
a.
Wow,
indah nian lukisan itu!
b.
Pahatan
patung itu benar-benar kasar.
c.
Ukiran
hasil karyamu sungguh mengagumkan.
d.
Pergelaran
tari klasik di TMII menarik banyak pengunjung.
5.
Tito
dan Rizal melihat pameran lukisan. Tito memuji salah satu lukisan dalam pameran
itu.
Kalimat pujian yang sebaiknya
diucapkan Tito adalah ....
a.
Saya
puas terhadap lukisan ini.
b.
Apakah
kamu puas dengan lukisan ini?
c.
Ternyata
lukisan ini anonim.
d.
Wah,
bagus benar lukisan ini. Pemandangan seolah-olah sama dengan kenyataan.
Melaporkan Berbagai Peristiwa
Pendahuluan
Judul modul
Bahasa Indonesia IX.1.3 adalah Melaporkan Berbagai Peristiwa. Kamu perlu
mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan
membaca modul berikutnya.
Kompetensi
yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1. Mampu
mendeskripsikan peristiwa secara rinci
2. Mampu
melaporkan berbagai peristiwa dengan kalimat yang jelas
Baca dan
perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru
pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang
disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat
Belajar!
Pengertian
Laporan
Kamu sering
melihat atau mengalami suatu peristiwa. Kamu juga dapat mengetahui peristiwa
melalui membaca atau mendengarkan berita. Kemudian kamu dapat menyapaikan pertistiwa tersebut kepada orang
lain.
Melaporkan
berarti menyampaikan gambaran, lukisan, atau pertistiwa terjadinya sesuatu.
Cara
Menyampaikan Laporan Peristiwa
Cara
menyampaikan suatu peristiwa kepada orang lain sebagai berikut.
1.
Menggunakan
bahasa yang komunikatif, lugas, dan
santun.
2.
Urutan
penyampaian peristiwa disesuaikan dengan urutan pokok-pokok peristiwa.
3.
Isi
peristiwa disusun secara lengkap (tidak ada bagian yang terlewati) tanpa penambahan dan pengurangan.
4.
Menggunakan
intonasi yang bervariasi dan suara yang jelas.
5. Jika perlu, menggunakan alat peraga agar
lebih meyakinkan.
Kamu dapat
bercerita dengan cara mendeskripsikan peristiwa tersebut. Deskripsi adalah
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.
Deskripsi peristiwa memuat hal-hal berikut.
1.
Waktu
peristiwa terjadi
2.
Tempat
terjadinya peristiwa
3.
Proses
terjadinya peristiwa
4.
Akibat
dari peristiwa
5.
Peristiwa
yang terjadi
6.
Orang
atau hal yang mengalami peristiwa.
Contoh
laporan:
Gambar:
kabartumbuhmulia.blogspot.co.id
Acara HUT RI
ke 70 di kecamatan Suralaga dimulai kegiatan jalan-jalan sehat (JJS). Acara JJS
cukup meriah diikuti oleh seluruh pegawai lembaga pemerintahan dan
non-pemerintahan yang ada di wilayah kecamatan Suralaga. Ada sekitar dua
ratusan orang yang memenuhi rute perjalanan
JJS pagi Jumat tadi (7/8/2015). Termasuk Camat Suralaga ikut dalam rombongan
paling depan sebagai komado kegiatan tersebut.
Acara yang
digelar sekali setahun tersebut merupakan wujud kampanye kesehatan. Para
perserta pun sangat antusias mengikutinya. Terutama mereka yang jarang-jarang
melakukan kegiatan olahraga. Sehingga pada kesempatan itu mereka dapat
mengencangkan otot secara beramai-ramai.
Adapun rute
JJS yakni dimulai dari kantor camat Suralaga menuju ke utara dan belok kiri di Simpang menuju desa Paok
Lombok. Selanjutnya belok kiri menuju ke Kopong. Di pekuburan Ampan belok kiri
lagi menuju ke desa Tumbuh Mulia. Kemudian belok kiri hingga kembali lagi ke
Kantor camat.
Contoh Soal :
1. Peristiwa apa yang dilaporkan?
-
Kegiatan
jalan-jalan sehat (JJS) sebagai acara pembuka HUT RI ke 70 di kecamatan
Suralaga.
2. Siapa yang mengalami peristiwa
tersebut?
-
Camat
Suralaga dan seluruh pegawai lembaga pemerintahan dan non-pemerintahan yang ada
di wilayah kecamatan Suralaga.
3. Kapan peristiwa itu terjadi?
-
Jumat,
7 Agustus 2015
4. Di mana peristiwa itu terjadi?
-
Di
kecamatan Suralaga
5. Mengapa peristiwa dilaksanakan?
-
Merupakan
wujud kampanye kesehatan
6. Bagaiman peristiwa itu terjadi?
-
JJS
tersebut dimulai dari kantor camat Suralaga menuju ke utara dan belok kiri di Simpang menuju desa Paok
Lombok. Selanjutnya belok kiri menuju ke Kopong. Di pekuburan Ampan belok kiri
lagi menuju ke desa Tumbuh Mulia. Kemudian belok kiri hingga kembali lagi ke
Kantor camat.
Tugas
Akhir Modul
I.
Lakukan
kegiatan berikut ini!
a.
Buatlah
sebuah laporan kejadian yang ada di lingkungan sekitarmu!
b.
Sampaikan
laporan kejadian tersebut di depan kelas!
II.
Kerjakan
soal-soal di bawah ini!
1. Hasil Lomba Kebersihan Kelas SMP
Harapan Tahun 2009
Juara I Kelas VII A Nilai 389
Juara II Kelas IX C Nilai 386
Juara III Kelas VIII B Nilai 368
Laporan yang tepat berdasarkan data
tersebut adalah ...
a.
Hasil
lomba kebersihan kelas, SMP Harapan tahun 2009 adalah sebagai berikut. Kelas
VII A mendapat juara pertama, kelas IX C juara kedua, dan kelas VIII B juara
ketiga. Urutan nilainya adalah 389, 386, dan 368.
b.
Secara
berturut-turut hasil kebersihan kelas SMP Harapan tahun 2009 yaitu Kelas VII A
mendapat juara pertama, kelas IX C juara
kedua, dan kelas VIII B juara ketiga. Dengan jumlah perolehan nilai 386, 389,
dan 368.
c.
Selama
lomba kebersihan kelas SMP Harapan tahun 2009 dapat dilaporkan sebagai berikut.
Kelas VII A mendapat juara pertama, kelas IX C juara kedua, dan kelas VIII B
juara ketiga. Urutan nilainya adalah 386, 368, dan 389.
d. Hasil lomba kebersihan kelas SMP
Harapan tahun 2009 adalah sebagai berikut. Kelas VIII B mendapat juara pertama,
kelas IX C juara kedua, dan kelas VII A juara ketiga. Perolehan nilainya adalah
389, 386, dan 368.
2. (1)
Ketika kami turun gunung, hujan salju bertambah lebat.
(2) Sungguh, pengalaman yang tak
terlupakan.
(3) Kesempatan yang baik itu, kami
abadikan.
(4) Pendakian itu kami lakukan, saat
liburan kenaikan kelas.
(5) Maklum baru pertama kali, di sana
kami melihat hujan salju.
(6) Perjalanan mendaki gunung
tertinggi di Irian Jaya sungguh mengesankan.
Urutan kalimat tersebut yang tepat
untuk laporan adalah ...
a. (6), (4), (2), (1), (3), (5)
b. (4), (3), (2), (5), (2), (1)
c. (6), (5), (4), (3), (1), (2)
d. (4), (3), (2), (6), (5), (1)
3. (1) Terpancar wajah berseri, saat penghuni
panti diajak bernyanyi.
(2) Mereka memberi sumbangan dana dan
mengadakan hiburan organ
tunggal.
(3) Kami berbaur bersama dalam
kegembiraan.
(4) Kegiatan itu dipusatkan di Panti
Wredatama.
(5) Kegiatan itu berakhir tepat pukul
16.00.
(6) OSIS SMP Bunda melakukan kegiatan
bakti sosial.
Urutan kalimat tersebut yang tepat
untuk laporan adalah....
a. (6), (4), (2), (1), (3), (5)
b. (4), (3), (2), (5), (2), (1)
c. (6), (5), (4), (3), (1), (2)
d. (4), (3), (2), (6), (5), (1)
3. Perhatikan paragraf berikut!
Pada tahun 1960, pemerintah menentukan
penggunaan tanah seluas 552 hektar sebagai tempat rekreasi. Daerah rekreasi di
bagian tengah seluas 137 hektar inilah kemudian terkenal sebagai Taman Impian
Jaya Ancol. Untuk melaksanakan pembangunan daerah Ancol, pemerintah membentuk
sebuah panitia dan sekaligus menunjuk Gubenur DKI Jakarta sebagai penanggung
jawab. Pembangunan dimulai bulan Oktober 1962 oleh Citra Engineering, sebuah
perusahaan kontraktor Perancis, dan selesai pada bulan Februari 1966.
Judul yang tepat untuk paragraf laporan
tersebut adalah ….
a. Taman Impian Jaya Ancol
b. Pembangunan Taman Impian Jaya Ancol
c. Sejarah Berdirinya Taman Impian
Jaya Ancol
d. Silsilah Terbentuknya Taman Impian
Jaya Ancol
5. Perhatikan laporan berikut!
1) Tujuan kegiatan
2) Waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan
3) Nama dan jenis kegiatan
4) Keuangan atau biaya kegiatan
5) Hasil pelaksanaan kegiatan
6) Kesimpulan dan penutup
Susunan laporan kegiatan yang tepat
berdasarkan hal-hal tersebut adalah…
a. 1), 2), 3), 4), 5), 6)
b. 1), 3), 4), 5), 2), 6)
c. 3), 1), 2), 5), 4), 6)
d. 3), 2), 1), 4), 5), 6)
Membedakan Fakta dan Opini
dalam Teks Iklan
Pendahuluan
Judul modul
Bahasa Indonesia IX.1.4 adalah Membedakan Fakta dan Opini. Kamu perlu
mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan
membaca modul berikutnya.
Kompetensi
yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.
Mampu
menjelaskan perbedaan fakta dan opini
2.
Mampu
menjelaskan pengertian iklan
3.
Mampu
mendata fakta yang ada dalam teks iklan
4.
Mampu
mendata opini yang ada dalam teks iklan
5. Mampu membedakan fakta dan opini dalam
teks iklan
Baca dan
perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru
pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang
disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat
Belajar!
Pengertian
Fakta dan Opini
Fakta adalah hal (keadaan atau peristiwa)
yang merupakan kaenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Opini merupakan pikiran, anggapan, buah
pemikiran, atau perkiraan.
Fakta
berbentuk gambar, foto, data statistik, tabel peristiwa, dan grafik. Adapun
opini berupa saran, kritik, harapan, dan nasihat.
Fakta bersifat
menunjukkan sedangkan opini bersifat mengharapakan
Pengertian
Iklan
Adapun
pengertian Iklan adalah pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa
yang dijual dan dipasang melaui media masa. Iklan dapat ditemui di majalah,
surat kabar, atau televisi, iklan bertujuan untuk menarik perhatian, mendorong,
serta membujuk pihak lain agar memiliki atau memenuhi permintaan yang terdapat
dalam iklan tersebut.
Pengertian
lain dari Iklan ialah promosi barang, jasa, dan ide yang harus dibayar oleh sebuah
sponsor. Pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi secara
keseluruhan. Komponen lain dari promosi :
1. publisitas,
2. relasi
publik,
3.
penjualan, dan
4.promosi
penjualan.
Iklan
bertujuan untuk menarik perhatian serta membujuk orang lain agar memiliki atau
memenuhi permintaan yang ditawarkan dalam iklan tersebut.
Berdasarkan
jenisnya iklan dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1. iklan
layanan masyarakat,
2. iklan
niaga,dan
3. iklan
keluarga.
Perhatikan
gambar berikut!
Iklan layanan masyarakat
|
Iklan niaga
|
Iklan keluarga
|
Iklan dapat
dibaca dengan membaca intensif. Membaca intensif merupakan kegiatan membaca
untuk memahami semua hal yang akan disajikan dalam bacaan. Oleh karena itu,
membaca intensif dapat dilakukan dengan cara berikut.
1. Membaca dengan cermat setiap kalimat
dari awal hingga akhir teks.
2. Mencatat hal-hal yang ingin diketahui.
Contoh:
Setelah mencermati iklan di atas,
tentu kamu dapat membedakan antara
kalimat fakta dan opini.
Fakta dalam iklan tersebut adalah:
1. kue gupal kampung terbuat dari
rempah- rempah,
2. oleh-oleh khas kota Jombang,
3. tersedia 3 pilihan rasa, original, jahe, madu,dan
4. Griya Indah AA 2 Jombang, jawa
Timur Phone (0321) 864285, 3374186.
Opini dalam iklan tersebut adalah:
1. produsen & Grosir Kue Kering
Termurah di Indonesia,
2. legit, renyah, gurih,dan
3. DKU ahlinya donat kampung.
Tugas
Akhir Modul
I.
Kerjakan
tugas berikut!
-
Buatlah
sekurang-kurangnya lima kalimat fakta dan lima kalimat opini!
II.
Pilihlah
jawaban yang tepat pada soal di bawah ini!
1.
Berikut
ini merupakan contoh iklan yang isinya mengandung fakta adalah..
a.
Minum
“Singset Putri”' tubuh lebih langsing, kulit mulus bak putri keraton!
b.
Perangi
kebodohan dengan cara membaca!
c.
Griya
Anggrek Indah, hunian nyaman keluarga bahagia!
d.
Basmi
nyamuk dengan “Sorafit”, nyamuk hilang tidur tenang!
2.
Perhatikan
iklan berikut!
Hadiri
dan Saksikan!!
Pameran
dan Bursa Buku
Di
Diamond Convention Centre
Tanggal
8-13 Novemeber 2008
Tersedia
Berbagai Macam Buku
Harga
Paling Murah
Koleksi
Buku Lengkap
Harga
Diskon
Fakta yang
terdapat dalam penggalan iklan tersebut adalah..
a.
pameran
dan bursa buku di Diamond Convention Centre
b.
semua
merek ada di sini
c.
harga
paling murah
d.
kualitas
terjamin
3.
Perhatikan
potongan iklan berikut!
Direktur
dan Segenap Staf
RSUD
Ulin Banjarmasin
Mengucapkan
Selamat
dan Sukses
Atas
Terpilihnya Bapak Suhastono
Sebagai
Bupati Tabalong
Semoga
berhasil menjadikan Kabupaten Tabalong sebagai pusat agrobisnis
Opini yang terdapat dalam penggalan
iklan tersebut adalah . . . .
a.
Direktur
dan Segenap Staf RSUD Ulin Banjarmasin mengucapkan Selamat dan Sukses.
b.
Terpilihnya Bapak Suhastono sebagai bupati.
c.
Direktur
RSUD Ulin Banjarmasin mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Terpilihnya Bapak
Suhastono sebagai bupati.
d.
Semoga
berhasil menjadikan Kabupaten Tabalong sebagai pusat agrobisnis.
4.
Perhatikan
iklan berikut !
(1)
Belajar lebih atraktif sangat menyenangkan .
(2)
Telah hadir VCD pembelajaran
(3)
Harga sesuai kualitas
(4)
Tersedia di PT Sinar Terang telepon 021-464646.
Kalimat
fakta pada iklan tersebut ditandai nomor
……
a.
(1) dan (2)
b.
(2) dan (3)
c.
(2) dan (4)
d.
(3) dan(4)
5. Bacalah teks iklan berikut !
(1)
Radio akan tetap jaya meski teknologinya dianggap lama. (2) Musik, pendidikan,
politik, bahkan curhat bisa anda dapatkan melalui radio. (3) Meski selalu muncul teknologi baru, radio
tetap bikin keluarga semakin seru. (4) Jika terganggu penglihatan anda, radio
adalah solusinya.
Maksud
isi kalimat (4) tersebut adalah ….
a.
radio
khusus diperuntukkan bagi orang buta saja
b.
radio
sangat cocok dengan orang yang terganggu pendengarannya
c.
orang
yang terganggu penglihatan tetap mendapat informasi melalui radio
d.
informasi
penting tentang musik, pendidikan dapat diperoleh melalui radio
Indeks Buku
Pendahuluan
Judul modul
Bahasa Indonesia IX.1.5 adalah Membaca Indeks Buku. Kamu perlu mempelajari
modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul
berikutnya.
Kompetensi
yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.
Mampu
menemukan kata dalam buku yang dirujuk dalam indeks
2. Mampu menemukan informasi dengan
panduan indeks
Baca dan
perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru
pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang
disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat
Belajar!
Pengertian
Indeks Buku
Indeks
merupakan daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku cetakan,
Indeks terletak pada bagian akhir buku. Indeks tersusun menurut abjad-abjad
yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah ditemukan.
Indeks dapat berupa kata, frasa, nama orang, judul buku, ataupun istilah.
Membaca indeks
dapat dilakukan dengan cara membaca sekilas. Membaca sekilas indeks dilakukan
dengan cara langsung mencari kata yang hendak dicari informasinya dalam daftar
indeks. Di sisi kata atau istilah yang hendak dicari pasti ada nomor
halaman-halaman yang memuat informasi tentang istilah atau kata tersebut.
Bagian-Bagian
Indek Buku
1.
Indeks
nama (pengarang), merupakan susunan atau kumpulan nama-nama orang dalam sebuah indeks.
Baca juga artikel aturan penulisan indeks pengarang.
2.
Indeks
topik (subjek/istilah), merupakan kumpulan subjek atau istilah yang disusun
berdasarkan abjad yang istilah tersebut berada dalam buku atau bersangkutan
dengan isi buku tersebut. Dalam sebuah buku geografi, indeks topik yang ada
biasanya adalah istilah-istilah yang ada kaitannya dengan ilmu geografi.
3.
Perincian
indeks topik, merupakan istilah-istilah atau subjek yang ada kaitannya dengan
subjek yang ada dalam sebuah indeks topik.
4. Nomor halaman, merupakan bagian indeks
buku yang bertuliskan nomor-nomor halaman dimana sebuah sebuah istilah itu
berada.
Perhatikan
gambar berikut ini!
Gambar : www.materikelas.com
Contoh indeks
buku:
kontrastif,
204, 205 restriktif,
380
kualitatif,
204 sebagian, 379
kuantitaif,
204 takmewatasi, 380
limitatif,
204 takrestriktif, 380
pembuka
wacana, 208 artikula,
306-308
tidak
berdampingan, 202 gelar, 307
tunggal, 199,
209 makna
kelompok, 307
adversatif,
148 menominalkan, 308
afiks, 32 artikulasi,
51, 67
asing, 190,
223 artikulator, 51
gabungan, 120,
143, 222, 233,343 atribut,
335, 337
nominal,
222 awalan lihat prefiks
verbal,
103 bahasa
asing, 23
afikasasi,
119-120, 159, 220 bahasa baku, 13, 15
afiksasi nol,
195 bahasa daerah, 2, 22
afrikat
palatal, 70 bahasa ibu, 1
ajakan,
356 bahasa pertama, 1
akhiran lihat
sufiks bahasa indonesia
akronim,
122 bahasa kedua, 1
aksen, 4, 84,
86 baku, 11, 13, 16
alat ucap,
47 konsonan, 66
alofon, 26,
27, 53, 60, 72 pembakuan,
11
alomorf, penutur,
1, 4
peng-, 226,
227 persebaran, 2
peng- -an,
230 ragam, 3
per-, 222 tata
bahasa, 18
- -wan/-wati,
236 tata
bunyi, 56
alveolar, 51,
68, 69, 70, 71 diasistem,
57
anafora, 44,
417, 430 yang baik dan benar, 9, 20
analogi, 31,
228 bahasa
nasional, 15, 23
anteseden,
417 bahasa
nusantara purba, 3
aposisi, 248,
378, 381 bahasa
resmi, 22
mewatasi,
380 bahasa
tona, 55
penuh,
379 benefaktif,
345
Tugas
Akhir Modul
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Perhatikan kutipan indeks buku
berikut!
Bachri, Sutardji Calzoum 18, 54, 63,
65, 72, 77, 93, 126, 138, 183, 184, 186, 189
Bachtiar, Toto Sudarto 26, 35, 61,
121, 132, 247
Ballada 31, 135
Orang Tercinta 31, 35, 78, 111, 164,
172
Sumilah 46, 80, 81, 230
Terbunuhnya Atmo Karpo 46, 79, 91, 111
B. Y, Tand 46
Informasi yang dapat kita peroleh di halaman
138 adalah . . . .
a.
Sutardji
Calzoum Bachri
b.
Sumilah
c.
Toto
Sudarto Bachtiar
d.
Terbunuhnya
Atmo Karpo
2. Perhatikan kutipan indeks buku
berikut!
Agusta, Leon 307
Ayatrohaedi 52, 67
Aku 41, 59, 70, 212
Alegori 135, 144,
Alisjahbana, Sutan Takdir 58, 212
Aliran 32, 47
ekspresionisme 40-43
imajis 46-47
impresionisme 42-47
naturalisme 32
realisme sosial 38, 40
romantik 32-35
Amuk 185, 186, 190, 194, 195
Pernyataan yang benar berdasarkan
kutipan indeks di atas adalah . . . .
a.
Indeks
tersebut hanya memuat informasi tentang pengarang
b.
Informasi
tentang puisi Aku karya Chairil Anwar ada pada halaman 41, 59, 71,141
c.
Informasi
tentang Leon Agusta dapat ditemukan pada halaman 207
d.
Informasi
tentang alira-aliran dalam penulisan puisi dapat ditemukan pada sejumlah
halaman.
3. Bacalah indeks buku di bawah ini!
anafora, 44, 417, 430
analogi, 31, 228
anteseden, 417
bahasa nasional, 15, 23
bahasa nusantara purba, 3
Pernyataan yang tidak sesuai dengan
indeks di atas adalah ….
a.
Di
halaman 23 terdapat istilah bahasa
nusantara purba
b.
Kata
anafora dapat ditemukan di halaman 417
c.
Di
halaman 31 dan 228 terdapat istilah analogi
d.
Di
halaman 417 dapat kita temukan istilah anteseden
4. Bacalah indeks pengarang di bawah ini!
Harrison, George 2: 41
Harrison, John 11: 20
Harry Aveling 1: 112
Harry Roesli 7: 79
Hartojo Andangdjaja 8: 130; 10: 18
Hartowardoyo, Haryadi Sulaeman 1: 91
Pernyataan yang tidak tepat
berdasarkan indeks pengarang di atas adalah ….
a.
Informasi
tentang pengarang Hartoyo Andangdjaja dapat kita cari pada ensiklopedi jilid 8
halaman 130 dan ensiklopedi jilid 10 halaman 18
b.
Informasi
tentang Harry Roesli dapat kita cari di ensiklopedi halaman 7 dan halaman 79
c.
Informasi
tentang George Horrison dapat kita temukan di ensikloipedi jilid 2 di halaman
41
d.
Di
halaman 20 ensiklopedi jilid 11 dapat
kita temukan informasi tentang John Horrison
5.
Perhatikan
indeks berikut!
adaptasi, 6
bazar, 6
denotasi, 4
Angka 6 yang tertulis di belakang kata
bazar pada daftar indeks tersebut menunjukkan ...
a.
Nomor
halaman tempat kata itu dapat ditemukan
b.
Jumlah
halaman buku tempat kata ditemukan
c.
Urutan
kata pada daftar indeks
d. Nomor catatan kaki pada buku
Menulis Iklan Baris
Pendahuluan
Judul modul
Bahasa Indonesia IX.1.6 adalah Menulis Iklan. Kamu perlu mempelajari modul ini
sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul
berikutnya.
Kompetensi
yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.
Mampu
menentukan objek yang diiklankan
2.
Mampu
menyingkat kata-kata sesuai dengan kebiasaan iklan baris
3.
Mampu
menulis iklan baris dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas
4. Mampu menyunting iklan baris
Baca dan
perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru
pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang
disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat
Belajar!
Pengertian
Iklan Baris
Iklan baris
merupakan iklan yang hanya terdiri atas beberapa baris dan biasanya dimuat di
surat kabar. Gaya penulisan iklan baris jarang ditulis dengan lengkap karena da
aturan-aturan yang mengatur batasan panjang pendeknya sebuah iklan baris.
Aturan yang
disepakati secara umum yaitu iklan baris terpendek minimal dua baris dan
panjang maksimal sepuluh baris. Oleh karena itu, dalam iklan baris terdapat
penyingkatan kata yang lazim.
Kriteria
iklan baris
a.
Bersifat
komunikatif
Komunikatif berarti maksud yang
terkandung dalam iklan tersebut langsung bisa ditangkap oleh pembaca. Pembaca
tidak merasa kebingungan atau tidak paham terhadap istilah atau kata atau
singkatan yang ada dalam iklan tersebut.
b.
Singkat
Syarat singkat dalam penulisan iklan
baris di surat kabar terutama berkaitan dengan penghematan biaya. Untuk
mewujudkan penulisan iklan yang singkat
dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu dengan hanya menggunakan kata-kata yang
memang amat penting saja dan dengan menggunakan singkatan.
c.
Lengkap
Penggertian lengkap di sini mencakupi
tersedianya informasi yang dibutuhkan oleh pembaca iklan.
Unsur-unsur
yang harus ada dalam iklan baris lowongan pekerjaan:
(1) Jenis lowongan,
(2) Kriteria sumber daya manusia yang
dibutuhkan,
(3) Alamat pemasang iklan,
(4) Batas waktu pelamar,
(5) Hak yang akan diperoleh pelamar yang
diterima.
Sedangkan
Unsur-unsur yang harus tercantum dalam penulisan iklan baris jenis jual beli
atau penawaran barang/jasa adalah:
(1) Barang atau jasa yang ditawarkan,
(2) Kondisi barang
(3) Alamat, serta
(4) Harga barang.
Singkatan
dalam Iklan Baris
Perhatikan
beberapa daftar singkatan yang sering dipergunakan dalam menulis iklan baris.
No.
|
Singkatan
|
Kepanjangan
|
1.
|
Cpt
|
Cepat
|
2.
|
RMH
|
Rumah
|
3.
|
LT
|
Luas Tanah
|
4.
|
LB
|
Luas Bangunan
|
5.
|
TU
|
Tempat Usaha
|
6.
|
Gdng
|
Gudang
|
7.
|
SHM
|
Sertifikat Hak Milik
|
8.
|
Lt
|
Lantai
|
9.
|
Bb bjr
|
Bebas banjir
|
10.
|
Dkt kota
|
Dekat kota
|
11.
|
Mrh
|
Murah
|
12.
|
Py Spd Mtr
|
Punya sepeda motor
|
13.
|
Pnpln
|
Penampilan
|
14.
|
Lmr
|
Lamaran
|
15.
|
Krdt
|
Kredit
|
16.
|
Dtg
|
Datang
|
17.
|
Kav
|
Kavling
|
18.
|
HM
|
Hak Milik
|
19.
|
TNH
|
Tanah
|
20.
|
Ng
|
Nego
|
21.
|
Sgr
|
Segera
|
22.
|
Hrg
|
Harga
|
23.
|
Lht
|
Lihat
|
24.
|
Ltr blk
|
Latar belakang
|
25.
|
Mnrk
|
Menarik
|
26.
|
Krm
|
Kirim
|
27.
|
ISTW
|
Istimewa
|
28.
|
Diktrk
|
Dikontrakkan
|
29.
|
Kmr
|
Kamar
|
30.
|
Lngkp
|
Lengkap
|
31.
|
Strgs
|
Strategis
|
Contoh
penulisan iklan baris:
DICARI agen
pupuk organik kualitas tinggi, stok byk utk slrh wil ind. mdl kcil, untung
20-30% + bns pnjualn. Hub: hayi 087763157041
Cara membacanya
yaitu:
Dicari sebuah
agen pupuk organik. Pupuk organik tersebut memiliki kualitas tinggi. Jumlah
pupuk organik tersebut sangat banyak sehingga membutuhkan agen yang banyak
pula. Agen yang dibutuhkan untuk seluruh Indonesia. Modal yang diperlukan untuk menjadi agen sangat kecil. Keuntungan
yang dicapai untuk menjadi agen sebanyak 20-30% ditambah bonus dari setiap
penjualan. Jika Anda berminat menjadi agen, hubungi Hayi dengan nomor HP :
087763157041
Tugas
Akhir Modul
I.
Deskripsikan
iklan baris di bawan ini menjadi sebuah kalimat yang lengkap!
a.
Dijual
Kawasaki Ninja, mrh, thn 2010, msin bgus, kndisi mlus tnpa ccat, srt lngkp,
stnk pjng, hrg 15 jt. Hub : 0734 12345
b.
Rumah
Dijual : Bandar Lampung. Jln ry Imam Bonjol, no. 4, lt/lb. 150/46, 4 kmr tdr, 2
kmr mndi, 1 rt, 1 dpur, SHM. Hrga : 100 jta. Hub : 09867890123
II.
Jawablah
pertanyaan di bawah ini!
1.
Haikal
mempunyai rumah baru dengan luas tanah 146 m2 dan luas bangunan 125 m2. Rumah
tersebut terdiri atas 4 kamar tidur, 3 kamar mandi, ber-AC, terdapat telepon,
pemanas, kitset. Lokasi rumah di Jln. Permata Indah 2B, Tanjung. Haikal ingin
cepat menjual rumah tersebut dengan harga Rp450.000.000,00. Calon pembeli yang
berminat diharapkan menghubungi Haikal di Jalan Belimbing Raya RT 1, Tanjung,
dengan nomor HP 08571123456.
Iklan baris yang tepat untuk ilustrasi
tersebut adalah…
a.
Dijual
cepat rumah baru lt/lb 146/125 m2, 4Kt, 3 Kmd, full Ac, Tlp, pemnas, kitset.
Jln.Permata Indah 2B Tanjung H.450Jt,peminat harap menghubungi Haikal
Ph.08571123456.
b.
Dijual
cepat rumah baru lt/lb 146/125 m2, 4 kamar tidur, 3 kamar mandi, full Ac,
telepon, pemanas, kitset, lokasi: Jln.Permata Indah 2B Tanjung H.450Jt. Peminat
harap menghubungi Haikal Ph. 08571123456.
c.
Jual
cpt rumh br lt/lb 146/125 m2, 4 Kt, 3 Kmd, Full AC, Tlp, pemanas, kitset, Jln.
Permata Indah 2B Tanjung H. 450 Jt, Peminat segera hubungi Haikal Ph.
08571123456.
d.
Jual
cpt rmh br lt/lb 146/125 m2, 4 Kt, 4 Kmd, full Ac, Tlp, pemanas, kitset, Jln.
Permata Indah 2B Tanjung H. 450 Jt, hub. Ph.08571123456.
2. Perhatikan potongan iklan baris
berikut!
Buku
“Misteri Nama”: Raih sukses kehidupan dengan pilih nama baik sesuai rumus
Pythagoras Rp18 ribu TB Gramedia & Jkt Book Center Kalibata Mal
Penjelasan
yang tepat untuk isi iklan tersebut adalah . . . .
a.
Buku
tentang misteri kehidupan manusia dijual di Jakarta Book dengan harga murah.
b.
Toko
Buku Gramedia dan pusat perbelanjaan Kalibata menjual buku misteri dengan rumus
Pythagoras.
c.
Buku
seharga Rp18.000,00 dijual di Kalibata Mal Jakarta untuk meraih sukses misteri
kehidupan.
d.
Toko
buku Gramedia menjual buku cara memilih nama baik sesuai rumus Pythagoras
seharga Rp18.000,00.
3. Hardiman akan menjual rumah dan tanah.
Lokasinya strategis, yakni di Jalan Cendrawasih Nomor 26 RT 3 Bengkulu. Luas
rumah dan tanah 595 m2. Harga dapat dirundingkan. Masyarakat yang berminat
dipersilakan menghubungi nomor 085267682043.
Kalimat
iklan baris yang efektif dan sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah ...
a.
Dijual
rumah dan tanah yang luas
Hubungi kami 085267682043
Jln. Cendrawasih No 26 RT3 Bengkulu
luas seluruh 595 m2. Harga 400 juta
Yang mau membeli silakan
b.
Dijual rumah dan tanah
Lokasi strategis Jln. Cendrawasih
No. 26 RT 3 Bengkulu, luas 595 m2
Hrg. damai. Hub. 085267682043
c.
jual
rumah dan tanah harga 400 juta
hubungi kami 085267682043
lokasi sangat strategis
boleh beli, boleh tidak, yang mau beli
silakan
d.
Lokasi
strategis, jual rumah dan tanah
harga silakan berdamai
yang tidak berminat tidak apa-apa
Yang berminat hubungi kami di
085267682043
4.
Perhatikan
iklan berikut!
Dicr: staff Akt Wnt, Meng. Lap. Keuangan.
Min. SMA Plus/D3, Bs Comp, Usia max.30th. Dtg lsg&Bw CV Ke: Jl. Kalibata
Selatan No. 16, Pasar Minggu (Depan Gedung Tranka)
Pernyataan
berikut yang tidak sesuai dengan iklan di atas adalah . . .
a.
Pekerjaan
yang ditawarkan dalam iklan di atas adalah staf akuntan.
b.
Orang
yang berhak mengisi lowongan tersebut adalah wanita yang mengerti laporan
keuangan
c.
Orang
yang berhak mengisi lowongan tersebut adalah wanita dengan pendidikan terakhir
SMA Plus atau D3.
d.
Orang
yang dapat mengisi lowongan tersebut adalah lulusan D3 dan usia minimal 28
tahun.
5.
Perhatikan
iklan berikut!
DICARI
Asisten Apoteker (AA) Llsn Farmasi,
Berpengalaman/ blm untuk Apotek di Keling Jepara. Hub: Ambar HP: 085249380532
Iklan di atas termasuk iklan . . .
a. layanan masyarakat
b. undangan
c. pemberitahuan
d. permintaan
Meresensi Buku Pengetahuan
Pendahuluan
Judul modul
Bahasa Indonesia IX.1.7 adalah Meresensi Buku Pengetahuan. Kamu perlu
mempelajari modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan
membaca modul berikutnya.
Kompetensi
yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.
Mampu
mengidentifikasi bentuk fisik dan isi buku serta menunjukkan kelebihan serta
kekurangannya.
2.
Mampu
merangkum isi buku.
3. Mampu menuliskan pendapat pribadi
sebagai tanggapan atas isi buku.
Baca dan perhatikan
penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru pamong
atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang disediakan
dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat
Belajar!
Pengertian
Resensi
Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering mengulas sesuatu. Misalnya mengulas berita yang
dimuat pada surat kabar atau media elektronik.
Secara
leksikal mengulas mengandung arti:
(1)
menyambung,
(2) menolong,
membantu,
(3)
menambahkan hal yang kurang, dan
(4) menguraikan
atau mengupas sesuatu peristiwa, mengupas, memberi komentar.
Ulasan dapat
berarti komentar, kupasan atau tafsiran.
Materi kali
ini akan membahas tentang resensi buku. Kamu dapat membaca hasil resensi
buku yang dimuat dalam surat kabar dan
majalah. Biasanya, resensi dimuat pada surat kabar yang terbit pada hari Sabtu atau Minggu.
Kamu sudah
sering membaca resensi buku cerita,
novel, atau buku populer pada surat kabar atau majalah? Dengan membaca
resensi sebuah buku tentu kamu menjadi lebih memahami isi buku tersebut.
Setelah memahami tentu Kamu akan mempertimbangkan apakah akan membeli buku
tersebut atau tidak.
Apa yang
dimaksud dengan resensi?
Pertimbangan
atau perbincangan terhadap suatu buku. Perbincangan yang dimaksud adalah
tulisan yang dimuat di dalam surat kabar atau majalah yang berisi penilaian
tentang kelebihan dan kelemahan sebuah buku, menarik atau tidaknya tema isi
buku, kritikan, dan dorongan khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut
dibaca, dimiliki atau dibeli.
Apa tujuan melakukan resensi?
Resensi
dilakukan untuk menginformasikan tentang:
1.
Kelayakan
atau tidak buku tersebut untuk dibaca.
2.
Rekomendasi
kepada pembaca untuk :membaca buku tersebut, membeli, memperingatkan agar
hati-hati , atau melarang membeli buku
tersebut.
3.
Pangsa
pasar dari sebuah buku yang diterbitkan.
4. Kelemahan dan kelebihan buku yang
diterbitkan.
Dimana kamu
dapat mengetahui tujuan penulis menulis resensi?
Tujuan penulis
dapat diketahui dari kata pendahuluan atau sekapur sirih yang ada di dalam
buku.
Bagian-Bagian
Resensi
Apa saja yang
harus ada di dalam resensi?
1.
bagian
pendahuluan
2.
isi
3.
penutup
1. Bagian Pendahuluan berisi identitas
atau karakterisitik fisik dari sebuah
buku yang diresensi.
Bagian pendahuluan resensi berisi informasi objektif tentang identitas buku,
meliputi :
a.
judul
atau nama buku,
b.
penulis
dan penyunting (kalau ada),
c.
penerbit,
d.
tahun
terbit,
e.
cetakan
ke-,dan
f.
tebal
buku.
2.
Bagian
isi
Baca isi buku dengan cermat. Lalu
identifikasikan hal-hal yang akan diresensi, seperti :
a.
ulasan
tentang tema atau judul,
b.
paparan
singkat tentang isi buku atau gambaran secara keseluruhan terhadap isi buku,
c.
adakah
informasi tentang latar belakang penulisan,
d.
adakah
informasi tentang tujuan penulisan buku,
e.
adakah ulasan tentang gaya penulisan,
f.
adakah
perbandingan dengan buku lain yang temanya sejenis,dan
g.
adakah
ulasan dengan buku lain dari pengarang yang sama.
3.
Bagian
Penutup
a.
Memberikan
penilaian terhadap kualitas isi buku secara keseluruhan.
b.
Menilai
kelebihan dan kekurangtan buku.
c.
Memberikan
kritik atau saran kepada penulis dan
penerbit, misalnya penyuntingan, cover sampul, dan perwajahan.
d.
Memberikan
pertimbangan kepada pembaca tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca atau
dimiliki atau dibeli.
(Lakukan
pelatihan dalam kelompok. Setiap anggota kelompok membahas atau sediakan satu buku yang akan diresensi.)
Contoh Resensi Buku
1. Identitas
buku
Judul buku : Hujan Kepagian
Pengarang : Nugroho Notosusanto
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun Terbit : 2011
Jumlah Halaman : vi+62 halaman
2. Pembuka Resensi
Kumpulan cerpen Hujan Kepagian
terdiri atas 6 buah cerita. Cerpen tersebut mengisahkan tentang kesaksian
tentang revolusi kemerdekaan. Perlu diketahui bahwa tidak banyak karya sastra
menampilkan kisah-kisah di revolusi, yang kisahnya dialami sendiri oleh
pengarangnya. Perang yang diceritakan dalam cerpen tidak hanya dilihat dari
sudut peristiwa yang berkaitan dengan tindakan-tindakan serba heroik para
pelakunya. Dalam buku Hujan Kepagian ini juga bisa dilihat banyak sisi yang
lebih manusiawi. Pengarangnya sendiri juga terlibat langsung dalam perjuangan
kemerdekaan saat menjadi anggota tentara pelajar.
2. Jenis
Buku
Pada buku Hujan Kepagian merupakan
cerita nonfiksi karena pengarang mengisahkan kesaksian tentang revolusi
kemerdekaan yang telah dialami oleh pengarang itu sendiri.
3. Keunggulan
Isi Buku
-
Organisasi Buku :
Pengalaman-pengalaman selama
revolusi ini sangat menarik. Dalam buku ini antara satu peristiwa dengan
peristiwa lainnya terdapat keterkaitan sehingga mampu menarik pembaca.
-
Isi Buku :
Dilihat dari isinya ceritanya sangat
unik, menarik sehingga layak untuk dibaca.
-
Bahasa :
Dilihat dari segi bahasa yang
digunakan pengarang sederhana, akan tetapi memikat. Kalimat- kalimat dalam
paragraf disusun secara runtut sehingga mudah dipahami.
5. Kelemahan Isi Buku
Kelemahan buku ini adalah kebiasaan
pengarang menggunakan beberapa kosakata Belanda,sehingga pembaca kurang
memahami arti kata tersebut.
6. Nilai Buku
Hal yang perlu kita petik dari buku
kumpulan cerpen ini adalah hendaklah kita berjuang dengan hati yang suci dan
tulus. Kita berjuang dengan hati yang tulus untuk mempertahankan kehidupan
bernegara dan berbangsa Indonesia.
Kesimpulan
: Buku kumpulan cerpen “Hujan Kepagian” ini cukup menarik, karena buku ini
menceritakan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Dan hanya sedikit karya
sastra yang menampilkan kisah-kisah di sekitar revolusi yang dialami oleh si
pengarang. Selain itu, buku ini juga memilliki amanat yang mengajak kita
generasi muda untuk tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa ini dan
selalu berbuat baik.
Identitas
peresensi: Ni Luh Junia Purnami
Tugas Akhir Modul
I.
Berlatihlah membuat sebuah resensi
buku. Gunakan salah satu buku yang ada di perpustakaan sekolahmu sebagai bahan
buku yang diresensi!
II.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini!
1.
Berikut ini hal yang tidak perlu
diperhatikan dalam meresensi buku.
a.
judul buku c. penerbit buku
b.
biografi penulis buku d.
ringkasan buku
2.
Bacalah paragraf berikut untuk
menjawab soal nomor 2 dan 3!
Setidaknya
buku ini bisa menjadi sebuah pedoman praktis bagi para pengajar di sekolah dalam
rangka membuat kelas menjadi hidup dan penuh warna, serta belajar dapat
dianggap oleh para murid sebagai hal yang menyenangkan. Hanya saja ada yang
sedikit mengganggu yakni pada tampilan buku itu sendiri yang kelihatan belum
digarap secara cukup baik. Terbukti masih terlalu banyak "pesan
sponsor" dalam bentuk berbagai kata pengantar, juga sampul buku yang
sangat terkesan seadanya sehingga kurang "mencuri" perhatian orang
yang melihatnya.
Paragraf
di atas merupakan contoh bagian …
resensi.
a. pembuka c. pendahuluan
b. penutup d. isi
3.
Kalimat yang menunjukkan kelemahan
dari buku yang diresensi dalam kutipan resensi di atas adalah ...
a.
Buku ini bisa menjadi sebuah pedoman
praktis bagi para pengajar.
b.
Buku ini bisa menjadi pedoman guru
untuk membuat kelas menjadi hidup dan penuh warna.
c.
Belajar dapat dianggap murid sebagai
hal yang menyenangkan.
d.
Tampilan buku itu kelihatannya belum
digarap secara cukup baik.
4.
Bacalah penggalan resensi di bawah
ini!
Buku
Jurnalistik Teori dan Praktik ini adalah perpaduan teori dan praktik. Hal-hal
teoritik yang dibahas dalam buku ini mempunyai hubungan dengan dunia
jurnalistik saat ini sehingga berguna untuk mengukur berhasil atau tidaknya
suatu praktik. Hal ini dikarenakan menilai suatu kenyataan atau realitas, dapat
dilakukan jika kenyataan itu sesuai dengan teori yang dikemukakan.
Penggalan
resensi tersebut mengemukakan….
a.
Identitas buku c. ringkasan isi buku
b. Seluk
beluk buku d.
keunggulan bahasa buku
5. Bacalah penggalan resensi di bawah ini!
SEKOLAH SUDAH MATI
Judul
Buku : Sekolah itu Candu
Penulis : Roem Topatimasang
Penerbit : Insist Press Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Juli 2007
Jumlah
halaman : 178 halaman
Penggalan
resensi di atas merupakan bagian … resensi.
a. pendahuluan/identitas c. penutup
b. isi d.
pengantar
Menyunting Karangan
Pendahuluan
Judul modul
Bahasa Indonesia IX.1.8 adalah Menyunting Karangan. Kamu perlu mempelajari
modul ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul
berikutnya.
Kompetensi
yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.
Mampu
menemukan kesalahan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat,
keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana.
2.
Mampu
memperbaiki kesalahan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat,
keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana.
Baca dan
perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru
pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang
disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat
Belajar!
Pengertian
Menyunting
Menyunting
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya menyiapkan naskah siap untuk
diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa
(menyangkut ejaan, diksi, atau pilihan kata, dan struktur kalimat). Dari definisi
tersebut dapat terkandung pengertian bahwa menyunting adalah kegiatan memeriksa
dan memperbaiki naskah.
Menyunting
dapat dilakukan dengan meperhatikan
hal-hal di bawah ini.
1. Ketepatan penulisan huruf, kata,
lambang bilangan, serta ketepatan penggunaan tanda baca.
2. Ketepatan penggunaan kata-kata untuk
mengungkapkan suatu maksud sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Keefektifan kalimat untuk mewakili
gagasan atau perasaan penulis yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Syarat kalimat efektif sebagai berikut.
- Logis, apabila makna kalimat dapat
diterima oleh jalan pikiran atau akal sehat manusia.
- Hemat apabila kalimat yang disusun
tidak menggunakan kata secara berlebihan.
- Padu, apabila hubungan antarunsur
dalam kalimat tidak teranggu.
4. Struktur kalimat yang baik harus
mengandung unsur S – P (subjek – predikat). Akan tetapi, dalam hal-hal
tertentu, bisa digunakan kalimat tidak lengkap.
5. Kepaduan paragraf.
Syarat
paragraf padu sebagai berikut.
-
Kelengkapan.
Sebuah paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat penjelas, kecuali
paragraf tersebut paragaraf narasi atau
paragraf deskripsi.
-
Kesatuan,
sebuah paragraf memiliki gagasan pokok yang tersirat pada kalimat utama.
-
Urutan
kalimat. Kalimat-kalimat disusun secara runtut sesuai dengan urutan jalan
pikiran (deduktif, induktif, deduktif-induktif) maupun sesuai dengan urutan
kejadian (narasi atau deskripsi).
-
Koherensi.
Hubungan antar kalimat jelas sehingga gagasan dapat tergambar secara padu.
Langkah-Langkah
dalam Menyunting Karangan
Berdasarkan
hal tersebut, menyunting dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti
berikut.
1. Membaca kalimat demi kalimat untuk
menemukan kesalahan penggunaan ejaan, pemilihan kata atau pola kalimat.
2. Membetulkan kesalahan ejaan, mengganti
kata yang tidak tepat, dan memperbaiki kalimat yang tidak tepat.
3. Membetulkan kalimat dapat dilakukan
dengan cara;
- Menambah kata;
- Mengganti kata;
- Mengurangi kata;
- Mengubah susunan kata dalam kalimat
tersebut sehingga menjadi kalimat yang baku
4. Memeriksa keterpaduan paragraf untuk
menemukan kesalahan.
5. Memperbaiki kesalahan paragraf dengan
cara:
- Membuang kalimat yang tidak padu;
- Mengganti kalimat yang tidak padu
dengan kalimat yang padu, serta
- Menambahkan kalimat agar paragraf
tersebut menjadi runtut.
6. Memperbaiki keruntutan paragraf dapat
dilakukan dengan cara;
- Membuang paragraf yang tidak padu;
- Menempatkan paragraf pada urutan yang
tepat; dan
- Menambahkan paragraf di antara
paragraf yang tidak runtut.
Contoh Soal:
Suntinglah
paragraf berikut ini!
“Jantung
Kalimatan” (JK) meliputi luas wilayah secara keseluruhan 200000 km persegi.
Luas wilayah tersebut terbagi atas tiga bagian yaitu 75,1 persen terletak
di kalimantan barat, 2,3% wilayah
malaysia, dan 0,6% wilayah Brunei Darussalam. Selanjutnya Nur Hidayat mengatakan
bahwa ketiga negara telah sepakat terhadap lima butir penting untuk
menyelamatkan JK. Indonesia juga menekankan pentingnya kesejahteraan masyarakat
yang hidup di kawasan JK dengan memanfaatkan potensi hutan tanpa menghancurkan
hutan dan sistem lingkungan.
Jawaban:
“Jantung
Kalimatan” (JK) meliputi luas wilayah secara keseluruhan 200.000 km persegi.
Luas wilayah tersebut terbagi atas tiga bagian yaitu 75,1 persen terletak
di Kalimantan Barat, 2,3% wilayah
Malaysia, dan 0,6% wilayah Brunei Darussalam. Selanjutnya Nur Hidayat
mengatakan bahwa ketiga negara telah sepakat terhadap lima butir penting untuk
menyelamatkan JK. Indonesia juga menekankan pentingnya kesejahteraan masyarakat
yang hidup di kawasan JK dengan memanfaatkan potensi hutan tanpa menghancurkan
hutan dan sistem lingkungan.
Latiahan
Akhir Modul
I. Pilihlah
kata-kata di bawah ini yang sesuai dengan ejaan Indonesia yang benar!
No
|
Pilihan
|
Jawaban
|
1.
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
|
abjad/abjat
aktivitas/aktifitas
amfibi/amphibi
andal/handal
analisis/analisa
antre/antri
apotek/apotik
asas/azaz
atlet/atlit
atmosfer/atmosfir
azan/adzan
belum/belom
bengep/bengap
besok/esok
biosfer/biosfir
blanko/blangko
cabai/cabe
cendekiawan/cendikiawan
daftar/daptar
dekoratif/dekoratip
dekret/dekrit
detail/detil
diagnosis/diagnosa
durian/duren
efektif/efektip
efektifitas/efektivitas
ekstra/extra
elite/elit
embus/hembus
faksimile/faksimili/faksimil
februari/pebruari
fondasi/pondasi
formal/formil
foto/photo
frekuensi/frekwensi
gizi/gisi
gladi/geladi
gubuk/gubug
hadis/hadist
hafal/hapal
hakikat/hakekat
hierarki/hirarki
hipotesis/hipotesa
ijazah/ijasah
imaginasi/imajinasi
imbau/himbau
indera/indra
insaf/insyaf
isap/hisap
istri/isteri
izin/ijin
jadwal/jadual
jenazah/jenasah
jenderal/jendral
justru/justeru
karena/karna
karier/karir
karisma/kharisma
kategori/katagori
komoditi/komoditas
komplet/komplit
kreatif/kreatip
kualitas/kwalitas
kuitansi/kwitansi
lembap/lembab
lubang/lobang
makhluk/mahluk
masjid/mesjid
metode/metoda
menyolok/mencolok
miliar/milyar
nampak/tampak
napas/nafas
nasihat/nasehat
negatif/negatip
|
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
|
II.
Jawablah
pertanyaan di bawah ini!
1.
Penduduk
desa Dasan Borok mulai berkarya (1) di sawah. Mereka akan menumbuhkan (2) padi.
Karena musim penghujan sudah hadir (3). Mereka berharap panen tahun ini lebih
baik.
Perbaikan
pilihan kata pada paragraf tersebut adalah ....
a.
membajak,
menanamkan, ada
b.
membajak,
bertanam, ada
c.
membajak,
ditanam, datang
d.
membajak,
menanam, datang
2.
Semua
siswa wajib merasakan upacara setiap hari Senin.
Perbaikan
kata yang bercetak miring pada kalimat tersebut yang tepat adalah.
a.
mengikuti
b.
mendalami
c.
menjalani
d.
menyatakan
3.
Puskesmas
Kasih adalah puskesmas yang banyak dikunjungi pasien. Dokternya ramah dan
terkenal bertangan panas (1). Setiap
pasien yang bersilaturahmi (2),
selalu dibantu (3) dengan baik. Tidak
heran, jika banyak orang yang berobat ke Puskesmas itu.
Kata
bercetak miring pada paragraf tersebut tepat diganti dengan ....
a.
dingin,
berkunjung, ditolong
b.
dingin,
berobat, dianjurkan
c.
dingin,
berkunjung, disuntik
d.
dingin,
berobat, dilayani
4.
Peserta
seminar diundang masuk ke ruangan.
Perbaikan
kata yang dicetak miring pada kalimat tersebut yang tepat adalah,
a.
dimohon
b.
diajak
c.
disarankan
d.
diusahakan
5.
Kesadaran
orang … membuat raga makin bugar semakin tinggi. Jika bosan berolahraga di
taman kota, cobalah berolahraga di pantai. Selain mendapat suasana baru, udara
di pantai lebih segar dan bersih … jauh dari polusi.
Kata
penghubung yang tepat untuk melengkapi paragrap tersebut …
a.
untuk,
sehingga c. agar, untuk
b.
untuk,
karena d. supaya, sebab
Syair
Pendahuluan
Judul modul
Bahasa Indonesia IX.1.9 adalah Syair. Kamu perlu mempelajari modul ini sebagai
salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul berikutnya.
Kompetensi
yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1.
Mampu
menemukan tema syair berdasarkan inti pengungkapan syair.
2.
Mampu
menangkap pesan syair dengan bukti yang meyakinkan.
3.
Mampu
menyimpulkan syarat-syarat syair.
4.
Mampu
menganalisis syair berdasarkan unsur-unsur syair.
Baca dan
perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru
pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang
disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat
Belajar!
Pengertian
Syair
Pengertian
syair
Syair adalah
puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir
dengan bunyi yang sama. (KBBI)
Jenis-Jenis
Syair
Sebagaimana
jenis naskah sastra klasik lainnya, syair ditulis tiada lain untuk memberikan
hikmah yang dalam bagi pembacanya. Oleh karena itu, syair-syair ditulis dengan
beragam tema sesuai latar penulisannya.
Ada syair yang
ditulis sebagai kisah pelipur lara bagi rakyat, kisah sejarah, nasihat serta
ajaran keagamaan, ramalan, serta sindiran. Tema dalam syair dapat dibagi
menjadi beberapa jenis:
(a) syair
panji
Syair panji
merupakan syair pelipur lara yang bertema kisah pengembaraan dan peperangan.
Selain itu, dalam syair panji pun terdapat unsur kisah percintaan.
Syair panji
yang terkenal adalah syair Ken Tambunan. Syair Ken Tambunan bercerita tentang
kisah percintaan Raden Puspa Kencana yang parasnya seperti bidadari dengan Ken
Tambunan.
(b) syair
romantis
Syair romatis
juga berisi cerita pelipur lara, bertemakan kehidupan para raja, permaisuri dan
putri. Syairnya pun banyak yang menceritakan keelokan rupa sang putri.
Contoh syair
yang termasuk syair romantis adalah Syair Bidasari, Syair Yatim Nestapa, Syair
Abdul Muluk, Syair Sinyor Kosta, dan Syair Tajul Muluk.
(c) syair
kiasan
Syair kiasan
merupakan syair kisah percintaan antara ikan, burung, bunga atau buah-buahan.
Syair ini disebut juga syair binatang dan bunga-bungaan. Isinya merupakan
sindiran atau kiasan terhadap suatu peristiwa.
Misalnya Syair
Ikan Terubuk merupakan syair sindiran bagi anak Raja Melaka yang meminang Putri
Siak. Contoh syair ini adalah Syair Burung Pungguk, Syair Kumbang dan Melati,
Syair Nuri, Syair Nyamuk dan Lalat, Syair Buahbuahan.
(d) syair
sejarah
Syair sejarah
adalah syair yang berdasarkan pada cerita sejarah, seperti peperangan. Misalnya
Syair Perang Mengkasar, mengenai perang yang terjadi di Mengkasar tahun
1668-1669; Syair Kaliwungu mengenai perang di Semarang tahun 1763; Syair Perang
Palembang mengenai penyerangan Belanda atas Kota Palembang pada tahun
1819-1821.
(e) syair
agama
Syair agama
merupakan syair yang berisi ajaran agama dan nasihat bijak. Hamzah Fansuri
adalah tokoh yang pertama kali menulis syair ini. Contoh syair agama adalah
Syair Hamzah Fansuri, Syair Perahu, Syair Dagang, Syair Tabir Mimpi, dan Syair
Raksi (syair ramalan kejadian).
Menemukan
Tema dan Pesan Syair
Pengertian
Tema dan Pesan Syair
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair.
Tema merupakan landasan utama dalam mengekspresikan gagasan atau pikiran melalu
ikata-kata.
Pesan atau amanat, yaitu tujuan yang hendak dimaksud penyair dalam menciptakan
syairya. Pesan penyair dapat ditelaah setelah memahami tema, sada, dan suasana
syair dengan membaca keseluruhan syair.
Amanat
tersirat dibalik kata-kata yag disusun dan berada di balik tema yang
diungkapkan. Tema dan pesan syair terkandung dalam keseluruhan baris dan bait.
Dengan
demikian untuk mengetahui tema dan pesan syair terlebih dahulu harus membaca
atau mendengarkan keseluruhan baris-baris dalam syair barulah kamu dapat
menentukan tema dan pesan.
Contoh Syair
Syair
Perahu
Inilah gerangan suatu madah,
Mengantarkan syair terlalu indah,
Membetuli jalan tempat berpindah,
Di sanalah i’tikat diperbetuli sudah.
Wahai muda, kenali dirimu,
Ialah perhau tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa lama hidupmu,
Ke akhirat jua kekal diammu.
Hai muda arif-budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman,
Alat perahumu juga kerjakan,
Itulah jalan membetuli lisan.
..............................
(Hamzah
Fansuri)
Menemukan tema
syair
Dalam syair di
atas tampak tema keagamaan yang cukup menonjol. Hal ini dapat kita lihat dari
bagaimana pengarang menyapa kaum muda untuk mengenali diri, bahwa hidup di
dunia tidak kekal, kehidupan yang kekal adalah akhirat. Selain itu Pesan juga
disampaikan kepada kaum muda agar dapat menjaga lisan.
Menemukan
pesan syair
Pesan moral
yang terkandung dalam syair di atas sesuaidengan tema yang terdapat di
dalamnya, yaitu bahwa hidup di dunia tidak kekal, kehidupan yang kekal adalah
akhirat. Selain itu, pesan juga disampaikan kepada kaum muda agar dapat menjaga
lisan sebagai pedoman dalam berbuat dan berperilaku.
Menunjukkan
Relevansi Isi Syair
Tema dalam
syair merupakan hasil perenungan, pemikiran, dan ungkapan perasaan penyair.
Tema syair yang dihasilkan dapat merupakan tanggapan atau perenungan dari
situasi yang dirasakan, dihayati atau dialami oleh penyair pada masanya.
Tema dan pesan
syair di atas sangat relevan dengan situasi sekarang ini. Relevansi itu tampak
dari pesan moral yang disampaikan yaitu perngatan kepada kaum muda yang agar
memanfaatkan masa mudanya dengan baik, bahwa setelah kehidupan di dunia ini
masih ada kehidupan yang kekalyaitu akhirat.
Memahami
Ciri dan Unsur Syair
Ciri-ciri dan
unsur-unsur syair
1. Tiap bait
terdiri dari 4 baris
2. Tiap baris
mengandung 4 kata dan minimal 12 suku
kata
3. Umumnya
menggunakan bahasa melayu
4. Pada tiap
bait syair tidak memiliki unsur utama
dan sampiran
5. Syair
memiliki sajak a-a-a-a
6. Setiap bait
syair merupakan satu kesatuan yang utuh sebuah cerita
Latihan
Akhir Modul
I.
Lakukan
kegitan berikut!
a.
Coba
kamu buat contoh syair agama sebanyak 5 bait sesuai dengan ciri dan unsur
syair!
b. Tentukan suku kata bait pertama dari
syair yang kamu buat itu!
II.
Kerjakan
soal-soal di bawah ini!
1.
Perhatikan
kutipan syair berikut:
Wahai
pemuda kenali dirimu
Ialah
perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah
berapa lama hidupmu
Ke
akhirat juga kekal dirimu
Tema syair diatas adalah . . . .
a. Para pemuda harus mengenali dirinya
sebaik mungkin
b. Para pemuda harus mengetahui tamsil
dirinya
c. Para pemuda harus menggunakan waktu
hidupnya
d. Para pemuda harus menyadari bahwa
hidup ini sementara saja
2. Bacalah syair berikut!
Rindu Dendan
…
Beta
menunggu tidak tersabar,
Dalam
hati berdebar-debar,
Rasa
rindu tidak terkhabar,
Bila
bersua tersenyum lebar.
Di
DWI Maya beta khabarkan,
Rindu
di hati beta luahkan,
Khabar
tersusun beta tuliskan,
Untuk
dikongsi bersama rakan.
Warkah
abang sudahlah tamat,
Rindu
di hati terlalu amat,
Cinta
abang di hati tersemat,
Syaaban
1424 tamat.
Syair tersebut bertema …
a. Ketuhanan adalah segalanya.
b. Kemanusiaan menjadi maya dalam
hati.
c. Cinta kasih mempererat kedamaian
hati.
d. Cinta tan ah air diperjuangkan
hingga tamat.
3.
Pesan yang disampaikan dalam syair tersebut …
a. Jangan gila karena cinta.
b. Jatuh cinta membawa duka.
c. Kerinduan seseorang akan menyiksa
batin.
d. Kerinduan seseorang akan terobati
dengan menuliskan surat.
Cerpen
Pendahuluan
Judul modul
Bahasa Indonesia IX.1.10 adalah Cerpan. Kamu perlu mempelajari modul ini
sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul
berikutnya.
Kompetensi yang diharapkan
dari modul ini, kamu dapat:
1.
Mampu
memahami unsur-unsur cerpen.
2.
Mampu
menganalisis cerpen berdasarkan unsur-unsur cerpen.
3.
Mampu
menceritakan kembali cerpen yang sudah dibaca sesuai dengan alur aslinya.
4.
Mampu
menulis kembali cerpen yang sudah dibaca.
5. Mampu menulis cerpen berdasarkan
peristiwa yang dialami.
Baca dan
perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru
pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang
disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat
Belajar!
Pengertian
Cerpen
Pernahkan
kamu membaca cerpen? Masih ingatkan kamu dengan judul dan isi cerpen yang
pernah kamu baca? Jika kamu sering membaca cerpen tentu kamu bisa menyimpulkan
apa itu cerpen.
Cerpen
merupakan singkatan dari cerita pendek. Maksud dari cerita pendek disini adalah
ceritanya kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata atau kurang dari 10 (sepuluh)
halaman.
Cerpen
biasanya hanya memberikan kesan tunggal, dan memusatkan diri pada satu tokoh
dan satu situasi saja.
Cerpen adalah
jenis karya sastra yang memaparkan kisah ataupun cerita tentang kehidupan
manusia lewat tulisan pendek. cerpen juga bisa disebut sebagai karangan fiktif
yang berisikan tentang sebagian kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang
diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh saja.
Menurut
pendapat beberapa ahli cerpen dapat diartikan sebagai berikut :
Cerpen adalah
karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan sepenggal
kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau
menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan (Kosasih dkk,
2004:431).
Nugroho
Notosusanto (dalam Tarigan, 1993:176) mengatakan bahwa cerpen adalah cerita
yang panjangnya di sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi
yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Menurut
menurut, H.B. Jassin Sang Paus Sastra Indonesiamengatakan bahwa: yang disebut
cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, & penyelesaian.
Sedangkan
menurut, A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa:
yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya
perkataan yang dipakai: antara 500 – 20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu
watak, & adanya satu kesan.
Dan menurut,
Aoh. KH, mendefinisikan bahwa: cerpen adalah salah satu ragam fiksi / cerita
rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.
Dari beberapa
pengertian tentang cerpen di atas, maka bisa disimpulkan beberapa ciri cerpen
sebagai berikut.
1.
Cerpen
adalah karangan pendek yang berbentuk prosa
2.
Cerpen
terpusat pada satu tokoh dan satu cerita saja.
3.
Cerpen
menggunakan satu alur/plot
4.
Cerpen
mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang
mengharukan atau menyenangkan.
5. Panjang cerpen antara 500 – 20.000
kata.
Untuk
memperdalam wawasan tentang cerpen, sekarang coba kamu baca cerpen yang
berjudul Hadiah Lebaran untuk Marni karya
Adji Subela!
Hadiah Lebaran untuk Marni
(Adji
Subela)
Hari Raya Lebaran sebentar lagi tiba. Orang-orang sudah
bersiap-siap meyambutnya. Mereka sudah membuat kue-kue untuk menjamu tamu
mereka di Hari Raya Lebaran nanti. Kanak-kanak pun mulai bersiap-siap untuk
bergembira di hari bahagia itu, hari kemenangan bagi kaum muslim. Mereka sudah
mereka-reka baju barunya. Mereka menuntut orang tuanya untuk membelikan mereka
baju yang indah-indah, tak kalah dengan teman-temannya yang lain.
Bukankah hari raya itu hari yang amat mereka
tunggu-tunggu? Hari kemenangan? Setelah berpuasa sebulan lamanya?
Hari-hari gembira itu membuat Salamah sedih hatinya. Anak
satu-satunya, Marni, tiada dapat gembira seperti teman-temanya yang lain. Marni
tak punya baju baru. Tak punya sepatu baru. Dan makanan pun tak akan ada di
rumah mereka di hari bahagia itu, di hari kemenangan kaum muslim setelah
sebulan berpuasa. Tak ada uang buat membeli barang-barang itu.
Anak-anak akan gembira, karena kembang api, karena
mercun, karena bunga. Mereka akan bersuka-ria karena makanan. Kue-kue yang
lezat, dan harum. Alangkah bahagia mereka. tapi Marni? Ia akan menontonnya
saja.
Salamah tak bisa berbuat apa-apa. Kaki kirinya kini sudah
setengan lumpuh. Ia tidak akan selincah dulu lagi untuk menggendong
barang-barang di pasar. Kini kuli penggendong barang-barang di pasar bertambah
banyak. Muda-muda, jadi lebih kuat dan lebih tangkas. Salamah kini sudah tua,
dan dengan kaki kiri setengah lumpuh. Ia tak akan selincah mereka.
Kemarin ia menggendong terigu setengah karung milik
nyonya notaris. Hanya setengah karung! Seharusnya barang itu lebih cepat sampai
ke mobil nyonya itu. Tapi kaki kirinya setengah lumpuh, dan terigu setengah
karung tidaklah seringan dahulu lagi. Nafasnya tinggal satu persatu. Alangkah
beratnya.
Dan ia menggendong terus dan terus, menyeruak kerumunan
orang di pasar yang tak ingin diganggu. Ia terdesak ke sana ke mari. Ia
tersuruk-suruk, dan kaki kirinya setengah lumpuh. Alangkah sengsaranya orang
seperti dia hendak mendapatkan dua ratus rupiah. Hanya dua ratus dan dia harus
berjalan tersendat-sendat dan nafas tersengal-sengal. Untuk dua ratus perak,
yang tak kenyang untuk berbuka puasa petang hari nanti.
Nyonya notaris sudah kesal menunggu Salamah di dekat
mobilnya.
“Lama sekali kau! Kami kesal menunggumu, Bik!” hardik
nyonya itu.
“Maaf, Nya,” jawab Salamah dengan tersengal-sengal.
Peluhnya bercucuran membasahi badan. Alangkah beratnya terigu ini. Terigu yang
nanti akan diolah oleh ibu notaris itu jadi kue-kue lezat. Salamah yang
menggendong terigunya, dengan tersengal-sengal nafasnya, tak akan ikut menikmatinya.
“Ayuh. Taruh di bagasi belakang. seperti keong jalanmu.
Kau malas begitu tak usahlah kau bekerja. Pekerjaan apaan. Aku bisa pilih yang
muda-muda.”
Salamah diam tak menjawab. Ia menyadari kekurangannya.
Mereka, kuli gendong itu, jauh lebih muda darinya. Lebih kuat dan tentunya
lebih banyak uang yang didapatnya. Uang dua ratus diterimanya dari nyonya
notaris itu, dan disimpannya di setagen. Alangkah budimannya nyonya itu.
Upahnya tidak dipotong, walau ia datang agak lambat. Alangkah budimannya keluarga
itu. Mereka masih memberi kesempatan baginya untuk mendapatkan dua ratus
rupiah. Walau jalannya lambat, terengah-engah dan begitu sengsara, kalau tak
ada pemberian nyonya itu, mungkin ia akan kelaparan, tak bisa berbuka puasa
dengan anaknya, Marni.
Salamah lalu berjalan menepi di emperan toko. Dia duduk
kelelahan. Puasanya hari itu begitu berat. Dia dan Marni tak makan apa pun
untuk sahur. Hanya minum air putih dari ledeng umum. Tak ada uang di setagennya
lagi. Marni juga tidak.
Ya, Allah, ya, Tuhanku. Alangkah kasihannya anak itu,
desis Salamah. Anak kecil dia harus menderita begitu berat. Sedangkan dia, yang
sudah setua itu pun, hampir tak tahan lagi menerima kesengsaraan seperti ini.
Satu-satunya tenaga hidup yang ia punya adalah Marni seorang. Anak semata
wayang inilah yang membuat ia harus bertahan hidup. Marni harus makan. Marni
harus kuat agar kelak, jika jadi buruh gendong, tidaklah selemah dia. Agar
jangan kaki kirinya setengah lumpuh seperti dia.
Salamah berhenti melamun. Di kejauhan dilihatnya anaknya
berjalan miring-miring. Tentunya anak itu sudah lemah sekali. Kemarin ia hanya
berbuka puasa dengan sepotong ubi rebus dan air putih, mentah. Pagi tadi ia
tidak sahur apa-apa, kembali hanya meminum air putih, air ledeng. Tentunya
badannya lemah sekali. Salamah tak pedulikan dirinya. Dia dulu pernah minum
susu milk kalengan. Enak sekali. ketika itu kakek Marni masih menjabat sebagai
lurah di sebuah desa. Lurah yang kaya, banyak sawah dan ladang.
Lepas maghrib nanti, mereka akan berbuka puasa. Berdua.
Dua ratus rupiah, hasil pagi tadi, akan mendapat empat potong ubi rebus. Tapi
kali ini Salamah akan membelanjakan uang hasil jerih payahnya hanya seratus
rupiah, jadi mendapatkan dua potong ubi rebus. Seratus rupiahnya lagi akan
disimpannya di setagennya. Sepotong ubi rebus akan diberikannya kepada Marni
dan ditambah lagi separuh, sedangkan ia
cukup separuh sisanya saja. Lalu keduanya akan bersama-sama minum air ledeng
banyak-banyak. Kalau nasip lebih beruntung, selasai salat maghrib mereka akan
mendapat makanan di mesjid. Tapi keduanya terlalu lemah untuk berebut. Mereka
akan kalah dengan orang-orang yang kuat. Maklum, nakanan hanya sedikit tersedia
di mesjid. Sedangkan orang yang bersembahyang begitu banyak. Dan nampaknya air
ledeng amat menolongnya, kendati perut jadi kembung dan terasa hendak muntah.
“Emak, berapa lama lagi bedug maghrib berbunyi?” tanya
Marni sambil mendekat padanya dan kemudian duduk menyandarkan kepalanya di
punggung Salamah. Angin sore itu bertiup kencang, menghempas-hempas rumbia gubugnya
di bawah jembatan.
“Sebentar Nak, sebentar lagi. Lihat, langit sudah mulai
memerah. Itu pertanda matahai mau tenggelam dan maghrib tiba. Kau sudah mulai
lapar?”
“Tidak Mak, tapi badan Marni lemas sekali. Kenapa Mak?”
“Enggak apa-apa. Sebentar lagi bedug berbunyi.”
“Mak, lihat! Langit mulai merah. Kenapa bedug belum
berbunyi?” seru Marni dengan riangnya.
Salamah tersenyum, lemah sekali.
“Mak, ayah mungkin ada di langit sana ya Mak?” tanya
gadis cilik, buah hati satu-satunya itu.
“Mungkin, Nak, mungkin,” jawab Salamah.
Marni lalu diam. Matanya yang bulat bening itu
berkilat-kilat menatap langit. Ia mengira ayahnya ada di sana, di atas awan,
menari-nari dan melemparkan hadiah Lebaran untuknya. Emaknya belum juga
memberinya hadiah lebaran.
“Mak, Saijah tadi diberi hadiah emaknya. Baju bagus
sekali, Mak. Ada bunga di dadanya.
Merah. Dua. Di sini Mak, lihatlah...” ujar Marni sambil berdiri dan memegang
dadanya.
“Kalau Husin dapat sepatu, Mak. Sepatu tinggi segini,
Mak...,” ujarnya lagi sambil memegang mata kakinya.
Alangkah pedih hati Salamah. Marni sebenarnya ingin
meminta sesuatu kepadanya. Tapi takut. Takut mengundang amarahnya. Tapi tidak
sayangku, bisik Salamah dalam hati. Kau terlalu baik anakku. Kau tidak melawan
jika aku tidak memberimu uang.... Kau tidak
minta apa-apa karena kau tahu betul betapa ibumu ini melarat. Melarat sekali.
Kau tidak pernah merengek minta dibelikan mainan. Anakku, ini yang membuat aku
begitu terenyuh kepadamu. Kau begitu tabah menghadapi hidup kita yang sengsara
ini, Marni....
Salamah tak kuasa membendung tangisnya. Ia pelan-pelan
bangkit, lalu merebahkan badannya ke tikar. Ya Allah, biarkan aku menangis.
Biarkan aku mati asalkan Marni, si anak manis itu mendapatkan RahmatMu ya
Tuhan...
Marni, bagaimana pun perlu punya sesuatu yang baru untuk
lebaran nanti. Ia tak boleh kecewa. Ia tak boleh bersedih hati. Hari Lebaran
adalah hari kemengan umat Islam. Marni tak boleh bersedih hati. Ia harus
mendapatkan sesuatu. Lebaran kurang tiga hari lagi.
Marni amat ketakutan melihat emaknya menangis.
“Mak, Emak.....,” hanya itu ucapan yang keluar dari
mulutnya yang mungil. Ia tak tahu kenapa emaknya menangis.
***
ESOKNYA Salamat tertatih-tatih membawa Marni ke pasar.
Badan Salamah lesu sekali rasanya pagi ini. Pagi tadi tidak makan sahur, sama
seperti biasanya, hanya air putih dari ledeng umum. Dan semalam Marni mendapat
sepotong ubi rebus ditambah setengah potong tambahan. Masih ada uang sisa di
setagennya. Marni harus mendapatkan sesuatu untuk hari raya lusa. Marni harus
mendapatkan sesuatu, pikir Salamah.
Di trotoar orang ramai berdagang. Ada baju baru-baru. Ada
sepatu baru-baru. Ada makanan kaleng yang tentunya lezat-lezat rasanya. Marni
cuma melihat barang-barang itu. Ia menikmatinya hanya dengan memandang. Ia tak
berani meminta kepada emaknya. Ia takut. Emak tak punya uang. Tapi ia ingin
sekali mendapatkan sepatu seperti Husin. Atau gaun yang berbunga-bungan di
dadanya. Tapi ia takut.
Salamah sudah tahu-diri benar. Harga barang-barang itu
mahal sekali. Ia tak akan mampu membelinya. Tapi Marni harus mendapatkan sesutu
untuk Lebaran.
Di ujung trotoar itu ada pedagang barang-barang loak. Ia
menjual baju-baju bekas, kebaya bekas, dan masih banyak lagi yang lain. Ke
sanalah Salamah dan anaknya pergi. Namun hatinya amat sedih. Rok kecil bekas, harganya
seribu rupiah. Sepatu bekas, harganya dua ribu rupiah. Apa yang harus
diberikannya kepada anaknya yang manis ini?
Ia cuma berdiri terpaku di depan tukang loak itu.
Dilihatnya di keranjang tukang loak itu sepasang sandal jepit kecil yang sudah
bekas pula. Nampaknya hanya ini yang bisa dibelinya.
Lalu dengan keberanian yang luar biasa, ditanyakannya
berapa harga sandal jepit bekas itu.
“Dua ratus rupiah,” jawab tukang loak dengan acuh tak
acuh.
Hatinya semakin teriris. Sedangkan Marni memandang sandal
itu dengan mata berkilat-kilat. Alangkah sedihnya hati Salamah.
“Seratus rupiah, Bang,” tawarnya.
Tukang loak itu tak menjawab, cuma menggelengkan
kepalanya. Congkaknya orang itu. Salamah tak segera beranjak dari tempatnya. Ia
kini amat menyesal, kenapa pagi ini tidak mencari barang untuk digendongnya. Ia
akan mendapat dua ratus lagi. Tapi badannya memang lemas pagi ini. Tak mungkin
ia mengangkat yang lebih berat dari terigu setengah karung. Maka paling-paling
seratus rupiah yang didapatnya. Tapi seratus rupiah amatlah lumayan. Dengan
uang seratus lagi di setagennya, berarti dua ratus rupiah terkumpul dan cukup
buat membeli sandal jepit bekat itu.
Marni sudah ingin mendapatkan sandal bekas itu. Ketika
Salamah menariknya untuk pergi, Marni menangis. Amat pilu tangisan anak
perempua itu! Hati salamah semakin hancur luluh.
Baru kali ini Marni menangis untuk sepasang sandal.
Sandal yang sudah bekas pakai. Ia anak yang manis, yang tak pernah meminta
sesuatu pada emaknya. Oh, Tuhan! Tangis Marni begitu memilukan. Dan tukang loak
itu begitu terpaku melihat adegan di depannya. Dan tiba-tiba sinar kasih Allah
muncul di sanubarinya.
“Baiklah, seratus rupiah,” katanya kemudian.
O, alangkah girangnya Marni mendapatkan sandal baru untuk
berlebaran. Sandal kecil bekas pakai. Barang itu lalu dibungkus dan diserahkan
kepada Marni. Lihatlah betapa gembiranya gadis cilik itu. dipeluknya bungkusan
dengan erat, seakan takut barang itu lepas daripadanya.
Diciumnya dan ditimang-timangnya. Senandung kecil
terdengar dari mulutnya yang mungil.....
Hari Raya Lebaran tiba. Selesai bersembahyang Ied, orang
ramai-ramai saling bertandang dan bersalam-salaman. Mereka makan dan minum
dengan riangnya. Kue-kue lezat dihidangkan. Anak-anaknya memakai baju baru.
Begitu indah. Suka cita mewarnai mereka.
Di bawah jembatan, di dalam gubug, seorang gadis kecil
menunggui emaknya. Ia begitu girang dan bersuka cita pula. Sandal jepit kecil
ditimang-timangnya. Amat sayang ia kepada sandalnya. Senandung-senandung kecil
keluar keluar dari mulutnya yang mungil. Sandal pemberian emak tidak akan
dipakainya. Sayang sekali, nanti rusak, pikirnya.
Di depannya, emaknya tergolek lemas. Badannya menderita
sakit panas. Lambung bagian kanannya membengkak. Nampaknya sakit levernya
kambuh lagi. sudah berhari-hari ia tak cukup makan, dan tenaganya terlalu
banyak dikuras. Salamah, di hari lebaran itu hanya berbaring karena tak kuat
lagi menegakkan tubuhnya. Marni yang manis, anak manis semata wayangnya,
menungguinya, sementara takbir terdengar lamat-lamat... Allahu Akbar... Allah Akbar... Allahu Akbar...
Allah Maha Besar, bahkan untuk orang kecil.
(Cerpen
ini pernah terbit di majalah Idola No. 55, 1989)
Memahami
Unsur-Unsur Cerpen
Cerpen
merupakan salah satu karya sastra berbentuk prosa. Cerpen dibangun oleh dua unsur,
yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur
intrinsik merupakan unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur
intrinsik terdiri dari tema, latar (setting), penokohan, alur (plot), sudut
pandang, dan amanat.
Sedangkan
unsur ektrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari luar. Unsur
ekstrinsik meliputi peristiwa sosial, politik, agama, budaya, pendidikan dan
lain sebagainya.
Secara rinci
berikut ini unsur-unsur intrinsik cerpen :
1. Tema
Tema
adalah ide pokok sebuah cerita. Tema juga merupakan dasar pijak suatu karya,
artinya karya sastra itu adanya berangkat dari sebuah ide-ide yang ingin
disampaikan oleh pengarang baik secara tersurat maupun tersirat.
2. Penokohan
Menurut
Sudjiman (1991: 16) tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau
perlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Sedangkan watak menurutnya (1991:
16) yaitu kualitas tokoh, kualitas nalar, dan jiwanya yang membedakannya dengan
tokoh lain. Penyajian tokoh dan penciptaan citra tokoh inilah yang disebut
penokohan.
Istilah
tokoh menunjuk pada orangnya, atau pelaku cerita. Sedangkan watak, perwatakan
dan karakter menunjuk pada sikap dan sifat para tokoh seperti yang ditafsirkan
oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan
karakterisasi sering disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan, yaitu
menunjuk pada penempatan tokoh tertentu dengan watak (-watak) tertenthu dalam
sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2007: 165).
3. Latar
Latar adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana di dalam
cerita.
Menurut
Sudjiman (1991: 44) latar ialah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang
berkaitan dengan watak, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu
karya sastra.
Sedangkan
Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2007: 216) latar atau setting disebut sebagai
landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
tempat terjadinya persitiwa-peristiwa yang diceritakan.
Atas dasar
pengertian di atas, dapat disimpulkan jenis latar terdiri atas latar tempat,
latar waktu, dan latar sosial. Ketiga jenis latar ini saling terpadu dalam
kesatuan cerita, menjalin ikatan dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dalamnya.
4. Alur
Yang dinamakan
alur ialah konstruksi yang dibuat mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara
logik dan kronologis saling berkaitan dan yang diakibatkan atau dialami oleh
pelaku.
Secara
leksikal, plot atau alur adalah (a) rangkaian peristiwa yang direka dan
dijalani dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan kearah
klimaks dan selesainnya; (b) jalinan peristiwa dan karya sastra untuk untuk
mencapai efek tertentu, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau
waktu dan hubungan kausal atau sebab akibat (Sugihastuti, 2007: 36).
Adapun
tahap-tahap pengaluran adalah sebgai berikut:
Paparan, yaitu berupa penyampaian informasi
kepada pembaca.
Rangsangan, yaitu peristiwa yang mengawali
timbulnya gawatan.
Tegangan, yaitu ketidakpastian yang
berkepanjangan dan semakin menjadi-jadi.
Tikaian, yaitu perselihan yang timbul sebagai
akibat adanya dua kekuatan yang
bertentangan.
Rumitan, yaitu perkembangan dari gejala mula
tikaian menuju klimaks.
Klimaks, yaitu puncak kehebatan rumitan.
Leraian, yaitu menunjukkan perkembangan
peristiwa kearah selesaian.
Selesaian, yaitu bagian akhir atau penutup
cerita.
(Sudjiman, 1991: 31-36)
6.
Sudut Pandang
Sudut pandang
(poit of view) atau yang biasa disingkat POV adalah posisi pengarang di dalam
cerita.
Menurut
Nurgiantoro (2007: 284), sudut pandang adalah strategi, teknik, siasat, yang
sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya
Aminuddin
(2004) menyebutnya sebagai titik pandang, yaitu cara menampilkan para pelaku
dalam cerita yang dipaparkannya.
Pada dasarnya
sudut pandang dibagi menjadi dua yaitu sudut pandang orang pertama, dan sudut
pandang orang ketiga. Namun kedua jenis tersebut dibagi lagi menjadi sudut
pandang orang pertama pelaku utama, sudut pandang orang pertama pelaku
sampingan, sudut pandang orang ketiga pelaku utama, sudut pandang orang ketiga
serba tahu, dan sudut pandang orang ketiga pengamat.
Contoh
masing-masing bagian tersebut sebagai berikut.
1. Sudut pandang orang pertama pelaku
utama
Contoh: Aku
duduk di tameng abrasi pantai Darmawangi yang kokoh. Kutatap langit yang
membiru. Awan-Awan berarak ke barat. Angin pun berhembus dengan lembut. Saat
itu aku berpikir tentang masa laluku.
2. Sudut pandang orang pertama pelaku
sampingan
Contoh:
Sahabatku Rina yang tak pernah kulupakan. Kami berpisah sejak SMP dulu. Kini Ia
tinggal di Kota bersama neneknya. Dan kini kami hanya bisa berhubungan lewat
telefon dan facebook. Kadang aku rindu dengan wujudnya. Canda tawanya yang
lucu, serta tangisnya yang membuatku ikut menangis.
3. Sudut pandang orang ketiga pelaku
utama
Contoh:
Laki-laki kurus jangkung itu berdiri di tepi jalan. Tangannya melambai.
Kemudian sebuah bus berhenti di depannya. Ia pun segera naik ke atas bus itu.
Sementara di dalamnya penuh sesak. Terpakasa laki-laki itu menggelantung di
bagian pintu.
4. Sudut pandang orang ketiga serba
tahu
Contoh: Eni
merenung sejenak. Sebenarnya pikirannya sedang kalut. Dan kini wajahnya semakin
terlihat risau, “Ya, Allah lindungi aku dari kegagalan ini.” Kata Eni dalam hati.
5. Sudut pandang orang ketiga pengamat
Contoh: Kamar
Rudi yang sempit itu dipenuhi sarang laba-laba. Di dalamnya terdapat sebuah
meja yang berdebu, bersanding dengan sebuah kursi yang pincang. Tempat tidur
tidak terlihat, kecuali tikar yang masih terkelar dan sudah berjamur. Pada
dindingnya menempel foto-foto pemain sepak bola yang sudah mulai kusam. Pada
lantainya tergeletak sepatu sepak bola, koran, dan buku-buku pelajaran.
6. Amanat
Sudjiman
(1991: 57) mengartikan amanat sebagai suatu ajaran moral, atau pesan yang ingin
disampaikan oleh pengarang. Amanat juga dapat diartikan sebagai jalan keluar
dari sebuah permasalahan yang diajukan di dalam cerita. Selanjutnya Sudjiman
menjelaskan bahwa amanat terdapat pada sebuah karya sastra secara implisit,
jika jalan keluar atau moral itu disiratkan di dalam tingkah laku tokoh
menjelang cerita berakhir. Eksplisit, jika pengarang pada tengah atau akhir
cerita menyampaikan seruan, saran, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya,
berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita itu.
Menganalis
Cerpen Berdasarkan Unsur-Unsur Cerpen
Setelah
memahami unsur-unsur cerpen, maka kegiatan kamu selanjutnya adalah menganalisis
cepen berdasarkan unsur-unsurnya. Perlu kamu ketahui bahwa kegiatan ini
merupakan bagian dari penelitian ilmiah. Tentu saja kegiatan ini akan membantu
kamu menjadi seorang peneliti di bidang ilmu sastra. Kagiatan ini juga akan
menambah ketajaman analisa otak kamu. Maka lakukan kegiatan ini dengan senang
hati.
Sekarang coba
kamu perhatikan kembali cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni.” Bila perlu kamu
baca kembali dari awal hingga akhir untuk memahami isinya. Lalu analisislah
cerpen tersebut berdasarkan unsur instrinsiknya.
Langkah-langkah
berikut ini adalah urutan kegiatan dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen.
Judul: “Hadiah
Lebaran untuk Marni”
Pengarang: Adji
Subela
1.
Tema:
Tema cerpen “Hadiah
Lebaran untuk Marni” adalah ...........
2.
Penokohan:
Penokohan
dalam cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” adalah sebagai berikut.
a. ...............
b. ...............
c. ..................
d. Dst.
3.
Latar:
Latar yang terdapat dalam cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” terdiri atas
latar waktu, latar suasana, dan latar tempat. Secara rinci berikut ini latar
cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” yang disertai buktinya.
a. Latar waktu: ..................
Bukti:............
b. Latar Suasana: ...................
Bukti:
.............
c. Latar Tempat: ...............
Bukti:
.......................
4.
Alur:
Alur yang
digunakan dalam cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” adalah.........
5.
Sudut
Pandang:
Sudut pandang
adalah cara pengarang dalam menyampaikan cerita. Sedangkan sudut pandang yang
digunakan dalam cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” adalah......
Bukti:
..........................
6.
Amanat:
Amanat atau
pesan-pesan yang terkandung dalam cerpen “Pelajarang Hadiah Lebaran untuk Marni”
adalah sebagai berikut.
1) ...................
2) ...................
3) ...................
4) Dst.
Menceritakan
Kembali Cerpen yang Sudah Dibaca Sesuai dengan Alur Aslinya
Kamu sudah
membaca cerpen “Pelajarang Mengarang.” Kamu juga sudah mencoba menganalisis
unsur instrinsiknya. Tentu saja pemahaman kamu tentang isi cerpen tersebut
sudah sangat baik. Maka, kegiatan kamu selanjutnya adalah menceritakan kembali
cerpen tersebut di depan kelas. Kamu pasti bisa kan?
Kegiatan
menceritakan kembali cerpen akan membantu kamu menjadi seorang pencerita.
Seorang pencerita atau pendongeng adalah orang yang disenangi banyak orang.
Maka, lakukan kegiatan bercerita dengan baik. Adapun langkah-langkah dalam
menceritakan kembali cerpen adalah sebagai berikut.
a.
Bacalah
sebuah cerpen dengan khusuk.
b.
Catatlah
pokok-pokok ceritanya.
c.
Ceritakan
cerpen tersebut di depan kelas dengan bahasamu sendiri tanpa mengubah alur
aslinya.
d.
Gunakan
intonasi yang jelas.
e.
Atur
suara kamu sedemikian rupa sesuai dengan kejadian yang terjadi dalam cerita.
f.
Sertakan
mimik atau eksperesi wajah yang sesuai dengan adegan dalam cerita.
Menulis
Kembali Cerpen yang Sudah Dibaca
Saatnya
menulis cerpen.
Kamu ingin
menjadi penulis? Kesempatan yang baik ini akan membantu kamu menjadi seorang
penulis cerpen, atau yang biasa disebut cerpenis. Mak, jangan sampai kamu
sia-siakan kesempatan emas ini.
Sebelum kamu
berlatih menulis cerpen secara bebas. Terlebih dahulu kamu menulis cerpen
berdasarkan cerpen yang pernah kamu baca. Dalam hal ini, saya menyarankan agar
kamu menulis kembali cerpen “Hadiah Lebaran untuk Marni” karyanya Adji Subela.
Menulis
kembali cerpen yang sudah ada akan membantu kamu dalam memahami proses sebuah
cerpen. Terutama sekali mengenai alur atau rentetan peristiwa yang terjadi
dalam cerpen tersebut.
Menulis
kembali cerpen karya orang bukan berarti plagiat loh!
Ini namanya
proses ATM (Amati Tiru Modifikasi). Yup! Tepatnya begitu. Karena ini adalah
langkah awal kamu menjadi seorang pengarang yang hebat.
Semoga kelak
kamu menjadi seorang pengarang yang hebat seperti Adji Subela, Seno Gumira Aji
Darma, Danarto, Bakdi Sumanto, dll.
Menulis
Cerpen Berdasarkan Peristiwa yang Dialami
Setelah kamu
belajar menulis kembali cerpen yang pernah kamu baca, kini saatnya menulis
cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.
Tentu ada
banyak pengalaman yang pernah kamu lalui. Coba diingat-diingat kembali. Baik
itu pengalaman pahit atau pun manis, pengalaman buruk atau pun beruntung,
semuanya bisa menjadi bahan yang sangat baik dalam mengarang.
Pengalaman-pengalaman
merupakan kekayaan intelektual. Ia bisa saja menjadi emas bagi mereka yang bisa
mengekslorasinya menjadi sebuah karya. Misal: membuatnya menjadi sebuah cerpen.
Ingat! Tidak
selamanya pengalaman pribadi kamu harus ditulis sesuai aslinya. Tapi, bisa
direkayasa sedemikian rupa. Misalnya tokoh-tokohnya tidak mesti kamu, latarnya juga
tidak harus di tempat yang pernah kamu
kunjungi, dan lain sebagainya. Intinya, mainkan imajinasi kamu.
Nah, ini
adalah kesempatan baik untuk mengeksplorasi pengalaman hidup kamu menjadi
sebuah cerpenis. Jika kegiatan ini terus dikembangkan dan dilakukan
berulang-ulang, maka dijamin kamu akan menjadi cerpenis yang hebat.
Ikuti
langkah-langkah berikut ini dalam membuat cerpen
1.
Menentukan
tema
2.
Menentukan
tokoh
3.
Menentukan
latar
4.
Menentukan
alur
5.
Memilih
pemakaian sudut pandang
6. Dan menentukan pesan apa yang ingin
kamu sampaikan dalam cerita.
Yup!
Saatnya berkarnya. Jangan lupa baca Bismillah dulu ya!
Musikalisasi Puisi
Pendahuluan
Judul modul
Bahasa Indonesia IX.1.11 adalah Cerpan. Kamu perlu mempelajari modul ini
sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan membaca modul
berikutnya.
Kompetensi
yang diharapkan dari modul ini, kamu dapat:
1. Mampu menentukan suasana puisi.
2. Mampu menghubungkan suasana puisi
dengan irama musikalisasi puisi.
3. Mampu menyanyikan puisi yang sudah
dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi dan suasana/irama
yang dibangun.
Baca dan
perhatikan penjelasan materi pokok modul ini. Jangan segan bertanya kepada guru
pamong atau guru bahasa Indonesia di sekolah/tempat belajarmu. Waktu yang
disediakan dalam modul ini, yakni 6 x 40 menit.
Selamat
Belajar!
Pengertian
Musikalisasi Puisi
Musikalisasi
merupakan kegiatan mengekspresikan puisi dalam bentuk lagu. Dalam musikalisasi
puisi terdapat dua kegiatan. Kegiatan yang pertama membacakan puisi diiringi
musik tertentu. Kamu dapat menggunakan gitar atau piano untuk mengiringi
pembacaan puisi. Kegiatan yang kedua mengubah puisi menjadi syair lagu.
Kegiatan kedua ini sulit dilakukan jika kamu tidak memahami sotasi musik.
Dalam melatih
membawakan musikalisasi puisi, kamu perlu memahami sistem dalam suatu
musik/lagu yang ditentukan oleh irama dengan parameter berikut:
-
Nada (melodi) yaitu unsur terkecil dalam musik yang mempunyai
jenis tinggi rendah.
-
Accord adalah rangkaian nada yang tersusun
secara teratur dari sebuah tangga nada.
-
Nada dasar (tangga nada) merupakan kerangka
utama sebuah lagu.
-
Durasi nada adalah suatu notasi pada nada
sehingga bisa menggambarkan not atau nada tersebut dibaca panjang atau pendek
atau dengan durasi yang lama atau sebentar.
-
Ritme menyangkut ketukan detik yang teratur
dan pola yang teratur.
-
Syair dan lirik.
Adapun
komponen yang harus diperhatikan dalam musikalisasi puisi sebagai berikut.
-
Penghayatan
yaitu memahami dan merasakan isi puisi
yang akan dimusikalisasi.
-
Vokal
yaitu kejelasan ucapan, jeda, kelancaran, dan ketahanan.
-
Penampilan
yaitu menampilkan musikalisasi puisi dengan gerakan-gerakan yang wajar, tidak
dibuat-buat, sesuai dengan penghayatan isi yang dibawakan.
Contoh puisi
yang baik untuk dimusikalisasi puisi.
“Dalam
Doaku”
(Karya: Sapardi Djoko Damono)
Dalam doaku subuh ini
kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata,
yang meluas hening siap menerima cahaya pertama,
yang melengkung hening karna kan menerima suara-suara.
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala
dalam doaku kau menjelma, pucuk-pucuk cemara, yang hijau
senantiasa,
yang tak henti-hentinya, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesah
entah dari mana.
Dalam doaku sore ini
kau menjelma seekor burung gereja
yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting gugurkan bulu bunga jambu,
yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan
mangga itu.
Magrib ini dalam doaku,
kau menjelma angin yang turun sangat perlahan...
dari nun di sana, berjijingkat di jalan kecil itu...
menyusup di celah-celah jendela dan pintu
dan menyentuh-nyentuhkan, pipi dan bibirnya, di rambut
dahi dan bulu, bulu mataku.....
Dalam doa malamku,
kau menjelma denyut jantungku, menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang
entah ba....tasnya,
yang setia menyusut rahasi demi rahasia, yang tak
putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku....
Aku mencintaimu
Itu sebabnya aku
Takkan pernah selesai mendoakan kes’lamatanmu...
Cerpen: Seno Gumira Ajidarma
Pelajaran Mengarang
Pelajaran
mengarang sudah dimulai.
Kalian
punya waktu 60 menit”, ujar Ibu Guru Tati.
Anak-anak
kelas V menulis dengan kepala hampir menyentuh meja. Ibu Guru Tati menawarkan
tiga judul yang ditulisnya di papan putih. Judul pertama “Keluarga Kami yang
Berbahagia”. Judul kedua “Liburan ke Rumah Nenek”. Judul ketiga “Ibu”.
Ibu
Guru Tati memandang anak-anak manis yang menulis dengan kening berkerut.
Terdengar gesekan halus pada pena kertas. Anak-anak itu sedang tenggelam ke
dalam dunianya, pikir Ibu Guru Tati. Dari balik kaca-matanya yang tebal, Ibu
Guru Tati memandang 40 anak yang manis, yang masa depannya masih panjang, yang
belum tahu kelak akan mengalami nasib macam apa.
Sepuluh
menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 Tahun, belum menulis sepatah kata pun di
kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan bergetar ditiup angin
kencang. Ingin rasanya ia lari keluar dari kelas, meninggalkan kenyataan yang
sedang bermain di kepalanya. Kenyataan yang terpaksa diingatnya, karena Ibu
Guru Tati menyuruhnya berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”,
“Liburan ke Rumah Nenek”, “Ibu”. Sandra
memandang Ibu Guru Tati dengan benci.
Setiap
kali tiba saatnya pelajaran mengarang, Sandra selalu merasa mendapat kesulitan
besar, karena ia harus betul-betul mengarang. Ia tidak bisa bercerita apa
adanya seperti anak-anak yang lain. Untuk judul apapaun yang ditawarkan Ibu
Guru Tati, anak-anak sekelasnya tinggal menuliskan kenyataan yang mereka alami.
Tapi, Sandra tidak, Sandra harus mengarang. Dan kini Sandra mendapat pilihan
yang semuanya tidak menyenangkan.
Ketika
berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”, Sandra hanya mendapatkan
gambaran sebuah rumah yang berantakan. Botol-botol dan kaleng-kaleng minuman
yang kosong berserakan di meja, di lantai, bahkan sampai ke atas tempat tidur.
Tumpahan bir berceceran diatas kasur yang spreinya terseret entah ke mana.
Bantal-bantal tak bersarung. Pintu yang tak pernah tertutup dan sejumlah
manusia yang terus menerus mendengkur, bahkan ketika Sandra pulang dari
sekolah.
“Lewat
belakang, anak jadah, jangan ganggu tamu Mama,” ujar sebuah suara dalam ingatannya, yang ingin selalu
dilupakannya.
***
Lima belas menit telah berlalu. Sandra tak
mengerti apa yang harus dibayangkanya tentang sebuah keluarga yang berbahagia.
“Mama,
apakah Sandra punya Papa?”
“Tentu
saja punya, Anak Setan! Tapi, tidak jelas siapa! Dan kalau jelas siapa belum
tentu ia mau jadi Papa kamu! Jelas? Belajarlah untuk hidup tanpa seorang Papa!
Taik Kucing dengan Papa!”
Apakah
Sandra harus berterus terang? Tidak, ia harus mengarang. Namun ia tak punya
gambaran tentang sesuatu yang pantas ditulisnya.
Dua
puluh menit berlalu. Ibu Guru Tati mondar-mandir di depan kelas. Sandra mencoba
berpikir tentang sesuatu yang mirip dengan “Liburan ke Rumah Nenek” dan yang
masuk kedalam benaknya adalah gambar seorang wanita yang sedang berdandan
dimuka cermin. Seorang wanita dengan wajah penuh kerut yang merias dirinya
dengan sapuan warna yang serba tebal. Merah itu sangat tebal pada pipinya.
Hitam itu sangat tebal pada alisnya. Dan wangi itu sangat memabukkan Sandra.
“Jangan
Rewel Anak Setan! Nanti kamu kuajak ke tempatku kerja, tapi awas, ya? Kamu
tidak usah ceritakan apa yang kamu lihat pada siapa-siapa, ngerti? Awas!”
Wanita
itu sudah tua dan menyebalkan. Sandra tak pernah tahu siapa dia. Ibunya memang
memanggilnya Mami. Tapi semua orang didengarnya memanggil dia Mami juga. Apakah
anaknya begitu banyak? Ibunya sering menitipkan Sandra pada Mami itu kalau
keluar kota berhari-hari entah ke mana.
Di
tempat kerja wanita itu, meskipun gelap, Sandra melihat banyak orang dewasa
berpeluk-pelukan sampai lengket. Sandra juga mendengar musik yang keras, tapi
Mami itu melarangnya nonton.
“Anak
siapa itu?”
“Marti.”
“Bapaknya?”
“Mana
aku tahu!”
Sampai
sekarang Sandra tidak mengerti. Mengapa ada sejumlah wanita duduk diruangan kaca
ditonton sejumlah lelaki yang menujuk-nunjuk mereka.
“Anak
kecil kok dibawa kesini, sih?”
“Ini
titipan si Marti. Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian dirumah.
Diperkosa orang malah repot nanti.”
Sandra
masih memandang keluar jendela. Ada langit biru diluar sana. Seekor burung
terbang dengan kepakan sayap yang anggun.
***
Tiga
puluh menit lewat tanpa permisi. Sandra mencoba berpikir tentang “Ibu”. Apakah
ia akan menulis tentang ibunya? Sandra melihat seorang wanita yang cantik.
Seorang wanita yang selalu merokok, selalu bangun siang, yang kalau makan
selalu pakai tangan dan kaki kanannya selalu naik keatas kursi.
Apakah
wanita itu Ibuku? Ia pernah terbangun malam-malam dan melihat wanita itu
menangis sendirian.
“Mama,
mama, kenapa menangis, Mama?”
Wanita
itu tidak menjawab, ia hanya menangis, sambil memeluk Sandra. Sampai sekarang
Sandra masih mengingat kejadian itu, namun ia tak pernah bertanya-tanya lagi.
Sandra tahu, setiap pertanyaan hanya akan dijawab dengan “Diam, Anak Setan!”
atau “Bukan urusanmu, Anak Jadah” atau “Sudah untung kamu ku kasih makan dan ku
sekolahkan baik-baik. Jangan cerewet kamu, Anak Sialan!”
Suatu
malam wanita itu pulang merangkak-rangkak karena mabuk. Di ruang depan ia
muntah-muntah dan tergelatak tidak bisa bangun lagi. Sandra mengepel
muntahan-muntahan itu tanpa bertanya-tanya. Wanita yang dikenalnya sebagai
ibunya itu sudah biasa pulang dalam keadaan mabuk.
“Mama
kerja apa, sih?”
Sandra
tak pernah lupa, betapa banyaknya kata-kata makian dalam sebuah bahasa yang
bisa dilontarkan padanya karena pertanyaan seperti itu.
Tentu,
tentu Sandra tahu wanita itu mencintainya. Setiap hari minggu wanita itu
mengajaknya jalan-jalan ke plaza ini atau ke plaza itu. Di sana Sandra bisa
mendapat boneka, baju, es krim, kentang goreng, dan ayam goreng. Dan setiap
kali makan wanita itu selalu menatapnya dengan penuh cinta dan seprti tidak
puas-puasnya. Wanita itu selalu melap mulut Sandra yang belepotan es krim
sambil berbisik, “Sandra, Sandra …”
Kadang-kadang,
sebelum tidur wanita itu membacakan sebuah cerita dari sebuah buku berbahasa
inggris dengan gambar-gambar berwarna. Selesai membacakan cerita wanita itu
akan mencium Sandra dan selalu memintanya berjanji menjadi anak baik-baik.
“Berjanjilah
pada Mama, kamu akan jadi wanita baik-baik, Sandra.”
“Seperti
Mama?”
“Bukan,
bukan seperti Mama. Jangan seperti Mama.”
Sandra
selalu belajar untuk menepati janjinya dan ia memang menjadi anak yang patuh.
Namun wanita itu tak selalu berperilaku manis begitu. Sandra lebih sering
melihatnya dalam tingkah laku yang lain. Maka, berkelebatan di benak Sandra
bibir merah yang terus menerus mengeluaran asap, mulut yang selalu berbau
minuman keras, mata yang kuyu, wajah yang pucat, dan pager …
Tentu
saja Sandra selalu ingat apa yang tertulis dalam pager ibunya. Setiap kali
pager itu berbunyi, kalau sedang merias diri dimuka cermin, wanita itu selalu
meminta Sandra memencet tombol dan membacakannya.
DITUNGGU
DI MANDARIN
KAMAR:
505, PKL 20.00
Sandra
tahu, setiap kali pager ini menyebut nama hotel, nomor kamar, dan sebuah jam
pertemuan, ibunya akan pulang terlambat. Kadang-kadang malah tidak pulang
sampai dua atau tiga hari. Kalau sudah begitu Sandra akan merasa sangat
merindukan wanita itu. Tapi, begitulah , ia sudah belajar untuk tidak pernah
mengungkapkanya.
***
Empat
puluh menit lewat sudah.
“Yang
sudah selesai boleh dikumpulkan,” kata Ibu guru Tati.
Belum
ada secoret kata pun di kertas Sandra. Masih putih, bersih, tanpa setitik pun
noda. Beberapa anak yang sampai hari itu belum mempunyai persoalan yang
teralalu berarti dalam hidupnya menulis dengan lancar. Bebarapa diantaranya
sudah selesai dan setelah menyerahkannya segera berlari keluar kelas.
Sandra
belum tahu judul apa yang harus ditulisnya.
“Kertasmu
masih kosong, Sandra?” Ibu Guru Tati tiba-tiba bertanya.
Sandra
tidak menjawab. Ia mulai menulis judulnya: Ibu. Tapi, begitu Ibu Guru Tati
pergi, ia melamun lagi. Mama, Mama, bisiknya dalam hati. Bahkan dalam hati pun
Sandra telah terbiasa hanya berbisik.
Ia juga hanya berbisik malam itu, ketika
terbangun karena dipindahkan ke kolong ranjang. Wanita itu barangkali mengira
ia masih tidur. Wanita itu barangkali mengira, karena masih tidur maka Sandra
tak akan pernah mendengar suara lenguhnya yang panjang maupun yang pendek di
atas ranjang. Wanita itu juga tak mengira bahwa Sandra masih terbangun ketika
dirinya terkapar tanpa daya dan lelaki yang memeluknya sudah mendengkur keras
sekali. Wanita itu tak mendengar lagi ketika dikolong ranjang Sandra berbisik
tertahan-tahan “Mama, mama …” dan pipinya basah oleh air mata.
“Waktu
habis, kumpulkan semua ke depan,” ujar Ibu Guru Tati.
Semua
anak berdiri dan menumpuk karanganya di meja guru. Sandra menyelipkan kertas di
tengah.
Di
rumahnya, sambil nonton RCTI, Ibu Guru Tati yang belum berkeluarga memeriksa
pekerjaan murid-muridnya. Setelah membaca separo dari tumpukan karangan itu,
Ibu guru Tati berkesimpulan, murid-muridnya mengalami masa kanak-kanak yang
indah.
Ia
memang belum sampai pada karangan Sandra, yang hanya berisi kalimat sepotong:
Ibuku
seorang pelacur.
Palmerah, 30 November 1991 *) Dimuat
di harian Kompas, 5 Januari 1992.
Terpilih sebagai Cerpen Pilihan Kompas 1993.
Pengetahuan Bahasa
Cara
Menggunakan Huruf Kapital
atau
Huruf Besar
A. Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf
kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia
mengantuk.
Apa
maksudnya?
Kita harus
beker keras.
Pekerjaan
itu belum selesai.
2. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik
bertanya, “Kapan kita pulang?”
Bapak
menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak! Kemarin engkau terlambat,” katanya.
“Besok
pagi,” kata ibu, “dia akan berangkat”.
3. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah, Yang
Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.
Tuhan akan
menunjukkan jalan kepada hamba-Nya
Bimbinglah
hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
4. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra
Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertetu, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Dia baru
saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini
dia pergi naik haji.
5. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil
Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, Laksamana
Muda Udara
Husein Sastranegara, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Gubernur Irian
Jaya.
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapakah
gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin
Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah,
Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah.
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
Mesin
diesel, 10 volt, 5 ampere
7. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
Bangsa
Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang
dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
Mengindonesiakan
kata asing
Keinggris-inggrisan
8. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,, dan
peristiwa sejarah.
Misalnya:
tahun
Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari
Galungan,
hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipkai
sebagai
nama.
Misalnya:
Soekarno dan
Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan
senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia
Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi
Dieng,
Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah
Baliem, Ngarai
Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan,
Teluk
Benggala, Terusan Suez.
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke
teluk, mandi di kali, menyeberabangi selat, pergi ke arah tenggara
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan
sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam
inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon
10. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti
dan.
Misalnya:
Republik
Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan
dan
Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden
Republik
Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
Menjadi
sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah
dan rakyat,
menurut undang-undang yang berlaku.
11. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen
resmi.
Misalnya:
Perserikatan
Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar
Repulik
Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
12. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan,
kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada
posisi awal.
Misalnya:
Saya telah
membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah
majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah
agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia
menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
13. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
Dr. : doctor
M.A. :
master of arts
S.E. :
sarjana ekonomi
S.H. :
sarjana hukum
S.S. :
sarjana sastra
Prof. :
professor
Tn. : tuan
Ny. : nyonya
Sdr. :
saudara
14. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan
pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak
Berangkat?” tanya Harto.
Adik
bertanya, “Itu apa, Bu?”
Surat
Saudara sudah saya terima.
“Silakan
duduk, Dik!” kata Ucok.
Besok Paman
akan datang.
Mereka pergi
ke rumah Pak Camat.
Para ibu
mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf
capital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kerabatan
yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita semua
harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak
dan adik saya sudah berkeluarga.
15. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah
Anda tahu?
Surat Anda
telah kami terima.
Pengetahuna Bahasa
Tentang
Kalimat Efektif
Apakah
yang dimaksud dengan kalimat efektif?
Kalimat
efektif yaitu kalimat yang tiap-tiap kata yang membangun kalimat tersebut
mempunyai fungsi yang pasti. Kalau sebuah kalimat memilki sebuah kata yang
tidak berfungsi, kalimat tersebut disebut kalimat mubazir, dan dianggap tidak
efektif. Contoh ; kalimat yang diawali dengan kata sambung seperti, dari, bagi,
dan dengan.
Di toko ini menyediakan pupuk.
(tidak efektif)
Toko ini menjual pupuk.
(efektif)
Walaupun
hujan tetapi dia pegi juga. (tidak efektif)
Walaupun hujan, dia pergi juga.(efektif)
Bagaimanakah
sebuah kalimat dikatakan efektif?
Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila memenuhi syarat kalimat efektif. Ada pun
sayarat kalimat efektif secara umum dibagi menjadi dua, yakni :
1. Syarat awal yang meliputi pemilihan
kata (diksi), dan penggunaan ejaan.
a.
Diksi
Pemilihan
kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar. (Keraf, 2009 : 24)
b.
Penggunaan ejaan
Ejaan
yaitu kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Jadi,
secara teknis yang dimaksud dengan ejaan adalah (1) penulisan huruf, (2)
penulisan kata, dan (3) penulisan tanda baca.
2. Syarat utama yang meliputi struktur
kalimat dan ciri kalimat efektif.
a. Struktur kalimat efektif,
Struktur
kalimat efektif meliputi:
1)
Struktur kalimat umum
Kalimat
yang baik minimal dibangun oleh sebjek dan predikat.
2)
Struktur kalimat paralel
Jika
sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan frase (kelompok kata), maka
ide-ide yang sejajar harus dinyatakan denga frase. Jika sebuah ide dalam suatu
kaliat dinyatakan dengan kata benda (misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka ide
lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan kata benda juga. demikian juga
halnya bila sebuah ide dalam suatu kalimat yang dinyatakan dengan kata kerja
(misalnya bentuk me-kan, di-kan), maka ide lainnya yang sederajat harus
dinyatakan dengan jenis kata yang sama.
Contoh
:
Kegiatannya meliputi pembelian buku,
membuat katalog, dan mengatur peminjaman
buku.(salah)
Kegiatannya meliputi pembelian buku,
pembuatan katalog, dan pengaturan peminjaman buku.
(benar)
kegiatannya ialah membeli buku,
membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku.(benar)
b. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Klimat
efektif memiliki empat ciri, yaitu:
1) Kesatuan (padu)
Sebuah
kalimat dikatakan padu apabila hubungan antar unsur dalam kalimat tidak
terganggu.
Contoh
:
Kepada para mahasiswa diharapkan
mendaftarkan diri di sekeretariat.
Di dalam keputusan itu merupakan
kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
Pada tahun ini merupakan tahun
terakhir masa dianasnya sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat
tersebut subjeknya kurang jelas karena diantar oleh partikel (kata-kata yang
digarisbawahi). Oleh karena itu, partikel perlu dihilangkan sehingga menjadi :
Para mahasiswa diharapkan
mendaftarkan diri di sekeretariat.
Keputusan ini merupakan
kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
Tahun ini merupakan tahun terakhir
masa dianasnya sebagai pegawai negeri.
2)
Hemat
Sebuah
kalimat dikatakan hemat apabila kalimat yang disusun tidak menggunakan kata
secara berlebihan. Atau dengan kata lain seberapa banyakkah kata yang
bermanfaat bagi pembaca atau pendengar.
Hal-hal yang membuat sebuah kalimat tidak hemat.
a)
Pengulangan subjek kalimat
Contoh :
Hadirin
serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan.
Menjadi :
Hadirin
serentak berdiri setelah mengetahui mempelai memasuki ruangan.
b)
Hiponim dihindarkan
Perhatikan contoh berikut.
Presiden
SBY menghadiri Rapin ABRI hari senin lalu.
Warna
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan adikku.
Bulan
Maret tahun ini, Presiden SBY akan mengadakan perjalanan muhibah ke beberapa
negara tetangga antara lain Malaysia.
Kalimat-kalimat tersebut diperbaiki degan menghilangkan kata
hari, warna, dan bulan sehingga menjadi:
Presiden SBY menghadiri Rapin ABRI
senin lalu.
Kuning dan ungu adalah warna
kesayangan adikku.
Maret tahun ini, Presiden SBY akan
mengadakan perjalanan muhibah ke beberapa negara
tetangga antara lain Malaysia.
c)
Pemakaian kata depan ‘dari’ dan
‘daripada’
Perhatikan contoh pemakaian dari dan daripada yang benar
berikut.
Pak Karto berangkat dari Bandung
pukul 7.30
Perhiasan yang indah itu terbuat dari
perak
Kalimat A lebih sukar daripada
kalimat B.
Bandingkan dengan contoh permakaian dari dan daripada yang
tidak benar berikut ini:
Anak dari tetangga saya Senin ini
akan dilantik menjadi dokter
Presiden menekankan, bahwa di dalam
pembangunan ini kepentingan daripada rakyat harus diutamakan.
Jadi penggunaan dari untuk menunjukkan arah (tempat),
asal-usul, sedangkan daripada berfungsi untuk membandingakan sesuatu benda atau
hal dengan benda atau hal lainnya.
3) Koherensi
Yaitu hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara
unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. (Gorys
Keraf).
Hal-hal yang menyebabkan kalimat tidak koheren :
a)
Karena tempat kata dalam kalimat
tidak sesuai dengan pola kalimat.
Contoh :
Adik saya yang
paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebunanjing (tidak
baik)
Adik saya yang
paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya
(baik)
b)
Karena salah mempergunakan kata
depan, kata penghubung, dan kata sebaimya.
Contoh :
Kami
saling bantu-membantu dalam hal kebaikan (salah)
Kami
saling membantu dalam hal kebaikan (benar)
Kami
bantu-membantu dalam hal kebaikan (benar)
Temanku
menceritakan tentang peristiwa itu (salah)
Temanku
menceritakan peristiwa itu (benar)
Temanku
bercerita tentang peristiwa itu (benar)
Pengamen
itu mengharapkan akan belas kasihan (salah)
Pengamen
itu mengaharapkan belas kasihan (benar)
Pengamen
itu berharap akan belas kasihan (salah)
c)
Karena salah menempatkan keterangan
aspek ( sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja tanggap.
Contoh :
Saya
sudah membaca buku itu hingga tamat. (baik)
Sudah
saya baca buku itu hingga tamat. (baik)
Saya
sudah baca buku itu hingga tamat. (kurang baik, bahasa percakapan)
Buku
itu saya sudah baca hingga tamat. (salah)
Buku
itu sudah saya baca hingga tamat. (baik)
4) Penekanan
Yaitu pemberian aksentuasi , pementingan atau pemusatan
perhatian pada salahsatu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian
kalimat yang diberikan penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar
atau pembaaca.
Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan
pada kalimat, antara lain dengan cara:
a)
Pemindahan letak frase
Contoh :
Harapan kami adalah agar soal ini
dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain kami berharap
kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Kita dapat membicarakan lagi soal
ini pada kesempatan lain demikian harapan kami.
Soal ini dapat kita bicarakan pada
kesempatan lain, demikian harapan kami.
b)
Mengulang kata-kata yang sama
Contoh :
Pembangunan dilihat sebaga proses
yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya dimensi ekonomi, tetapi
juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya.
5) Kevariasian
Contoh :
Dokter muda itu belum dikenal oleh
masyarakat desa Tumbuhmulia. (S-P-O)
Belum dikenal oleh masyarakat desa
Tumbuhmulia dokter muda itu. (P-O-S)
Dokter muda itu oleh masyarakat desa
Tumbuhmulia belum dikenal. (S-O-P)
Sebagai
tambahan, sebuah kalimat dikatakan efektif apabila tidak mengandung kalimat
yang ambigu (taksa) atau kalimat yang bermakna ganda.
Menurut
Kempson ketaksaan adalah kegandaan makna dari suatu tanda bahasa.
Contoh
:
Saya mencari pencukur rambut
- Saya
mencari orang yang pekerjaannya mencukur rambut
- Saya
mencari alat pencukur rambut
Isteri
sopir yang nakal itu cantik
- Isteri
sopir (yang cantik itu) nakal.
- Sopir
(yang beristeri cantik itu) nakal.
Ketaksaan
komunikasi lisan dapat dihindari dengan pemberian intonasi atau tekanan kata
secara tepat. Sedangkan ketaksaan komunikasi tulis dapat diatasi dengan
menyertakan konteks atas kalimat yang
mengandung ketaksaan.
Contoh
:
Saya mencari seorang sahabat.
Orangnya tinggi, kurus, kulit sawo matang, dan bernama Amir.
Saya mencari seorang sahabat.
Orangnya harus ramah, pintar, jujur, suka bekerja keras.
Referensi
A.
Referensi dari buku
Alwi, Hasan.
dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai
Pustaka.
Alwi, Hasan. Dkk (ed.). 2002. Telaah Bahasa dan Sastra.
Jakarta : Pusat Bahasa dan Yayasan Obor Indonesia
Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Sastra. Malang:
Sinar Baru Algensindo.
Chaer, A. 1993.
Grammatika Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi
Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Esten, Mursal. 2000. Kesustraan Pengantar
Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa.
Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi
Sastra. Yogyakarta: Pustaka Jaya.
Jabrohim, dkk. 2001. Cara Menulis
Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kamisa.
2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Cahaya Agency.
Keraf,
G. 2004. Komposisi. Ende: Nusa Indah.
Keraf,
G. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Luxemburg, Jan Van, Mieke Ball, dan
Willem G. Weststeijn. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia
(Terjemahan Dick Hartoko).
Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Prastowo, Andi. 2015. Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori,
Metode, dan Teknik Penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Jaya.
Putrayasa, I.B.
2006. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama.
Putrayasa, I.B.
2010. Kalimat Efektif. Bandung: PT. Refika Aditama.
Subela, Adji. 2003. Pengantin Agung. Jakart: PT Gria
Media Prima Jakarta.
Sudjiman, Panuti. 1984. Memahami
Cerita Rekaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugihastuti. 2007. Teori Apresiasi
Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugono,
D.(ed). 2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia jilid 2. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Tarigan, Henry Guntur. 1984.
Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Taum, Yoseph Yapi. 1997. Pengantar
Teori Sastra. Flores: Nusa Indah Utama.
Teeuw, A. 2003. Sastra dan Ilmu
Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
Wellek, Rene, dan Austin Warren. 1993.
Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (Terjemahan Melani
Budianto).
B. Referensi dari Internet
basindon.blogspot.co.id
berpendidikan.com
kbbi.web.id
belajar.kemdikbud.go.id
definisipengertian.net
www.dosenpendidikan.net
duniasukab.com
iwanwidy.blogspot.co.id
kabartumbuhmulia.blogspot.co.id
mastugino.blogspot.co.id
www.materikelas.com
www.gurupendidikan.net
ptk-bahasaindonesia.blogspot.co.id
kumpulansoal-soaldanpembahasanunsmp.blogspot.co.id